Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang bersama Mertua
Aulia sesuai rencana datang ke rumah sakit di poli kandungan untuk memeriksakan dirinya. Dokter yang sama saat ia pertama kali menjalani pemeriksaan.
"Selamat siang, Mbak Aulia. Apa kabar?" sapa dokter kandungan.
"Selamat siang, Dokter Tesya. Syukurlah baik baik saja, hanya saja saya ingin memastikan lagi kondisi kandungan saya" sahut Aulia yang sudah duduk di hadapan sang dokter.
"Boleh banget. Sudah 2 mingguan yang lalu ya sejak pemeriksaan pertamanya, apakah ada keluhan?" tanya dokter.
"Tidak ada keluhan sih dok. Saya juga tidak merasa mual ataupun perasaan tidak nyaman di tubuh saya. Hanya saja kadang kadang merasa pusing dan lemas" jawab Aulia.
"Oke, baiklah. Kita cek tekanan darah dan hb nya dulu ya. Mungkin saat ini Mbak Aulia mengalami anemia yang sering dialami wanita hamil" ujar Dokter Tesya.
Aulia menurut.
Beberapa saat kemudian, hasil tekanan darah dan kandungan hb dalam darah Aulia keluar.
"Wah wajar sekali kalau merasa pusing. Ini tekanan darahnya rendah 90/60 mmHg dan Hb nya juga rendah hanya 10,9 g/dL padahal normalnya untuk trimester pertama antara 11,6 - 13,9 g/dl. Kurang makan sayur ini ya" jelas dokter.
Aulia hanya bisa senyum tipis. Lalu dokter Tesya pun ikut tersenyum agar pasiennya tidak merasa tertekan.
"Masih bisa ditingkatkan lagi. Nanti saya bantu resepkan obat vitamin dan penguat kandungannya. Mbak Aulia santai aja dengan kehamilan ini dan sepertinya memang anda lebih rileks sekarang" ujar dokter.
Melihat cincin di jari manis pasiennya, Dokter Tesya tersenyum tapi tidak ingin membahas lebih jauh lagi.
"Baiklah, ayo kita periksa janinnya" ajaknya kemudian.
Aulia pun merebahkan diri di brankar untuk pemeriksaan USG.
"Kondisi janin normal, ukurannya juga normal. Kandungan anda dalam kondisi baik" jelas dokter.
Aulia tersenyum bahagia mendengarnya.
"Usianya udah jalan 8 minggu" lanjut sang dokter.
Aulia tidak mengeluarkan suaranya sama sekali dan memilih mendengarkan penjelasan dokter tanpa menyahuti.
Pemeriksaan kandungan sudah selesai, kini Aulia sudah duduk kembali dihadapan Dokter Tesya yang sedang meresepkan obat dan vitamin.
"Obat dan vitamin ini diminum sampai pemeriksaan selanjutnya bulan depan ya. 4 atau 5 minggu lagi, Mbak Aulia bisa datang lagi kesini. Jangan lupa setiap hari setidaknya sekali dari 3 kali jadwal makan ada sayurannya. Jangan terlalu lelah atau stress juga ya" jelas dokter.
"Baik, dok. Terima kasih banyak" sahut Aulia lalu pamit keluar ruang pemeriksaan poli kandungan dan menebus resep.
Tak lama kemudian, obat dan vitamin sudah didapat, ia kembali ke apartemen menggunakan taxi online. Namun saat di perjalanan, ia mendapatkan panggilan dari ibu mertua. Aulia pun mengangkatnya.
"Hai menantu ibu, lagi dimana?" tanya Yeni, ibu dari Adi.
Deg.
Aulia langsung panik namun ia segera mengatur dan memikirkan jawabannya. Jawaban yang tidak langsung berbohong tapi juga kurang tepat.
"Hai ibu..aku lagi cari makan siang dulu karena Mas Be..eh Mas Adi lagi dinas luar ke Singapura" jawabnya.
"Ya tadi pagi ibu sudah ditelepin Adi sih mangkanya ini telepon kamu niat mau ngajak makan siang bareng" sahut Yeni.
"Ini kamu udah beli makan atau belum?" tanyanya lagi.
"Masih di jalan sih, bu. Jalanannya macet" jawab Aulia jujur karena jalan siang hari di daerah pusat Jakarta cukup ramai.
"Oh ya sudah, datang saja kerumah ya. Ibu sama Ayah tunggu" ajak Yeni.
