Tuan! Nyonya Sudah Berubah.

pagi ini merupakan pagi yang indah bagi aleeta,tidak ada gangguan dari Liam membuat emosi aleeta lebih stabil.

Apalagi saat ini dia sudah bekerja di perusahaan yang jauh lebih baik karena tidak ada gangguan dari Laura juga.

Tok...tok....tok...

"masuk...."

"kau sangat fokus sampai tidak mau melihat ke arah ku ya."celutuk Novan baru saja masuk ke ruangan aleeta.

"eh pak Novan,maaf saya tidak tau."aleeta langsung berdiri dan memberi hormat pada Novan.

"tidak apa apa,jangan terlalu formal jika hanya kita berdua.oh ya bagaimana pekerjaan mu?"

"semua berjalan baik baik saja,sekali lagi terimakasih karena telah menerima saya di sini."ujar aleeta tersenyum lembut.

"tidak apa apa,kamu dengan Gerald sudah lama berteman.jadi sekali kali membantumu bukan masalah."ucap Novan menatap aleeta intens.

"akhhhh kenapa dia menatap ku terus menerus,masalah Liam saja belum selesai masak aku harus menghadapi Novan lagi sih."batin aleeta menggaruk kepalanya tak gatal.

Novan yang seperti tau kalau aleeta tidak nyaman langsung berdeham singkat dan mengeluarkan sebuah undangan merah.

"apa ini?"tanya aleeta membalikan balikkan undangan di tangannya.

"undangan perusahaan,di sana tertulis wajib membawa pasangan.aku pikir kau kandidat yang cocok untuk ku."

Aleeta menatap ke arah Novan lalu menatap ke arah undangan itu lagi.pasangan ya?aleeta tidak ingin pergi tapi dia juga merasa tidak enak jika harus menolak nya.

"eumm Oky lah,aku akan menemani mu."jawab Aleeta pada akhirnya.

"anggap saja ini sebagai tanda terimakasih karena dia mempekerjakan ku di sini."batin aleeta menyimpan undangan di tangannya.

"kalau begitu lanjutkan pekerjaan mu,aku akan keluar dulu."

"baik pak!."

"seharus nya ini bukan masalah besar kalau aku menemani nya kan,kita cuma partner kerja."ujar aleeta merasa takut kalau dia merusak citra Novan,mau bagaimana pun aleeta istri Liam dan seluruh kota tau itu.

"eumm tapi akhir akhir ini kenapa rasanya aneh ya,aku merasa seperti ada yang mengawasi ku setiap saat."gumam aleeta mengetuk ngetuk meja.

"akhh aku tidak peduli,sekarang pokok nya aku harus mencari cara agar bisa bercerai dengan Liam.hehm...semangat aleeta!"

akhirnya aleeta kembali melanjutkan pekerjaan nya,bahkan tidak terasa dia duduk di sana sudah ber jam jam hingga sore.

"sudah sore,aku akan pulang terus mandi.benar benar hari melelahkan."gumam aleeta mengambil tas nya dan langsung keluar.

"nona aleeta?"panggil seorang resepsionis menghentikan langkah aleeta.

"ya kenapa?"tanya aleeta.

"ada yang menunggu mu di luar."

aleeta mengernyit kan dahinya,dia menatap ke luar dan ternyata memang ada seorang laki laki yang tengah membelakangi nya.

"kenapa rasanya itu seperti Liam?tapi tidak mungkin.dia kan sibuk dengan gundik nya itu."batin aleeta menggelengkan kepalanya.

"oh baiklah aku akan menemui nya, terimakasih."ujar aleeta tersenyum pada resepsionis itu.

"tuan,ada perlu apa dengan saya?"tanya aleeta saat sudah berdiri di samping pria yang menunggunya.

Pria itu berbalik arah,mata aleeta langsung melotot saat melihat jika itu memang lah suami brengsek nya.

"ck,dari sekian banyak laki laki kenapa harus dia?"batin aleeta menatap Liam kesal.

"aleeta aku membawakan bunga untuk mu,selamat ulang tahun."ujar Liam menyerahkan sebuah buket.

Aleeta menaikkan sebelah alis nya,dia menatap liam.bertanya tanya apakah ini suami bajingan nya itu?kenapa tiba tiba menjadi perhatian.

