NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Istri Rival

Tiba-tiba Jadi Istri Rival

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Romantis / Time Travel / Enemy to Lovers / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: zwilight

Saat membuka mata, Anala tiba-tiba menjadi seorang ibu dan istri dari Elliot—rivalnya semasa sekolah. Yang lebih mengejutkan, ia dikenal sebagai istri yang bengis, dingin, dan penuh amarah.

"Apa yang terjadi? bukannya aku baru saja lulus sekolah? kenapa tiba-tiba sudah menjadi seorang ibu?"

Ingatannya berhenti disaat ia masih berusia 18 tahun. Namun kenyataannya, saat ini ia sudah berusia 28 tahun. Artinya 10 tahun berlalu tanpa ia ingat satupun momennya.

Haruskah Anala hidup dengan melanjutkan peran lamanya sebagai istri yang dingin dan ibu yang tidak peduli pada anaknya?
atau justru memilih hidup baru dengan menjadi istri yang penyayang dan ibu yang hangat untuk Nathael?

ikuti kisah Anala, Elliot dan anak mereka Nathael dalam kisah selengkapnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zwilight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 17 | the Cold Mother In Law

Malam itu angin mengalun pelan, langit dipenuhi bintang-bintang yang bertaburan. Anala duduk di kursi depan dengan perasaan gelisah, membayangkan bagaimana murkanya Mami Elliot saat berhadapan dengan orang yang mengkhianati putra semata wayangnya.

Ini mati sih, Mami pasti benci banget sama aku.

Mobil berhenti tepat di pekarangan rumah keluarga Elliot—megah dan terawat seperti yang ada dalam ingatannya. Ia menoleh sekilas pada Elliot yang nampak menahan nafas untuk sesaat, entah kenapa perasaannya semakin memburuk.

Berbeda dengan dua orang dewasa yang tampak gelisah, Nathael justru tersenyum sumringah melihat sosok neneknya dari balik jendela mobil.

"Yaya!" panggil Nathael begitu keluar dari mobil.

Yia-yia (nenek dalam bahasa Yunani) panggilannya untuk sang nenek dari pihak ayah. Wanita paruh baya itu menghampiri cucunya sambil melebarkan tangan, mempersilahkan Nathael untuk memeluknya.

"Oh astaga, lihat ini siapa yang datang..."

Nathael langsung berlari dan menghamburkan diri dalam pelukan neneknya. "Nael kangen Yaya,"

"Yaya juga kangen Nael." suaranya lembut, bibirnya sibuk menciumi setiap inci wajah Nathael penuh kerinduan. Sesekali bocah kecil itu terkekeh geli saat neneknya tak henti menciumi. Anala tersenyum ringan melihat interaksi manis keduanya.

"Aduh Yaya, udah dong..." tawanya tersendat diikuti rasa geli yang dirasakannya. "Geli Yaya." lanjutnya lagi masih dengan kekehan geli.

Sementara itu Elliot mendekat pada sang Mami sesaat setelah Nael berhasil kabur dari pelukan neneknya itu. Pria itu tersenyum simpul sambil mengulurkan sebuah hadiah pada sosok malaikat dihidupnya.

"Selamat ulang tahun, Mi." ujarnya dengan mata yang menatap lembut.

Maminya nampak terharu, ia membawa Elliot kedalam pelukannya. "Dasar anak ini, masih saja kaku didepan Maminya," tak lupa dengan satu kecupan ringan dipipi kiri sang anak.

Elliot pasrah saat ibunya memperlakukan pria beranak satu seperti bocah. Mata malasnya tak dapat disembunyikan, begitupun dengan rasa malu yang coba ia tutupi didepan anak dan istrinya.

"Jangan perlakukan aku seperti anak kecil, Mi. Malu depan Nael." gumamnya pelan sambil berusaha bisik-bisik. Meski hanya mendapat balasan satu cubitan dari Maminya. "Nggak usah lebay!" ejek Maminya.

Bersamaan dengan itu, Anala ikut mendekat dan menyampaikan ucapan dengan setulus mungkin. Matanya sampai menyipit terbawa senyum. "Mami, happy birthday."

Mami menatapnya kesal sambil membuang muka dengan malas. "Oh tumben kamu datang? Mami kira kamu udah lupa masih punya mertua."

Anala mengulum bibir sebelum akhirnya bicara dengan pandangan tertunduk, jelas merasa bersalah. "Aku minta maaf atas semua sikap kurang ajarku selama ini, Mi."

Mami menyeringai dengan tatapan muak. "Maaf?" ulangnya sambil berpangku tangan memberi pandangan merendahkan. "Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak akan bisa dilupakan hanya karena kata maaf. Menyebalkan!"

Anala terkesiap, wajahnya merah padam merasa malu. Ujungnya tangannya terasa dingin, karena pertama kali melihat Mami mengatakan hal sedingin itu padanya. Ia hanya bisa menunduk dengan ujung jari yang menggenggam dressnya.

