NovelToon NovelToon
Selir Jenderal Perang

Selir Jenderal Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Dark Romance
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bella Bungloon

Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.

***

Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.

Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.

Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.

Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?

Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella

TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Seorang pria berdiri sendiri di sebuah gazebo di atas kolam kecil. Sorot matanya tajam memandang riak air yang tenang. Angin berhembus pelan membawa aroma bebungaan.

Namun, permukaan air yang sedari tadi tenang, perlahan bergetar. Dan muncul dua sosok berpakaian gelap di belakang nya. Mereka membungkuk dan memberi salam.

"Jenderal, maaf mengganggu ketenangan Anda." Ucap salah satu dia antara mereka, wajahnya tampan meski terdapat bekas luka panjang di wajah bagian kirinya. Dia adalah Rui, orang kepercayaan Hang Tianyu yang lainnya.

Hang Tianyu, pria itu hanya menoleh sedikit. “Katakan.”

Rui mengangguk samar, lalu menoleh ke rekan nya, Tanyan. Pria yang tampaknya lebih muda dari Rui itu kemudian mengeluarkan sebuah gulungan kertas dan menyerahkannya ke Rui.

"Tentang pergerakan mencurigakan dari para pangeran, serta kemungkinan para menteri yang berkomplot dengan para pangeran ataupun selir kekaisaran." Jelas Rui sembari menyerahkan gulungan kertas itu.

Hang Tianyu membuka gulungan itu dan membacanya dalam diam. Tapi sorot matanya yang menajam.

"Pangeran ke tujuh masih terlalu muda, sementara pangeran ke lima..." Hang Tianyu menggantung perkataannya. Alisnya tertekuk lebih dalam.

Rui dan Tanyan saling melempar pandangan. "Ada desas desus jika Jenderal Shen mendukung pangeran ke lima, ada juga yang mengatakan jika Jenderal Shen berada di kubu pangeran kedua." Ucap Rui dengan hati-hati.

Hang Tianyu tidak langsung menjawab, sorot matanya masih belum lepas dari gulungan di tangan nya, tapi kepalanya berpikir jauh ke sana.

Pangeran ke lima Yu Yanling, meski dia tidak tampak berambisi, tapi sifatnya sulit di tebak. Sementara pangeran ke dua Yu Taodo, dia sangat ambisius, sama seperti ibunya, Selir Do Jinyi. Sementara para pangeran lainnya yang harus di waspadai adalah pangeran pertama, pangeran ke empat dan pangeran ke tiga.

Menghela nafas panjang, Hang Tianyu lalu memijat pangkal hidung nya pelan. "Terus awasi mereka." Ucap pria itu kemudian.

Rui dan Tanyan mengangguk mengerti.

"Jenderal, masih ada hal lain. Pria bertopeng rubah itu telah muncul kembali. Di sisi utara ibu kota." Rui kembali melaporan sembari mengeluarkan sebuah topeng berbentuk rubah, yang ia dapatkan dari anak buahnya yang lain.aaa

Hang Tianyu memperhatikan topeng itu, sorot matanya tajam dan dingin. "Setelah sekian lama, akhirnya dia muncul kembali."

Selain Shen Zhaoling, Hang Tianyu masih memiliki rival lainnya. Yaitu sosok pria bertopeng rubah yang identitas dan keberadaannya sangat misterius. Pria itu bukan musuh, bukan juga sekutu.

Sebagian rakyat menganggap nya pelindung, karena memang sosok itu kerap membantu rakyat dan mengusir penjahat dengan keahlian bertarung nya, tapi bagi para bangsawan, mereka menganggapnya rubah pengganggu, karena sosok ini kerap merampok para bangsawan yang di anggap 'kotor'.

"Tentang pria rubah itu sendiri, aku akan turun tangan langsung, kalian terus awasi keluarga kerajaan saja."

“Siap, Jenderal.”

Namun, sebuah langkah kaki halus terdengar mendekat. Mereka semuq menoleh menatap seorang wanita cantik yang mengenakan hanfu merah, dan di belakangnya, sang dayang melangkah mengikuti.

Wanita itu, Le Chieli, menghentikan langkahnya tepat di depan gazebo. Tubuhnya membungkuk dengan anggun. “Maaf... apakah kehadiranku mengganggu?”

