NovelToon NovelToon
Bunga Dan Trauma

Bunga Dan Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Duda / Selingkuh / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.

Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.

Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?


follow IG author : @tulisanmumu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belajar Ikhlas

"Kamu berhak buat bahagia, Nga."

"Aku tahu hati kamu pernah terluka, dua kali. Rasanya pasti kayak dunia lagi mengolok-olok ketulusan kamu, kan? Tapi yang kamu harus ingat, yang salah bukan kamu. Kamu hanya mencintai dengan cara yang tulus, tapi mereka yang tidak dewasa untuk menghargainya. Luka itu bukan untuk dilupakan, tapi untuk disembuhkan. Karena dengan hati yang sembuh, kamu bisa mencintai lagi, dengan cara yang lebih bijak, lebih kuat,dan lebih tahu apa itu cinta sejati."

Bunga diam, memikirkan tiap kata yang diucapkan oleh Rani. Bunga merasa apa yang diucapkan oleh Rani memang benar, dirinya hanya terlalu tulus ketika sudah mencintai dan dia mendapatkan pria yang tidak menghargai perasaannya itu.

"Tapi, Fadi..." Ucapan Bunga terputus. Ia bingung mau melanjutkannya.

"Kenapa Fadi?" tanya Rani balik. 

"Bu—bukan, maksudku, Jelita," ucap Bunga terbata. Ia menggigit bibirnya, dan mengalihkan pandangannya ke arah lain karena kini Rani menatapnya sangat lekat.

"Kenapa?" Rani menjadi semakin bingung, kemana arah maksud ucapan Bunga.

"Ah.. bukan apa-apa," gumam Bunga.

Rani ikut diam karena Bunga yang kembali diam. Namun beberapa saat, ia menyadari sesuatu.

"Kamu masih berharap punya harapan bersama Fadi?" tanya Rani pelan.

Bunga masih saja diam dengan pandangan ke bawah. Ia mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Bunga..."

"Kasih tahu aku, apa yang kamu rasakan?" desak Rani.

Bunga mengangkat wajahnya.  Kini tatapan Rani ia balas. Rani dapat melihat kini jika mata Bunga sedang berkaca-kaca.

"Jujur aku nggak tahu, Ran. Aku bingung dengan perasaan aku sendiri," lirih Bunga. Tatapannya kini beralih pada gelas kopi miliknya yang sudah tidak mengeluarkan asap lagi.

"Awalnya, ketika aku bertemu dengannya kembali setelah sekian lama, rasa muak itu kembali muncul. Aku kecewa, kenapa Jelita itu anaknya. Aku mau marah saat itu, tapi aku nggak bisa. Aku nggak tega sewaktu ngeliat Jelita yang teriak, panggil aku karena ketakutan tangannya mau diinfus. Aku bingung harus apa saat itu. Tapi hatiku tergerak, aku melangkah ke ranjangnya, berdiri di sampingnya. Aku pegang tangannya sambil bilang, tidak apa ada Tante disini." Nada bicaranya semakin naik, menahan amarah.

"Tapi–semua berubah–ketika Fadi meminta maaf, menceritakan semuanya." Suaranya yang lantang sebelumnya kini tiba-tiba melemah.

Bunga kembali mengangkat wajahnya. "Aku bingung," ucap Bunga berbisik dengan nada lirih nyaris tak terdengar.

Rani akhirnya beranjak, pindah duduk ke samping Bunga. Ia merengkuh perempuan itu, lalu di dekapnya. 

Tangis yang sejak tadi Bunga tahan akhirnya runtuh. Pelik yang ia rasakan beberapa saat ini tak tahan ia pikul di pundaknya.

Rani tak mengeluarkan suara sepatah katapun. Ia hanya membiarkan Bunga mengeluarkan emosinya sambil ia elus terus punggung sahabatnya itu. Beruntung mereka duduk di pojokan belakang sehingga tidak menarik perhatian pengunjung lain.