"Apa aku ndak ngrepoti ibu?" tanya Aulia sungkan.
"Gak ada repot ngrepoti. Kamu udah jadi anak keluarga Bagaskara. Datang saja kesini ya, ibu tunggu" jawab Yeni.
Aulia pun tidak bisa menolak dan mengiyakan ajakan sang ibu mertua.
Panggilan terhenti.
Aulia mengganti tujuan alamat taxi onlinenya dan memberitahu bapak driver. Untung saja tidak terlalu jauh muternya untuk balik kearah rumah keluarga sang suami.
Sesampainya di rumah keluarga Bagaskara sekitar jam 2 siang.
Aulia disambut ramah oleh Yeni, sedangkan ayah mertuanya menyambut selayaknya bapak bapak normal tanpa lebay dan alay.
Yeni memasak opor ayam dan semur daging. Sayurannya ada salad sayur. Perpaduan masakan Indonesia dan Western.
Sayuran selalu menjadi makanan nomor satu di meja makan keluarga Bagaskara ini.
"Makan yang banyak. Ayah tau, ngurus Adi agak susah ya" celetuk Bambang.
"Tidak susah sama sekali kok Yah. Mas Adi tipe suami yang baik dan pengertian" sahut Aulia.
"Alhamdulillah kalau gitu. Ayah takut Insomnianya buat kamu gak bisa tidur" ujar Bambang lalu mendapatkan tatapan tajam dari sang istri.
"Insomnia Mas Adi sudah semakin membaik. Aku sama sekali tidak terganggu. Ayah jangan khawatir. Aku berusaha untuk membantu memulihkan jam tidur mas Adi senormal mungkin" ucap Aulia.
"Memang kalau udah nikah itu bisa jadi obat tersendiri. Tidur bareng bisa menambah imun suami istri" sahut Yeni.
Aulia hanya bisa senyum tipis mendengarnya.
Mereka bertiga pun makan siang bersama dengan obrolan ringan dan beberapa pertanyaan dari Bambang seperti menyudutkan Aulia namun menantunya ini ternyata pintar menjawab.
Yeni pun kagum dengan kesabaran dan ketenangan Aulia.
Begitu juga dengan Bambang, pertanyaan tajam yang ia tujukan kepada sang menantu bukan karena tidak beralasan, tapi pria berusia 60 tahunan ini mencoba menilai bagaimana Aulia memandang putra bungsunya.
Aulia terlihat sebagai wanita dan istri yang baik untuk Adi Bagaskara di mata kedua mertuanya.
Setelah makan siang, Aulia tidak begitu saja bisa langsung kembali ke apartemen, Yeni mengajaknya video call dengan Adi yang saat ini sedang di bandara Singapura sebelum masuk pesawat.
Jam set4 sore pesawat dari Singapura terbang ke Jakarta. Dan sekarang masih jam 3.
"Loh kamu udah mau balik, Di?" tanya Yeni.
"Iya bu. Dinasnya lebih cepat selesai jadi ya aku langsung balik aja" jawab Adi.
"Alhamdulillah kalau gitu. Istrimu nunggu disini aja ya sampai kamu pulang atau malam ini kalian nginep dirumah ayah dan ibu aja biar pernah gimana?" tawar Yeni.
"Coba tanyakan ke istriku aja bu. Aku nurut aja" sahut Adi.
Lalu Yeni menoleh kearah Aulia dan memberikan wajah penuh harapan.
"Aku sih mau saja menginap disini bu, tapi aku tidak membawa baju ganti" ucap Aulia.
"Kalau itu mah tenang aja. Dirumah ini banyak baju ibu dan Anggun, kakak iparmu. Atau kalau kamu mau habis ini kita ke mall untuk berbelanja sambil nunggu Adi sampai gimana?" ajak Yeni.
Aulia terlihat malu malu alias sungkan.
"Udah gapapa, ikut ibu aja. Biar pernah belanja bareng ibu" sahut Adi dari layar ponsel.
Aulia lagi lagi tak berkutik dan tidak bisa menolak.
Ia pun mengangguk mengiyakan.
Panggilam pesawat yang akan dinaiki Adi sudah terdengar, pria itu pamit untuk menghentikan panggilan karena akan masuk pesawat.
Setelah itu, Yeni bersiap untuk pergi ke mall bersama Aulia.