NovelToon NovelToon
Harem Sang Putri

Harem Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Cinta Istana/Kuno / Satu wanita banyak pria
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: miaomiao26

Seharusnya, dengan seorang Kakak Kaisar sebagai pendukung dan empat suami yang melayani, Chunhua menjadi pemenang dalam hidup. Namun, kenyataannya berbanding terbalik.

Tubuh barunya ini telah dirusak oleh racun sejak bertahun-tahun lalu dan telah ditakdirkan mati di bawah pedang salah satu suaminya, An Changyi.

Mati lagi?

Tidak, terima kasih!

Dia sudah pernah mati dua kali dan tidak ingin mati lagi!
Tapi, oh!

Kenapa An Changyi ini memiliki penampilan yang sama dengan orang yang membunuhnya di kehidupan lalu?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miaomiao26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Menuju perburuan: 2

Perburuan musim gugur dilaksanakan tepat sepuluh hari setelah pemberitahuan dikeluarkan.

Kabut tipis masih menggantung di atas ibu kota ketika suara genderang istana bertalu-talu. Jalan utama penuh sesak oleh rakyat yang ingin menyaksikan arak-arakan kekaisaran lewat.

Pasukan kavaleri di barisan depan memecah kabut, derap kuda mereka berat dan berirama.

Di belakangnya, barisan pengawal berzirah perak berkilau di bawah cahaya matahari pagi, bendera-bendera berkibar, asap dupa dari wadah perunggu menebarkan aroma halus di antara wangi dedaunan luruh.

Kereta Putri Agung Fangsu berjalan di tengah barisan. Tirai sutra merah keemasan berayun setiap roda melintasi jalan berbatu.

Dari dalam, terdengar tawa pelan yang bening dan lembut, seperti tidak menyadari seluruh mata tertuju padanya.

An Changyi yang menunggang kudanya di sisi barisan, mencondongkan tubuh. Tangannya mengetuk pelan dinding kereta dua kali. Saat tirai terangkat, bukan Chunhua yang pertama kali terlihat.

Melainkan Feng Jun.

Pria muda itu menatapnya tenang, wajahnya lembut dan dia tidak berkata sepatah kata pun. Namun, senyapnya justru menimbulkan benturan di udara.

Alis An Changyi berkerut. Pandangannya tajam nan menusuk, lalu keluar pertanyaan teredam dari bibirnya. "Siapa kamu?"

Pria muda itu tidak menjawab, tetapi tirai tersingkap lebih lebar dan memperlihatkan Chunhua yang tengah bersandar manja pada bahu Feng Jun.

Jemari lentik Chunhua dengan santai menelusuri garis rahang pria itu, seakan sengaja memamerkan. Senyumnya menggoda dan matanya berkilau menantang.

"Ah," ujarnya lembut sambil tersenyum tipis. "Apakah Yi'er belum mengenalnya?"

An Changyi tidak menjawab, tetapi wajahnya yang muram sudah menunjukkan jawaban.

Chunhua masih menatapnya dari balik tirai yang separuh terbuka. "Ini Jun’er. Calon adik laki-lakimu."

Wajah An Changyi makin kelam dan udara seperti berhenti sesaat. Tali kekang di tangannya mengencang hingga buku jarinya memutih.

Maksud ‘adik laki-laki’ jelas merujuk pada status di harem Chunhua.

Karena An Changyi ditunangkan menjadi suami sah, maka posisinya jauh lebih tinggi daripada semua pria Chunhua. Namun, alih-alih merasa puas, api tak dikenal malah semakin menyesakkan dada An Changyi.

"Selir?" Suaranya rendah, seperti geraman tertahan.

Chunhua terkekeh pelan, jemarinya menepuk pipi Feng Jun, lalu berkata manja. "Jun’er, ayo panggil Tuan Muda An Kakak."

Feng Jun mengangguk sekali tanpa ragu. "Halo, Kakak An," sapanya, lembut dan hangat.

Tangan An Changyi yang memegang tali kekang kuda mengencang, urat di punggung tangannya menonjol.

Udara di sekitar kereta menegang. Tirai sutra berayun lembut tertiup angin yang mulai dingin, seolah ingin memadamkan api tak kasat mata.

