Apa jadinya jika seorang gadis bar-bar yang punya keahlian bela diri dan mampu mempergunakan berbagai macam senjata dengan baik, tiba-tiba tersedot pusaran waktu saat dirinya terjerembab pada lubang sumur yang dalam di tengah hutan saat dikejar oleh gangster.
Bukannya mati, tapi Aurora Valencia justru masuk ke dunia lain.
Di mana dia menemukan seorang lelaki berpakaian layaknya seorang pangeran sedang merintih kesakitan akibat luka di sekujur tubuhnya dan matanya.
Mata sosok pangeran itu mengeluarkan darah bagaikan telah ditusuk benda tajam yang mengakibatkan kebutaan permanen.
"Apakah ada orang, tolong aku." Ucap lelaki yang bernama Dexter Douglas dengan nafas terputus-putus.
Di waktu yang sama Aurora menemukan benda aneh berwujud seperti potongan kaca tapi saat disentuh, tubuh Aurora tersedot masuk ke dalam kaca yang ternyata terdapat sebuah ruangan luas penuh dengan hal-hal ajaib di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menara Hitam
Di saat Dexter dan Aurora sedang bergelut di bawah selimut. Seorang wanita berwajah jelek dan bengis sedang menuju Menara Hitam.
Kepergiannya tidak ada yang tahu, karena dia berangkat saat semua orang telah terlelap dalam peraduannya.
"Aku harus cepat, dan kembali ke Istana sebelum orang-orang terbangun dari tidurnya." Gumamnya lirih.
Selir Lusiana, ya wanita itu yang pergi ke luar Istana. Bukan dengan menunggangi seekor kuda. Tapi dia memanggil binatang yang terbang bagaikan kelelawar berukuran raksasa.
"Bawa aku pada Penyihir Hitam." Ucapnya pada sosok hewan menakutkan itu, yang anehnya seperti patuh.
Kepakan sayap lebarnya bahkan menghantam ranting dan dedaunan di sekitarnya.
Seorang Pria tua dengan pakaian serba hitam di bangunan yang juga bercat hitam abu-abu, sedang berdiri di depan jendala.
"Apa yang membawamu datang?" Tanyanya pada Selir Lusiana yang baru turun dari punggung kelelawar raksasa.
"Aku punya satu tugas untukmu." Jawab Selir Lusiana duduk angkuh di hadapan seorang penyihir hitam.
"Aku sudah selalu memenuhi perintahmu, berharap kamu bisa menepati janjimu. Sudah puluhan tahun aku terpenjara dalam Menara Hitam tanpa bisa keluar, meskipun jendela ini terbuka. Kapan kamu membebaskanku, Selir Lusiana?" Tanya Penyihir Hitam yang terpenjara sejak kematian Kakeknya Pangeran Dexter. Karena Penyihir Hitam inilah yang berusaha menyalahgunakan portal lorong waktu.
"Makanya kamu harus bantu aku sekali lagi, Louis gagal menikah. Dia juga gagal dinobatkan sebagai Putra Mahkota karena ada seorang wanita yang entah dari mana asalnya telah membuat banyak kekacauan. Aku tidak punya bukti kuat, tapi feelingku jauh lebih kuat. Jika dia yang sudah menjarah bahan makanan dan isi Istana."
"Duke Archon murka, menganggap jika Kerajaan Thornewood Eldoria telah mempermainkannya. Sehingga Putri Diandra dipaksa pulang, dan memutuskan hubungan pertunangan Louis dan Diandra di hadapan Raja. Kamu harus memberikanku racun yang bisa melumpuhkan wanita itu dalam sekejap, dan yah aku juga ingin menyingkirkan Ratu Dianira selamanya. Aku membuat maduku itu mati."
"Apa bayarannya?" Tanya Penyihir Hitam.
"Kebebasanmu, akan aku berikan kebebasan untukmu jika kamu berhasil menyingkirkan semua batu sandunganku yang mengganggu. Dengan begitu, Louis akan tetap menjadi Raja dan aku akan menjadi Ibu Suri yang punya kekuasaan tertinggi di Kerajaan ini. Bagaimana tawaranku, cepat buatkan racunnya. Karena aku harus cepat kembali."
Penyihir Hitam itu tidak banyak kata, kemudian dia masuk ke dalam diikuti oleh Selir Lusiana. Ya, orang lain bisa masuk ke Menara Hitam tapi Penyihir Hitam tidak bisa keluar dari Menara Hitam karena ada perisai tak kasat mata yang jika nekat dilewati maka tubuh Penyihir Hitam akan terbakar menjadi abu.
Penyihir Hitam nampak serius mencampurkan aneka bahan dari tumbuhan racun, darah ular berbisa dan juga ditambah sihir yang membuat ramuan itu tidak akan mudah terdeteksi.
"Yang merah untuk wanita itu, yang hijau untuk Ratu Dianira. Ingat berikan sedikit demi sedikit yang untuk Ratu, supaya kematiannya terlihat seperti alami karena sakit."