Hang Tianyu langsung merubah ekspresi wajahnya sedikit melembut, dan menjawab dengan nada tenang.  “Tidak. Kemarilah.”

Le Chieli tersenyum manis, lalu duduk berhadapan dengan sang suami.

Hang Tianyu memberi kode pada dua anak buahnya untuk tidak melanjutkan pembicaraan tadi, lalu ia beralih menatap Le Chieli lembut, namun tatapan nya berubah cemas, keningnya mengernyit melihat wajah sang istri yang tampak pucat.

"Istriku, wajahmu pucat, apakah kau saki?"

Le Chieli tersentak, lalu mengusap keningnya sendiri. "Tidak... Aku baik-baik saja, Suamiku. Mungkin aku hanya kelelahan dan terlalu banyak berpikir."

Hang Tianyu menghela nafas panjang, tangannya terulur, menggenggam tangan kurus istri tercintanya. "Cepat panggil tabib Yan kemari." Perintah pria itu dengan nada dingin.

Namun Le Chieli segera mengangkat tangan, dan menolak dengan lembut. “Tidak perlu. Aku sebenarnya hendak pergi ke Paviliun Peony untuk menemui Xieye—"

"Dia tidak ada di paviliun nya,” potong Hang Tianyu dengan cepat dan datar. "Dia sedang kembali ke kediaman Jie untuk mengambil peralatan medisnya. Kemungkinan dia akan kembali malam nanti,"

Mendengar jawaban dari Hang Tianyu, wanita itu menunduk dan tersenyum tipis. “Begitu ya? Tapi... Aku hanya ingin di periksa oleh Xieye. Aku akan menunggunya."

Hang Tianyu ingin kembali bersuara, tapi sebuah burung pembawa pesan terbang dan hinggap di lengan nya. Ia lalu mengambil kertas yang di ikat di kaki burung, dan membacanya dengan pelan.

"Dari Jie Xieye, jadi mereka akan kembali besok." Gumam Hang Tianyu setelah membaca isi surat tersebut.

Mendengar surat itu dari Jie Xieye, Le Chieli mengangkat wajahnya, sorot matanya tampak dingin.

Namun, laporan dari Rui, membuat mereka kompak menatap pria itu.

“Maaf, Jenderal. Ada laporan lagi dari istana." Masih dengan kepala tertunduk, Rui kembali melapor.

"Pagi ini di Istana, Yang Mulia mengadakan pemeriksaan besar-besaran, seseorang mencoba membunuh Yang Mulia Permaisuri dengan dupa beracun."

"Itu hal biasa bukan?" Hang Tianyu berkata pelan. Tapi Rui kembali berkata.

"Namun... Upaya pembunuhan itu gagal berkat Tabib Jie yang kebetulan  berada di istana Permaisuri, beliau merasa aneh dengan asap dupa dan memeriksanya.

Keheningan tampak menyelimuti suasana gazebo sejenak. Le Chieli yang sedari tadi menyimak, menatap ke arah Hang Tianyu yang tersenyum tipis. Dan dengan samar, dia bisa mendengar gumaman pria itu.

"Apakah dia selalu seberani itu? Dasar batu."

Meski nada bicara pria itu terdengar cukup dingin, namun sorot mata pria itu dan senyum tipisnya... Entah mengapa membuat Le Chieli membuang muka dan meremas jemarinya dari balik lengan hanfu.

"Akhir-akhir ini semuanya tentang Xieye...."

...***...

Cahaya sore menerobos masuk melalui kisi-kisi jendela. Di dalam rumah kayu sederhana,  seorang wanita duduk bersila di atas lantai sembari mengemasi barang-barang nya.

"Nyonya, pesan surat tadi telah di terima Jenderal Hang." Xhin melangkah menghampiri Nyonya nya dengan seekor burung bertengger di bahu nya.

"Terima kasih, Xhin." Ucap Jie Xieye tersenyum tipis. Tapi senyuman mereka berubah menjadi kerutan di kening saat suara ketukan pintu terdengar.

Tok!

Tok!

Tok!

"Siapa?" Gumam Jie Xieye sembari bangun berdiri.

"Biar saya yang membukanya, Nyonya." Ucap Rongyi yang baru datang dari arah dapur. Gadis muda itu berlari pelan menuju pintu dan membuka perlahan.