Sedikit banyak Rani kini paham. Saat bersama Malik dulu, Bunga hanya melanjutkan hidupnya. Namun melihat kegigihan pria itu Bunga akhirnya membuka hatinya, namun tanpa ia sadari sebenarnya hatinya masih tertinggal pada masa lalunya. Namun kekecewaan kembali terjadi, membekukan hatinya yang sebenarnya belum terlalu mencair.

Kini kembali dengan orang pertama, ia menjadi bingung. Dirinya sendiri telah 'memproklamirkan' kalau dirinya sangat membenci pria itu. Namun ternyata cerita sebenarnya tidak seperti itu. Menikahi perempuan lain bukan karena 'kecelakaan', bukan karena pengkhianatan, namun ingin menyelamatkan harga diri wanita itu.

Bertanggungjawab untuk orang lain, namun harus mengorbankan wanita yang ia cintai. Tentu saja Bunga sangat bingung untuk mengekspresikan dirinya saat ini pada Fadi.

Bunga melepaskan pelukan Rani, ia mengambil tisu yang ada di atas meja untuk membersihkan wajahnya dari sisa-sisa tangisannya tadi. Tangisannya sudah reda, walau nafasnya masih tersengal-sengal.

"Jangan pikirkan apapun saat ini. Jalani hidupmu. Biarlah semua berjalan dengan sendirinya," ucap Rani pelan.

"Tapi satu yang aku minta," tambah Rani. "Tolong... ikhlaskan semuanya. Lepaskan semua sakit dan dendammu."

****

Seluruh ucapan Rani kemarin malam seakan berputar kini di kepala Bunga. 

Sore itu ia duduk sendirian di nurse station lantai 6. Seluruh perawat yang bertugas sedang keluar. Ada yang dipanggil oleh keluarga pasien, ada yang sedang mengantar pasien ke rumah operasi di lantai bawah, dan terakhir tadi meminta izin untuk pergi ke toilet.

"Harus ikhlas," bisiknya, mengulang kata terakhir yang diucapkan Rani kemarin  ketika mereka akan berpisah.

"Ikhlas yang bagaimana lagi?" bingungnya kini sambil memutar mutar, memainkan pena yang ada disana.

"Siapa yang ikhlas, dok?" Suara seorang perawat yang tadi sempat izin ke toilet mengagetkan Bunga hingga menjatuhkan pena itu ke lantai.

"Kamu, Lia. Ngagetin saya aja," tegur Bunga. Ia menunduk, mengambil pena yang ia jatuhkan tadi.

"Dokter aja yang melamunnya dalam banget," jawab Lia. Dia langsung duduk di sebelah Bunga. "Mikirin apaan, dok? Serius amat kayaknya."

"Oh, nggak ada," jawab Bunga. Bunga diam sesaat namun akhirnya beralih menatap Lia yang sedang melihat ponselnya. 

"Eh Lia, aku mau nanya, boleh nggak?" tanya Bunga sedikit ragu.

"Boleh, dok. Mau nanya apa?"

"Menurut kamu, untuk ikhlas itu... harus bagaimana?"

Lia tampak mengernyitkan alisnya. "Dokter lagi dihutangin, terus orangnya susah ditagih, makanya mau di ikhlasin aja, ya?" tebak asal Lia yang membuat Bunga melotot, kaget dengan tebakan asal Lia.

"Saya mending dihutangin gitu disuruh ikhlasin dari yang ini," jawab Bunga ketus.

"Terus apaan, dok?" 

"Ikhlas ketika ada orang yang menyakiti kamu. Bagaimana caranya?" 

"Waah, susah itu." Lia langsung menegakkan badannya lurus.

"Susah, kan?" Berarti memang susah, bukan aku yang nggak maunya," batin Bunga.

"Sebenarnya nggak susah juga sih, dok. Tergantung bagaimana kita mau melanjutkan hidup," sahut Lia.