Anala yang tertunduk membuat mertuanya semakin jengkel. Ia mendengus kasar sambil menatap tajam pada Anala lewat sudut matanya. "Benar-benar tebal muka. Berani muncul didepan seorang ibu yang anaknya kamu selingkuhi."

"Benar-benar tidak punya malu!" lanjutnya dengan ucapan yang makin menyakitkan.

Sementara itu Elliot langsung mengambil sikap, membatasi ibunya agar tidak bersikap keterlaluan pada Istrinya. "Stop, Mi!"

"Kamu selalu membela dia, padahal Mami melakukan ini demi kamu!"

Elliot tidak mendengarkan itu, dia tetap dengan wajah datar dan seriusnya. Ia menghela napas pelan sebelum akhirnya bicara yang terdengar seperti ancaman. "Kita masuk atau aku akan bawa Nael dan Anala pulang!"

Mami membelalak, wajahnya jelas menunjukkan tingkah tak percaya. Ia berdecak kesal sebelum akhirnya setuju untuk tidak memperpanjang segalanya. "Oke fine!"

***

Dentingan sendok dan piring terdengar dari meja makan, keluarga itu baru saja menyelesaikan makan malam mereka dengan situasi yang tak bagus. Gabungan antara benci dan cinta yang dipadu menjadi satu.

Ditengah-tengah momen itu, sosok Nathael muncul untuk menyeimbangkan segalanya. Tepat setelah ia meneguk air dari gelasnya ia menatap neneknya dengan percaya diri. "Yaya... Minggu lalu Nael menang lomba mewarnai, dapat piala dan uang jajan."

"Astaga, cucu Yaya hebat banget." suara Yaya terdengar bahagia, persis respon yang diinginkan oleh seluruh anak kecil.

"Nanti kalau Yaya main ke rumah, Nael tunjukin ya gambarnya."

"Yaya jadi nggak sabar pengen liat."

Nathael masih tersenyum sambil bicara dengan matanya yang berbinar. Matanya menangkap kue ulang tahun didepannya, lalu berseru kembali. "Yaya mau minta hadiah apa dari Nael?"

Wanita paruh baya itu tertegun, matanya melebar sambil berpikir panjang tentang jawabannya. "Hmm... gimana kalau Yaya minta satu gambar buatan Nael?"

"Boleh, tapi Nael minta pensil dan pewarna ya?" Yaya mengangguk sambil mengacungi jempol "Beres itu, Sayang!"

Ia memanggil pembantu dengan membunyikan lonceng yang tersedia di meja. "Imah, tolong berikan Nael alat tulis lengkap dengan set warna." pelayan itu mengangguk mengerti dengan pandangan menunduk. "Baik Nyonya. Mari tuan Muda, ikut Bibik"

Nathael ikut pergi bersama Imah menuju ruang lain, sehingga situasi di meja makan itu semakin menyesakkan. Anala bisa merasakan tatapan tak suka dari mertuanya, begitupun dengan Elliot yang seperti lelah berada di kondisi yang tak mengenakkan.

Mami menyesap wine berwarna merah pekat dari gelas cantiknya sebelum ia bicara serius pada Anala. Matanya seperti seorang predator yang siang memangsa. "Sepertinya Nael mewarisi bakat kamu. Semoga saja hanya itu. Jangan sampai dia juga meniru sikap tukang selingkuh yang kamu punya."

Lagi-lagi tangannya terasa dingin setiap kali Mami menyerangnya tepat sasaran. Ia mengepalkan tangan, lalu perlahan mengangkat pandangan untuk bicara lebih berani. "Anala tau, apa yang terjadi di masa lalu itu sulit untuk dimaafkan. Tapi Anala berjanji akan berubah, Mi."

"Siapa orang yang akan percaya dengan omong kosong seperti itu?" sembur Mami dengan ketus, tak lupa dengan seringai satirnya.

"Mi, Anala—"

"Andai saja Elliot tidak mati-matian mempertahankan kamu, sudah sejak dulu saya jodohkan dia dengan perempuan yang jauh lebih baik dan terhormat dibanding kamu."

Elliot mengeraskan rahang, makin lama pembicaraan ini semakin tak nyaman. Ia memandang Mami dengan tatapan ingin dimengerti. "Jangan bicara aneh, Mami."

Mami mengernyit sambil berpangku tangan. "Mami nggak bicara aneh, kenyataannya memang begitu. Banyak anak teman Mami yang menyukai kamu, dan mereka jauh lebih baik dari wanita gampangan yang kamu anggap sebagai istri ini." kalimat itu diakhiri dengan satu tunjukan lurus yang mengarah pada Anala.

Elliot membelalak dengan tangan yang mengepal kuat. Mami terang-terangan menunjukkan rasa tak sukanya didepan Anala. "Jangan hina Anala didepan aku Mi. Bagaimanapun juga dia masih istri aku. Dia menantu Mami."

"Setelah apa yang dia lakukan, kamu tetap membela dia sepenuh hati?" Elliot tak goyah oleh apapun yang dikatakan Maminya. Matanya tetap sama, seolah bersedia mati berdarah-darah demi istrinya. "Ya sudah... terserah kamu saja, Elliot!"