"Sedangkan untuk wanita itu, berikan seluruhnya supaya dia mati hari itu juga. Ingat jika ada masalah, jangan pernah libatkan namaku. Aku tidak ingin dihukum lebih lama lagi." Ucap Penyihir Hitam.
"Baiklah, terima kasih atas bantuannya. Tunggu di sini, jika rencanaku berhasil maka aku akan membebaskanmu dari sini." Ucap Selir Lusiana.
Setelah itu Selir Lusiana meninggalkan Menara Hitam, di mana hanya ada satu lantai di ketinggian 50 meter di atas tanah. Tidak ada tangga dan pintu. Hanya ada jendela yang mengelilingi menara, mirip seperti menaranya Rapunzel.
Lalu bagaimana Penyihir itu makan? Jawabannya adalah dia makan dari pemberian hewan peliharaannya yang mencarikan.
Dulu Penyihir Hitam adalah teman satu perguruan dengan Kakek Raja. Tapi karena iri dengki karena selalu kalah dalam segala hal, membuatnya membelot dan malah berguru dengan orang-orang pembenci Kerajaan.
Puncaknya ketika dia mencuri Ruang Ajaib melalui Portal Lorong Waktu. Kehancuran dan malapetaka besar dia ciptakan dengan bantuan Ruang Ajaib.
Sehingga terjadi pertempuran hebat antara Kakek Raja dan Penyihir Hitam. Penyihir Hitam berhasil dikalahkan dan dihukum seumur hidup mendekam dalam Menara Hitam yang dibuatnya sendiri. Tapi akibat pertempuran itu, kesehatan Kakek Raja menurun dan akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya. Bersama dengan Ruang Ajaib dan Portal Lorong Waktu yang dihancurkan.
Sementara itu di salah satu kamar Penginapan yang dihuni pasangan pengantin paling absurd se dunia. Dua insan yang baru menyelesaikan permainan sepuluh ronde hingga cahaya mentari pagi menembus lubang jendela.
"Euugghhh... Badanku rasanya remuk semua. Pangeran ini meskipun buta, tapi urusan ina inu tepat sasaran." Ucap Aurora merasakan perutnya berat.
"Dia memelukku erat sekali, seolah aku akan minggat kalau pelukannya longgar. Heii... Pangeran bangun sudah siang, aku lapar." Ucap Aurora.
"Maaf ya sudah membuatmu kelaparan. Kamu mandilah dulu, nanti gantian setelahnya aku." Ucap Dexter santai.
"Hmm... Kita ke pasar lagi?" Tanya Aurora ingin melanjutkan aksinya.
"Iya, tapi tidak buka lapak."
"Kita akan berbelanja, bukankan wanita sangat senang berbelanja saat liburan?" Tanya Dexter sambil merengkuh kembali tubuh sexy istrinya yang sudah bersiap pergi ke kamar mandi.
"Iya sih, tapi apa yang ingin ku beli. Aku bingung. Tapi ya sudah kita jalan-jalan saja, siapa tahu ada yang seru." Ucap Aurora semangat.
Setelah memastikan Aurora tidak ada, Dexter meremas kuat kedua tangannya. Dia ingat bagaimana semalam saat sisi lain dirinya mencoba mengambil alih kendali atas dirinya lagi.
"Kenapa kamu datang di saat tidak tepat, bukankah kita sudah sepakat sejak awal." Ucap Dexter.
"Aku juga ingin bersenang-senang menikmati wanita kita." Ucap seseorang.
"Tidak, Aurora hanya wanitaku seorang. Kamu hanya boleh hadir ketika aku sedang membutuhkan kekuatanmu Freakazoid." Jawab Dexter dengan suara mendesis.
"Itu tidak adil sekali namanya, kamu terus menyembunyikanku selama ini. Dan hanya memperbolehkanku kekuar saar melawan ketidak adilan orang tua. Kenapa kamu takut menghadapi sendiri Raja dan Ratu." Sindir Freakazoid.
"Kamu tahu sendiri alasannya, sejak Ayah memiliki Selir dan lahir Louis aku bagaikan anak tiri. Yang selalu diabaikan dan diremehkan. Ibunda Ratu bahkan acuh padaku. Semua beban kesedihan Ibunda Ratu dituangkan padaku tanpa peduli perasaanku. Seolah aku anak tak berguna yang selalu dipandang sebelah mata berbeda dengan Louis." Ucap Dexter.
"Kalau begitu supaya adil, kamu harus perkenalkan aku dengan Aurora. Istri kita berhak tahu tentang kamu yang memiliki aku dalam dirimu." Ucap Freakazoid dengan tegas.
Cekleekkk...
"Kamu sedang berbicara dengan siapa tadi, Pangeran?" Tanya Aurora setelah keluar dari kamar mandi.
"Suatu saat akan aku beri tahu, tapi tidak untuk sekarang."