NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:263
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deep talk

Langit mulai gelap namun rintik air hujan masih terdengar membasahi dedaunan dan genteng, cahaya lampu minyak menemani malam yang sunyi dan dingin. Gelaran tikar kecil cukup untuk duduk beberapa orang namun hanya terisi dua orang saja, jika mereka berada di masa depan mungkin bisa menghabiskan waktu dengan menonton film atau bermain game, mereka tidak bisa melakukan apapun selain menikmati suasana dalam keheningan.

Arjuna keluar dari kamarnya sambil membawa selimut serta gitar, meletakkan gitarnya di atas tikar dan menyelimuti kaki Renjana dengan selimut yang dia bawa.

“Thanks, bisa minta tolong?.”

“Apa? Kamu butuh sesuatu yang hangat?.”

Renjana menggeleng cepat, “kameraku ada di atas meja sebelah ranjang di kamar.”

“Aku ambilkan, ada lagi yang kamu butuhkan?.”

“Jaket diatas kursi juga boleh.”

“Bantal sekalian?.”

Renjana menunjukkan deretan gigi putihnya sambil mengangguk.

“Tunggu sebentar.”

Arjuna kembali melangkahkan kaki menuju ke kamar, sekarang ganti masuk ke kamar Renjana, mengambil bantal, jaket, juga kamera sesuai permintaan gadis itu. Setelah mendapatkan semua barangnya, Arjuna keluar dan menghampiri Renjana, duduk kembali di tempatnya sebelah Renjana sambil memangku gitar.

“Terimakasih.” Renjana memakai jaketnya dan mulai memperhatikan kamera analognya.

Suara rintik hujan masih terdengar, namun tidak sederas sebelumnya. Tanaman mereka berdua mungkin akan sedikit ludes, untungnya Arjuna tidak langsung menanamnya di halaman sebelah, dia meletakkan di samping rumah dekat lokasi yang akan digunakan berkebun. Tapi menyimpan bibitnya untuk disemai terlebih dahulu agar tau jika memang ada yang gagal tumbuh.

Beberapa petikan senar gitar terdengar, Arjuna menoleh ke arah Renjana yang memperhatikannya sejak tadi, seakan menunggunya untuk menyanyikan sebuah lagu singkat.

“Ada yang ingin kamu tanyakan?.” Suara berat Arjuna menginterupsi pandangan kosong Renjana.

“Lagu yang kamu suka apa?.”

“Mine.”

“Bazzi?.”

Arjuna mengangguk, “ada yang ingin kamu tanyakan lagi? Tentangku? Hidupku.”

“Suka musik?.”

“Bisa kasih pertanyaan yang lebih dalam lagi? Tentang hidupku? Kamu tidak penasaran?.”

“Udah boleh nanya-nanya? Kamu bilang bakal jawab kalau kita udah dekat.”

Arjuna menghembuskan nafas beratnya, “tapi sekarang aku milikmu.”

“Kapan? Aku ga bilang nerima pernyataanmu tadi.”

“Terus? Mau aku ulang nembaknya?.”

“Ga perlu, aku bakal tolak.”

“Kasih tau kalau pintunya udah dibuka.”

“Ga ada.”

“Besok pagi?.”

“Ga bisa.”

“Besok siang?.”

“Ga juga.”

“Kalau begitu aku yang biarin pintunya kebuka, terserah kamu gimana, boleh suka, boleh enggak. Tapi kalau suka jangan di tahan-tahan lagi, pintu rumahku selalu menyambutmu dengan hangat.”

Renjana memperhatikan wajah Arjuna yang terkena pantulan cahaya lampu minyak, “kita pernah bertemu sebelumnya?.” Pertanyaan Renjana cukup mengejutkan pria itu namun sebisa mungkin Arjuna bersikap biasa saja.

“Kapan? Kita bertemu di sungai.”

“Benarkah? Kamu tidak asing setelah aku pikir-pikir.”

“Wahh aku cemburu Ren.”

“Cemburu apa? Aku tidak dekat dengan pria manapun.”

“Kamu berhasil.”

“Apa sih Jun, ga jelas banget.”

“Kamu berhasil menjelaskan kalau aku satu-satunya.”

“Stop, jangan bersikap stupid. Geli tau nggak.”

“Hahahahaha….” Arjuna tertawa renyah, dia senang menggoda Renjana, apalagi saat Renjana menunjukkan wajah geli nya.

Pria itu mulai fokus dengan senar-senar gitarnya, mengambil beberapa bagian kunci untuk menciptakan sebuah nada. Chords E dipetik, “you so fucking precious when you.” Masuk ke A “smile.” Arjuna melihat kearah Renjana, tatapan mereka bertemu, suara Arjuna mengganggu fokus Renjana sejenak, sudah lama dia tidak mendengarkan musik, suara itu juga tidak buruk ataupun jelek, itu jauh lebih baik dari suaranya saat menyanyi sendiri di dalam kamar.