Mami pergi dengan wajah marah, meninggalkan Anala dan Elliot hanya berdua dimeja yang terasa dingin itu. Elliot memegang pelipisnya sambil mendesah frustasi. "Astaga..."

Setelah kepergian Mami, Elliot mencoba memberikan pengertian dan rasa tenang pada Anala. Ia masih tetap bersikap baik, lembut dan perhatian meski harus berdebat rumit dengan Maminya sendiri.

Kini, Elliot sudah duduk tepat didepan Maminya. Bicara empat mata sambil menggenggam tangan malaikatnya itu dengan lembut. "Aku tau Mami marah sama Anala demi melindungi harga diriku, tapi itu bukan sesuatu yang aku mau, Mi."

Mami yang sebelumnya menoleh ke arah lain, mulai memandang Elliot dengan tatapan resah dan khawatir. "Sudah lah El, ceraikan saja Anala. Kamu pantas mendapatkan istri yang jauh lebih baik dari dia."

Namun apapun yang Mami katakan, keputusannya sudah bulat. Ia menggeleng cepat tanpa keraguan. "Aku nggak bisa ninggalin Anala, Mi. Aku mencintai dia."

Mami terkekeh dengan jawaban yang terdengar menyebalkan itu. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman mengejek. "Setelah apa yang dia lakukan kamu masih tetap mencintai dia?"

"Itu—"

Melihat Elliot yang gelagapan menjawab membuat Mami semakin frustasi. Mami balik menggenggam tangan Elliot, memandangnya dengan serius. "Kamh benar-benar tumbuh jadi laki-laki yang naif, El. Sejak melahirkan Nael, dia sudah bukan Anala yang kita kenal lagi. Dia berubah jadi sosok lain."

Elliot tertohok oleh ucapan itu. Bayangan masa lalu kembali menghantuinya. Matanya terpejam, mencoba melupakan hal yang terlintas dibenaknya. "Oleh sebab itu aku nggak bisa ceraikan dia." jawabnya seperti menahan sesuatu.

Kepalanya tertunduk, matanya mendadak sendu layaknya kolam kesedihan. "Aku merasa kalau semuanya terjadi karena kesalahanku, Mi. Aku ninggalin dia buat kerja ke luar negeri ketika dia hamil besar, dan aku bahkan nggak bisa hadir tepat waktu dihari persalinan dia."

"Tapi itu bukan kemauan kamu. Justru kamu ngelakuin itu demi masa depan kalian, kamu mau anak dan istri kamu punya kehidupan yang stabil."

"Iya tapi tetap aja salah, Mi. Harusnya Aku ada disisi Anala ketika dia lagi berada di situasi sesulit itu. Bukannya mikirin kerjaan dan lepas tanggung jawab begitu saja."

Segalanya berubah jadi semakin emosional. Elliot terus larut dalam penyesalan, sementara Maminya berharap ia segera sadar dan keluar dari ruang penyesalan itu.

Mami menarik napas panjang, menatap putranya dengan pandangan paling dalam. "Lalu mau sampai kapan kamu bertahan dihubungan seperti itu, El?"

Pria itu menggeleng lagi, "Aku nggak tau Mi."

Mami pun menyerah. Tak ada lagi yang dapat dia katakan untuk meyakinkan putranya. Ia bangkit dari duduknya lalu bicara singkat sebelum meninggalkan Elliot. "Ya sudah lah, terserah kamu saja. Semoga Anala benar-benar berubah seperti yang dia katakan."

Elliot hanya diam, enggan menjawab. Bayangan Anala berada dalam pelukan Yohane semalam masih terasa basah dan menyakitkan.

Sementara itu, Anala diam-diam mendengar pembicaraan mereka. Matanya membulat setiap kali mendengar fakta yang sejauh ini tak pernah ia tau. Satu poin penting yang ia dapatkan bahwa dirinya berubah total setelah melahirkan, dan hal itu sedikit memancing potongan puzzle dalam ingatannya.

"Aku nggak mau kamu ke luar negeri El, aku butuh kamu disini."

"Maaf sayang, aku juga berat buat pergi. Tapi kalau aku nggak pergi, semuanya bisa hancur. Aku nggak mau kamu dan anak kita hidup susah, sayang."

Anala merasa pusing hingga nyaris tumbang. Tungkainya mendadak lemas, hingga harus dibantu dengan sanggahan. Nafasnya terengah, peluhnya menetes sebesar biji jagung. Ingatan yang baru saja muncul sama sekali tak dapat dia mengerti.

Ingatan apa itu?

1
Mayuza🍊
semoga nanti author dan readers dapat suami kayak Elliot yaa😭
__NathalyLg
Aduh, abis baca ini pengen kencan sama tokoh di cerita deh. 😂😂
Mayuza🍊: mana bener lg 😔
total 1 replies
Ahmad Fahri
Terpana😍
Mayuza🍊: haii kaa makasih banyak supportnya ya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!