Pintu itu terbuka, belum sempat melihat siapa yang datang, Rongyi langsung terjatuh saat orang itu berlari masuk dan menabrak dirinya.

"Kak Xieye!" Seorang pria menerobos masuk, saat melihat wanita yang ia cari, tangannya reflek merentang dan bersiap memeluk Jie Xieye. Namun....

Sraakk!!

Pria itu menahan nafasnya, tubuhnya seketika membeku di tempat saat dua pedang berada tepat di masing-masing lehernya.

"Menjauh dari Nyonya kami." Suara Fu terdengar dingin dan tajam. Membuat bulu kuduk pria itu meremang.

"Gu Shaong?" Jie Xieye bergumam melihat sosok pria yang terlihat mirip dengan teman nya. Ia lalu melangkah mendekati mereka semua. Dan benar saja, pria yang di hadangkan dua pedang oleh para pengawal nya adalah teman baiknya.

"Turunkan pedang kalian, dia temanku." Perintah Jie Xieye. Xhin dan Fu saling memandang, lalu mengangguk dan menurunkan senjata mereka kembali.

Gu Shaong, pemuda gitu menghela napas panjang. Jantungnya sudah akan copot menghadapi situasi tadi. Ia kemudian melangkah pelan melewati dua pria bertubuh tegap dan bersembunyi di balik tubuh Jie Xieye.

"Kak Xieye, akhirnya kau kembali. Aku sangat mengkhawatirkan mu." Gu Shaong ingin memeluk wanita itu, tapi tatapan tajam dari para pria yang terlihat seperti pengawal Jie Xieye, mengurungkan niat pemuda itu.

"Aku hanya datang untuk mengemasi barang-barang ku, besok aku akan kembali ke kediaman Hang."

Pemuda itu terlihat terkejut, ia melangkah dan berdiri di hadapan Jie Xieye dengan kening mengernyit.

"Jadi... Apa yang di katakan orang-orang itu benar? Jika Kak Xieye telah menjadi selir Jenderal Agung Hang?" Tanya pemuda itu, nadanya terdengar gemetar dan penuh keterkejutan.

"Pada akhirnya kabar ini akan terdengar oleh semua orang," Jie Xieye mengangguk, membenarkan pertanyaan Gu Shaong.

Namun tampaknya pemuda itu masih belum percaya, tangannya memegang bahu Jie Xieye dan mengguncang nya pelan. Sorot matanya tampak berkaca-kaca.

"Itu tidak benar kan, Kak? Kak Xieye tidak mungkin menjadi selir—"  tangis pemuda itu pecah, dan tubuhnya di tarik mundur oleh Xhin dan Fu.

"Lancang!" Seru Fu dengan dingin. Dia kembali mengeluarkan pedangnya.

Jie Xieye yang melihat itu, langsung mendekat ke arah Gu Shaong dan memberi kode untuk Fu kembali memasukkan pedangnya.

Gu Shaong mengangkat wajahnya. "Kak, orang-orang mengatakan jika kakak sengaja menggoda Jenderal Hang, itu tidak benar bukan? Pasti Kakak yang di jebak olehnya kan?" Sorot mata pemuda itu jelas terlihat terluka.

Gu Shaong adalah tetangga dan teman Jie Xieye, keduanya cukup dekat, bahkan Jie Xieye sudah menganggap Gu Shaong seperti adiknya sendiri.

Begitu juga pemuda itu, sangat menyayangi Jie Xieye. Jadi, saat orang-orang bergosip tentang Jenderal Hang mengangkat selir karena di goda. Dia sangat marah juga terluka.

"Jadi, itu yang orang-orang sebarkan?" Jie Xieye tersenyum masam. Lalu mengusap air mata pemuda di hadapannya. "Shaong, kau percaya bukan? Jika kakak bukan orang seperti itu?"

Jie Xieye tersenyum lembut dan manis, membuat pemuda itu terpengarah dan terdiam sesaat, tapi kemudian langsung mengangguk. "Aku percaya kak Xieye bukan orang seperti itu!"

"Aku senang mendengarnya. Biarkan saja mereka berkata apa tentangku, asal kau percaya padaku, itu jauh lebih baik."

Pemuda itu tersenyum kecil dan kembali berkata. "Kak, apa Kakak yakin akan kembali ke kediaman Hang? Kita bisa pergi dari ibukota,"

Menghela nafas panjang, Jie Xieye menggeleng pelan dan wajahnya berubah datar. "Sayangnya tidak bisa, Shaong."

