Gala, pemuda sebatang kara yang hidup sendiri di sebuah kostan tiba-tiba mendapatkan Sistem Check-in legendaris.
Pada hari pertamanya dia langsung mendapatkan seluruh kemampuan milik Antares, Monarch of Destruction.
Akan tetapi, sebuah sistem yang lain datang untuk membuatnya lebih kuat.
Dengan sistem kedua, yaitu Sistem Grup Obrolan, Gala mampu bepergian ke berbagai dunia dan berkenalan dengan karakter fiksi kesukaannya.
Playboy Kaya (Tony Stark): Bukankah dia anomali mengerikan?! Bagaimana bisa dia memiliki 10 juta naga?!
Domba Besar Hokage (Tsunade): Ehem, awalnya aku tidak mengakuinya, kamu memang tampan dan kuat.
Baby Girl (Ellie): Kakak Gala memang yang terbaik!
Tanpa disadari, Gala telah menjadi primadona di berbagai dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Menjual Koin Emas
Menyalakan mesin mobil Hennessey Venom GT, suaranya sangat memanjakan telinga dengan raungan knalpot yang keren.
Memegang setir mobil yang terasa mahal, senyuman muncul di wajah Gala, kemudian menginjak pedal gas, membawa mobilnya menuju rumah Mela.
"Perasaan membawa mobil mewah dan mobil standar sangat berbeda, ini benar-benar nikmat." Gala tersenyum sambil memandang jalan raya di depannya.
Di sepanjang jalan, banyak sekali orang yang memandangi mobil Gala karena tampilannya yang keren.
Sebagian besar orang-orang di jalan kagum melihat mobil Gala, terlebih orang-orang yang gila mobil, tahu semua jenis mobil, mereka bahkan mengikuti Gala dari belakang untuk mengambil foto atau video.
Tidak heran kalau mereka bereaksi sangat heboh, mobil milik Gala hanya ada 30 unit yang dijual di seluruh dunia.
Sebenarnya, hanya 29 unit yang mereka jual, pengecualian milik Gala yang dibuat secara khusus dari sistem.
"Bagaimana urusannya barusan? Semuanya lancar? Mereka semua membayar uang sewa?"
Sesampainya di rumah Mela, banyak pertanyaan yang muncul dari mulut Gala. Mereka berdua duduk di sofa sembari memakan camilan yang sempat Gala beli di pinggir jalan.
Mela mengangguk dengan wajah cerah dan menjawab, "Ya, mereka membayar tagihan uang sewa secara penuh, tidak ada yang menunggak."
Mendengar ini, Gala merasa sadar diri, ternyata hanya dia sendiri yang menunggak berbulan-bulan.
Raut wajah Gala sedikit berubah dan itu langsung ditemukan Mela, dia tiba-tiba tertawa. "Haha, aku memaklumi kamu, aku tahu kondisimu, makanya aku memberi kesempatan. Lagi pula itu dulu, sekarang kamu jauh lebih kaya dariku."
"Tetap saja, aku merasa tidak enak."
"Tidak usah pedulikan masa lalu, sekarang kamu bersamaku, tiada yang harus membuatmu malu." Mela mendekatkan dirinya ke Gala lalu memeluknya.
Lagi-lagi dua benda bulat itu mengikat lengan kanan Gala, terasa kenyal dan enak. Tanpa sadar Gala menggerakkan tangannya, memainkan dua benda besar itu diam-diam.
Tentu saja Mela merasakan gerakan Gala, kemudian dia mencium pipinya.
"Kamu ingin bermain dengan ini?" Melepaskan pelukannya, tiba-tiba Mela menunjuk ke bagian dua benda besar, bulat, dan kenyal miliknya.
Tanpa Gala sadari dirinya mengangguk dengan pandangan terpaku pada benda penuh kenikmatan itu.
Dengan gerakan Mela membuka baju, Gala benar-benar menjadi bayi besar yang mendambakan susu dari sumbernya.
Hampir setengah jam Gala di dalam pelukan dua gunung, mereka menghentikan tindakannya, dan bersiap-siap untuk makan malam sekaligus menjual emas.
"Dari mana kamu dapat emas-emas ini?" Mela terkejut melihat sekantung besar berisi ribuan koin emas.
Sebelumnya, dia dikejutkan oleh mobil Hennessey Venom GT milik Gala yang tiba-tiba ada di rumahnya. Entah bagaimana Gala bisa mendapatkan mobil itu. Identitasnya makin misterius di pandangan Mela.
Gala tersenyum sambil memainkan buah besar Mela. "Seseorang memberiku. Aku ingin menjual emas-emas itu, kamu tahu di mana aku bisa menjualnya?"
"Seseorang? Siapa yang memberimu emas sebanyak ini? Mmhhh?" Di tengah Mela bertanya, dia sempat tidak bisa menahan suaranya.
"Aku belum bisa memberi tahumu banyak, intinya dia seorang yang kaya, memiliki keluarga yang sangat terpandang di suatu daerah."
Setiap Gala berbicara, mulut melepas puncak gunung Mela lalu kembali mengisap sesuatu itu sehabis bicara.
Mela tak bisa bertanya lagi karena gerakan mulut Gala benar-benar nikmat tak terkatakan.