"Apakah Tuan Muda Kedua An ada keperluan tertentu?" tanya Chunhua, masih bersandar pada Feng Jun. Tangannya yang menganganggur memainkan rambut hitam pria di sampingnya.

"Saya hanya ingin tahu, apakah Tuan Jing baik-baik saja?" tanyanya, muram. "Apakah kehamilanbya baik-baik saja?"

Chunhua tertawa kecil. "Maaf membuat Yi'er mendengar lelucon ini," jawabnya, "Mo'er baik-baik saja. Putri ini terlalu memanjakannya hingga dia jadi sombong."

"Hanya seorang selir dan berani ikut campur urusan tuannya," balas An Changyi, di bibirnya tersungging senyum palsu. "Yang Mulia harus mendisiplinkannya dengan benar."

"Tentu saja." Chunhua menjawab dengan senyum yang sama. "Putri ini telah mendisiplinkannya dengan benar."

An Changyi hanya mencibir, "omong kosong." Dengan suara rendah.

"Apakah Yi'er memiliki urusan lain dengan Putri ini? Jika tidak ada, Putri ini akan melanjutkan urusannya." Suara Chunhua terdengar menggoda, sebelum ia menutup tirai kereta dengan gerakan santai.

Tirai jatuh menutup pandangan, tetapi bayangan samar di balik kain menunjukkan Chunhua menekan pria itu ke kursi.

Cukup jelas untuk membakar imajinasi.

An Changyi menarik napas dalam-dalam, hampir seperti menahan raungan.

Dia memalingkan wajah, berusaha tenang, tapi matanya masih membara. Genggamannya pada tali kekang hampir merobek telapak tangannya.

Bayangan itu—Chunhua menekan pria lain—membawa ingatannya ke malam yang lain, ketika Chunhua juga menekannya dengan cara yang sama. Napas yang sedikit dingin di telinganya seolah membakarnya dari luar ke dalam.

Berapa kali dia melakukan itu? Dia bahkan tidak bisa menghitungnya lagi.

Akan tetapi, sekarang melihat adegan serupa, tetapi bukan dengan dirinya, perasaan campur aduk menghantam dadanya. Getir dan marah, seolah sesuatu yang seharusnya hanya miliknya kini diambil dengan orang lain.

Sepanjang perjalanan, suara roda kereta di jalan berbatu terdengar berirama—kadang lambat, kadang tersendat. Dan di sela irama itu, dia seperti mendengar suara lain yang tak seharusnya.

Ia menunduk, rahangnya mengeras. Kabut menipis, matahari menembus awan dan udara sedikit dingin, tetapi hatinya membara.

Hingga di kejauhan, hamparan padang luas menyambut. Daun-daun kuning berguguran di antara aroma tanah lembap. Trompet kekaisaran ditiup panjang dan arak-arakan berhenti.

Kereta-kereta terbuka satu per satu.

Dari dalam kereta Chunhua, tampak tangan lembut keluar lebih dulu, kemudian diikuti sosoknya. Feng Jun turun terlebih dahulu kini membantu menuruni pijakan.

Bibir Chunhua tampak lebih merah dari biasanya, seolah baru saja digigit atau dicium. Lehernya mulus, tetapi An Changyi meneliti lebih jauh, mencari bekas samar yang mungkin tertinggal di balik kerah tipis pakaiannya. Sutra halus gaun Chunhua agak berkerut di bagian dada dan pinggang, seperti sempat ditarik.

"Yang Mulia sangat pandai memanjakan diri," ujar Changyi, nada suaranya tenang dan penuh sindiran.

Chunhua menoleh, menatapnya dengan tatapan meremehkan. "Tentu saja," jawabnya ringan. "Kalau tidak, bagaimana mungkin seseorang bisa menikmati perjalanan sepanjang ini?"

Feng Jun menundukkan kepala di sampingnya.

Changyi diam.

Hanya angin yang lewat, membawa wangi dedaunan kering dan sedikit debu—tapi udara di antara mereka bertiga tetap tak bergerak.

1
lia
Cepat up ya kak, mau mampir bentar👣✨
Semangat selalu!👏🙌
Lulu: makasih dukungannya, aku usahakan up tiap hari /Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!