“Hit it from the back and drive you. Wild.”

Arjuna kembali fokus dengan gitarnya, memperhatikan depan. “Girl I lose myself in those eyes.” Memetik Chords E “I just had to let you know you’re.”

“MINE.” Pria itu melihat ke arah Renjana kembali yang menikmati lagunya dengan baik, senyuman Renjana membuat Arjuna sesekali gagal fokus.

“Hands on your body I don’t wanna.” Suara Renjana ikut terdengar di antara suara Arjuna yang merdu, gadis itu mulai ikut menikmati lagunya. “waste no time.”

“Feels like forever even if it's forever tonight.”

Suara musik yang mereka nyanyikan bersama diiringi rintik hujan yang masih terdengar di luar. Suasana yang semakin dalam dengan lagu yang mereka sukai, Renjana tidak punya lagu kesukaan secara spesifik tapi dia suka lagu-lagu barat. Dia banyak mendengarkan musik, terutama western karena membantunya saat belajar. Ketika Renjana mendengarkan musik lokal berbahasa indonesia, dia hanya membuat kegiatan belajarnya menjadi buyar, tapi bukan berarti Renjana tidak suka lagu musisi indonesia, dia sangat suka tapi tidak pernah dia dengarkan sesering dia mendengarkan lagu-lagu western.

Arjuna melihat jam yang bergerak memutar di dinding rumah, baru saja jam dinding itu kembali memutarkan jarumnya setelah dia membeli baterai baru. Sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam, terlihat Renjana yang sudah terlelap memeluk selimut di sebelahnya. Mereka masih berada di ruang tengah beralaskan tikar di temani lampu minyak yang membuat suasana hangat, hujan masih enggan berhenti, suaranya masih terdengar bersamaan dengan suara hewan malam saling bersahutan.

Arjuna menaikkan selimut menutupi tubuh Renjana, pria itu bangun dari duduknya dan melihat beberapa pintu di rumah, memastikan semuanya sudah terkunci. Kemudian membuka salah satu jendela untuk melihat keadaan di luar, tidak ada yang spesial, semuanya gelap seperti malam sebelumnya, apalagi hujan mengguyur dan bulan tidak menampakkan diri sehingga lebih gelap dari biasanya. Arjuna hanya bisa melihat sekitar rumah air mengalir menuju ke dataran yang lebih rendah.

Arjuna mengambil menghampiri Renjana yang masih tertidur sangat lelap, semuanya serba tradisional sehingga hari terasa sangat melelahkan saat malam hari, jika biasa memasak hanya butuh tidak lebih dari setengah jam, sekarang bisa selesai setelah dua jam berlalu. Arjuna ingin membangunkan Renjana untuk pindah ke kamar, tapi gadis itu terlalu kelihatan kelelahan, sehingga Arjuna dengan permisi sejenak, membawa tubuh Renjana ke dalam gendongannya menuju ke kamar gadis itu. Meletakkan dengan nyaman di atas ranjang dan kembali menyelimutinya, Arjuna juga meletakkan lampu minyak diatas meja, mengecek kembali jendelanya sudah terkunci rapat apa belum. Setelah semuanya selesai, Arjuna mulai membereskan ruang tengah, mengembalikan gitarnya di dalam kamar dan melipat tikarnya kembali.

Sebelum beristirahat, Arjuna lebih dulu masuk kedalam kamar Renjana, duduk sejenak di kursi yang ada di kamar Renjana, memperhatikan gadis itu yang tidur dengan nyenyak. Sudut bibir Arjuna terangkat, “Ternyata sejak awal aku memang sudah menyukaimu, sekarang semuanya semakin membesar, aku tahu bahwa kamu punya banyak ketakutan akan kesendirian dan juga kehilangan. Aku memang berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu, tapi terkadang aku sendiri masih ragu apakah aku bisa menepati janjiku atau tidak, aku hanya ingin berusaha sebaik mungkin.”

Tangan Arjuna terulur ke arah wajah Renjana, menyingkirkan anak rambut gadis itu yang menutupi wajah cantiknya, “Semuanya akan baik-baik saja, saat kita kembali, ayo mulai semuanya dari awal. Perasaanku tidak akan pernah berubah, jadi ayo bertahan apapun masalahnya Ren.”

Arjuna berdiri dan meninggalkan kamar Renjana, kepergian Arjuna membuka mata Renjana. Sejak Arjuna membawanya ke kamar, Renjana sudah bangun, tapi dia tetap berusaha tidur karena tidak ingin membuat keadaan menjadi canggung. Tatapan Renjana kosong, yang dikatakan Arjuna tidak salah. Renjana hanya percaya bahwa semuanya memang akan baik-baik saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!