Beberapa menit berlalu, mereka berdua berniat untuk pergi makan malam dan pergi ke salah satu teman Mela yang punya toko emas. Koin emas milik Gal akan dijual kepadanya.
Gala menaiki sepeda motornya R1M, sedangkan Mela mengendarai mobil Hennessey untuk pergi ke sana.
Niat mereka sehabis pulang dari menjual emas langsung pergi makan malam tidak jauh dari rumah Gala, mereka tak perlu repot-repot kembali ke rumah mela untuk mengambil motor lagi.
"Berapa harganya satu koin emas ini?" Gala bertanya ke wanita yang duduk di seberangnya.
Saat ini, mereka berdua sedang berada di toko perhiasan milik teman Mela. Ukuran tokonya cukup besar, banyak sekali koleksi perhiasan mahal yang dijajakan.
Harga-harga perhiasan emas di sini termasuk mahal karena kualitasnya yang sangat tinggi, terjamin keasliannya.
Delia, nama dari teman Mela, pemilik toko perhiasan ini. Dia menatap sekantung emas di atas meja dengan ekspresi yang dalam.
"Aku harus memeriksanya lagi, aku belum yakin dengan pengambilan harganya."
Mengambil lagi satu keping koin emas, mata Delia menyipit untuk mengecek detail dari koinnya. Terlihat sangat indah dengan corak gambar yang unik, seperti dari suatu kerajaan tertentu.
Tebakan muncul di kepala Delia, kalau memang asli dan bahannya memiliki kualitas yang jelek, tapi koin ini punya identitas. Kemungkinan bisa dijual dengan harga yang lebih mahal.
"Mungkin aku bisa memberi harga tiga juta rupiah per koin." Delia memandang Gala dengan wajah yang serius.
Sehabis memeriksa koin milik Gala, otak Delia mengkalkulasi nilai dari emas tersebut, kemungkinan besar akurat dari harga yang dia tawarkan.
Mela menunjukkan senyum lebar ketika mendengar harganya, kemudian dia berbisik kepada Gala.
Terlihat Gala mengangguk mendengar bisikan Mela, dia setuju untuk menerima tawarannya.
Mengulurkan tangannya, Gala berkata, "Kalau begitu aku setuju dengan tawarannya dengan syarat kamu harus membeli semua koin yang aku punya, jumlahnya ada enam ribu koin."
Sebelum menjabat tangan Gala, Delia terdiam memikirkan keputusannya untuk membeli semua emas milik Gala.
"Oke, aku sepakat! Aku membeli semua koin emas milikmu!"
"Sepakat!"
Delia memegang tangan Gala tanda kesepakatan mereka resmi dilakukan.
Segera Gala memberikan semua koin emas itu kepada Delia yang cukup berat, mereka harus menggotong untuk memindahkannya ke tempat aman.
Uang sebesar 18 miliar rupiah dikirim oleh Delia ke rekening bank Gala secara bertahap karena limitasi transfer.
Sesudah kesepakatan tersebut, Gala dan Mela berterima kasih atas bisnis yang mereka lakukan.
Akan tetapi, pandangan mata Delia tampak berbeda ketika melihat sosok Gala yang berjalan keluar dari tokonya bersama Mela.
"Dari mana Mela mendapatkan pria itu? Dia benar-benar menarik. Kaya, tinggi, bijaksana, dan paling penting dia sangat tampan."
Wajah Delia perlahan berubah menjadi merah, dia tanpa sadar membayangkan dirinya menggantikan posisi Mela. "Dia pasti kuat di kamar. Tangannya sangat kokoh dan kuat, benar-benar pria idaman."
Pada saat yang sama, Gala dan Mela pergi ke restoran dekat dengan rumah Gala, restoran Jepang yang menyediakan menu Jepang dalam format mewah.
Gala tersenyum melihat saldo di rekeningnya bertambah banyak, jumlah total saldonya 26 miliar rupiah, cukup untuk membeli banyak barang.
"Sekarang kamu benar-benar kaya, ada barang ingin kamu beli nanti?" Mela bertanya sambil mengambil sushi salmon di piring.
Respons Gala gelengan kepala. "Aku tak begitu menginginkan barang, aku ingin menyimpannya untuk keperluan di masa depan."
"Untuk kita menikah nanti?" Mela tersenyum sambil memiringkan kepalanya.
Gala mengangguk dan berkata lembut, "Uangnya untuk masa depan dua puluh anak kita nanti."
"Itu sangat banyak!" Mela terkejut mendengar ucapan Gala.
"Hahaha!"
Mereka makan malam di restoran hingga restoran tutup, kemudian mereka pergi ke rumah Gala dengan membawa beberapa camilan. Mela sangat suka makan, tetapi badannya tidak gemuk, gemuk di beberapa bagian saja.
Keesokan harinya setelah di malam hari sangat-sangat brutal permainan mereka, Gala terbangun dalam kondisi sedikit bingung.
"Semalam benar-benar ganas, aku hampir kelepasan." Gala menggelengkan kepalanya, menoleh ke samping dan melihat Mela yang tertidur dengan selimut menutupi tubuhnya.
"Sudah waktunya aku check-in sistem," gumam Gala yang teringat sistem. "Masuk hari ini, Sistem!"
Gala: Oh... iya juga nya kenapa aku Gak kepikiran tentang hal itu okelah terimakasih Bro
me: Sama-sama
ni author ad buat novel lain kah