"Maksudnya?"

"Begini dok, sesuatu yang berlebihan itu bukanlah hal yang baik. Sakit hati karena disakiti itu hal yang wajar. Berarti Tuhan masih memberikan nikmat itu pada kita. Nikmat merasakan kecewa, sedih, sakit, bahagia, senang. Coba kalau udah nggak merasakan apa-apa lagi." Lia membuka tutup tumbler nya, meminum air sejenak.

"Semua yang ada di dunia ini merupakan titipan Tuhan, dok. Entah itu harta, jabatan, bahkan hubungan pun termasuk titipan. Semuanya sudah menjadi takdir Tuhan. Tidak ada yang kekal dalam dunia ini," tambahnya.

"Saya tahu mengenai itu. Lalu bagaimana caranya?" tanya Bunga.

"Menerima, dok. Menerima dengan lapang dada yang sudah menjadi ketetapan Nya. Yakinlah, segala sesuatu yang terjadi telah ditakdirkan oleh Tuhan dan Tuhan Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba Nya."

Bunga diam, meresapi kata-kata yang diucapkan oleh Lia.

"Berlapang dada ya, dok." Lia menyentuh pundak Bunga, mengusapnya dengan pelan.

Bunga melihat Lia yang kini tengah menatapnya dengan lembut.

"Saya tidak tahu masalah apa yang sedang dokter alami saat ini. Tapi saya yakin, kalau dokter Bunga pasti bisa melaluinya dan melewatinya. Maafkan semuanya ya, dok."

****

Nggak Bunga aja, author saat ini lagi belajar tentang ikhlas. Ternyata ikhlas itu tidak segampang dan semudah itu ya 🥺

1
Supryatin 123
bntar lge jelita kado adk bayinya launching 🤣🤣 lnjut thor 💪💪
Esther Lestari
selamat ulang tahun Jelita.
kado adek bayi nya menyusul ya🤭
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
nahkan... masih sama sama ting ting...🤣🤣🤣🤣
Esther Lestari
malam pertama yg sukses tanpa drama diganggu Jelita.
Supryatin 123
duda rasa perjaka nich.pengalaman tk terlupakan 🤣🤣 Lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
samawa y bang fad n mbk bunga gas poll bang lnjut thor 💪💪
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
ok... aku siap nonton live streaming dipojokan,,, aku udah siapin es teh jumbo 3 sama nasi padang plus krupuk kulit sapi... okeeeeee gassss....😄😄😄😄😄
Esther Lestari
selamat Bunga dan Fadi...sah sudah.
nanti malam jangan lupa Jelita diungsikan dulu, takutnya minta tidur sama mama papa nya😅
Yanti Gunawan
ayok donk thor gas sampe belah duren di mlm minggu jgn d skip 🤣
Yanti Gunawan: boleh donk please kan seru
total 2 replies
partini
otw pecah perawan and lepas perjaka atau cuma pecah perawan aja
Supryatin 123
otw kondangan nich.lnjut Thor 💪💪💪
Esther Lestari
lega rasanya Bunga dan Malik sudah saling memaafkan, semoga kedepannya kehidupan keluarga kalian berdua dipenuhi kebahagiaan.

Siap2 mau ikut kondangan ah🤭
Supryatin 123
Malik tuuuu.lnjut thorr 💪💪💪
partini
Maliki Yo midin
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
eh... siapa sih... malik ya... sama siapose....
Esther Lestari
siapa itu.
mantan pacar Bunga mungkin
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
Hary Nengsih
lanjut
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
berarti rejeki nya jelita... semoga aja nanti kalo nikah sama bunga rejekinya jadi direktur...🤣🤣🤣🤣🤣
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
40 ribu mah gpp tapi kalo 40 nol belakangnya 6 mah adek juga mau dinafkahi bang......🤣🤣🤣🤣🤣
mumu: mohon antri dibelakang author ya kak 😂😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!