"ekhm...aku tidak tau apakah hari ini matahari terbit di sebelah barat sampai tuan Liam capek capek menunggu ku hanya demi sebuah ucapan."ujar aleeta tersenyum mengejek ke arah Liam.

"aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada istri ku,apa itu aneh?"tanya Liam sama sekali tidak marah,malahan dia tersenyum begitu lebar di hadapan aleeta.

"tunggu kenapa dia memperlihatkan senyum menjijikkan itu, bukan kah seharus nya dia marah?"batin aleeta tidak percaya dengan apa yang di lihat nya.

"tuan Liam jika ini hanya untuk membuat ku rendah seperti nya tidak perlu,jangan repot repot diri."ujar aleeta mulai menatap Liam serius.

"aleeta aku salah,maafkan aku karna membentak mu semalam,aku...aku terlalu cemburu melihat mu dengan Gerald makanya aku seperti itu."ujar Liam secara terus terang.

bukan nya percaya yang ada aleeta langsung melepaskan tangan Liam dan menatap pria itu marah.cemburu?siapa yang akan percaya itu.

"dengar Liam,jangan mengatakan yang tidak tidak.aku tau ini pasti trik baru mu untuk menarik ku kembali lalu setelah itu kau akan mencampakkan aku lagi kan."

"tidak aleeta,aku tau selama ini aku salah dan aku ingin menebus nya."ujar Liam dengan cepat.

Aleeta menatap ke dalam mata Liam,pria itu bersungguh sungguh tapi haruskah dia percaya? sepertinya tidak.

"aku ingin mengajak mu makan malam bersama,kau mau kan?"lanjut Liam memegang tangan aleeta.

"aleeta!"panggil Novan tiba tiba datang.

"oh ada tuan Liam juga,maaf menganggu waktu anda.saya hanya ingin berbicara dengan karyawan saya."ujar Novan menatap Liam.

"aleeta ayo pulang aku akan mengantar mu."ujar novan tidak peduli dengan kehadiran Liam.

"Novan,aleeta istri ku.jadi aku harap kau tau batasan mu.lagipula aleeta akan ikut dengan ku untuk makan malam bersama."ujar Liam menatap Novan tajam.

"kau serius,Liam ayolah di kota siapa yang tidak tau kalau kau mengabaikan aleeta demi teman masa kecil mu.jadi biarkan dia ikut dengan ku."ujar Novan sama sekali tidak takut dengan Liam.

"astaga kenapa aku di hadapkan dengan kondisi seperti ini,aku tidak ingin memberi harapan pada Novan tapi aku juga tidak ingin memberi kesempatan pada Liam."batin aleeta menatap Liam dan Novan secara bergantian.

"euu maaf Novan,aku akan makan malam bersama suamiku.mau bagaimana pun aku tetap seorang istri tidak mungkin satu mobil dengan pria lain."ujar aleeta langsung menarik tangan Liam dan membawanya masuk mobil.

Novan tidak mengatakan apapun melihat hal itu,lagipula dia tidak bisa memaksa aleeta.

"aleeta aku akan tetap mengejar mu, tidak peduli kau sudah menikah atau belum."gumam Novan masuk ke dalam mobil nya.

Di posisi Liam dia merasa sangat bahagia karena aleeta memilih nya dari pada si Novan Novan itu.

"aku tau kau masih mencintaiku makanya memilih ku kan?"ucap Liam membuka suara.

"aku memilih mu karna tidak ingin memberi kesempatan pada Novan,ingat Liam aku sedang mencari cara agar bisa bercerai dari mu."ketus aleeta menatap Liam dengan sinis.

"aleeta,jangan pernah mengatakan kata cerai atau aku akan mengurung mu di kamar selamanya."ujar Liam tiba tiba menjadi dingin.

"sudah lah aku tidak ingin berbicara dengan pria gila seperti nya,biarkan saja dia sendiri."batin aleeta tidak menghiraukan Liam lagi.

Liam yang melihat aleeta mengabaikan nya juga tidak mengatakan apa apa lagi,lagi pula aleeta mau makan malam saja Liam sudah sangat bersyukur.

Sudah di putuskan dengan tio bahwa sebelum mereka bercerai Liam bisa dekat dengan aleeta tapi tetap dalam pengawasan tio.

Bagi Liam itu tidak masalah karna beberapa hari lagi dia akan membalas dendam nya pada Tio.

HAPPY READING SEMUA ❤️💗.