"Kenapa kak?"

"Karena aku sedang mengandung anak Hang Tianyu."

...***...

Di bawah langit malam, di antara atap-atap berlumur cahaya rembulan. Sesosok bayangan berdiri di ujung genteng sebuah bangunan tua. Jubah hitamnya berkibar perlahan, dan di wajahnya terpasang topeng berbentuk rubah berwarna petak dan hitam.

Sorot mata tajam itu turun, mengamati seseorang berjubah abu-abu yang mengendap-endap masuk ke dalam sebuah Paviliun.

Dengan perlahan dan tetap tenang, pria itu melompat turun ke atas atap Paviliun tersebut, tangannya menyingkirkan satu genteng untuk dirinya mengintip apa yang terjadi di dalam nya.

Di dalam Paviliun tersebut tampak hening hanya ada sosok berjubah abu-abu dengan seorang pria tua dan— seorang kasim Kekaisaran?

"Tuanku, hampir saja kita semua celaka. Ini semua karena wanita bernama Jie Xieye." Kasim tua itu mulai bersuara. Nada nya marah dan penuh kesal.

"Bagaimana keadaan Putri ku?" Tanya sosok berjubah abu-abu.

"Putri Anda baik-baik saja, hamba telah membawa semua barang bukti, termasuk membvnvh pelayan yang menukar dupa itu." Jawab sang Kasim sembari mengeluarkan sebuah buntalan kain bermotif bunga teratai.

"Selanjutnya bagaimana, Tuan?" Tanya pria tua yang sedari tadi diam.

Pria berjubah abu-abu itu tersenyum miring, lalu melepas jubah dan tudungnya. Wajahnya terlihat jelas di bawah lentera.

"Untuk apa khawatir? Setelah kembali ke istana, letakkan barang bukti itu di paviliun salah satu selir. Kita hanya perlu melempar batu dan bersembunyi tangan."

Dari atas atap, sosok bertopeng rubah itu tersenyum kecut. Sorot matanya dingin menatap para manusia licik di bawah sana. Terutama para pria yang sejak tadi di panggil 'Tuan'.

"Jadi keluarga Hang benar-benar terlibat. Menjijikan."

1
MommyRea
hadir Thor.. baru Nemu karyamu..😊
MommyRea: ok .. semangat update nya ☺️
IG@bella_bungloon: hallo, kak ^^ selamat datang dan selamat membaca. semoga terhibur yaa, terus ikuti perjalanan para tokoh di novelku 💅😌 jangan lupa mampir di karyaku yang lain
total 2 replies
Marvell Indra
apa chieli lupa dengan apa yang dia dilakukan sahabatnya?
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
Kusii Yaati
kak ceritanya jangan tegang tegang terus dong... ganti suasana gitu yang romantis,aq membacanya ikut tegang... para pemain wanitanya juga nekat nekat dan penuh ambisi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya 😩
IG@bella_bungloon: itulah realita kehidupan di kehidupan zaman itu kak:) romantis scene ya? masalahnya kehidupan aku gak pernah ke dapetan episode romantis, masa mereka pada romantis?😌💅
total 1 replies
Marvell Indra
hati chieli mulai ada api ni... bahaya...
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
Marvell Indra
siapa TUAN yang berkhianat itu??!!
hanya author yg tau..🤔
Kusii Yaati
setampan apa sih hang tianyu sampai di perebutkan sepupu sepupunya sendiri...
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
Marvell Indra
penyakit datang,,, jeng,jeng,jengggg..
Marvell Indra
semangat thor💪
Kusii Yaati
aq gemes banget sama Tianyu sumpahhh pengen nonjok wajah Tianyu 😤
Kusii Yaati
yang kuat tabib jie, jangan lemah atau kau akan di remehkan terus sama tianyu🥺....Hang Tianyu lambemu tak leleti sambel lho, bukannya menenangkan istrinya malah menuduh yg bukan bukan 😤 masih untung tabib jie dan kandungannya tidak apa apa
Kusii Yaati
kayaknya ada aroma aroma cemburu nih... nggak suka istrinya dekat dengan rivalnya 😏
Marvell Indra
jendral Han dirimu, mempertahankan harga diri atau cemburu??!
Marvell Indra
faster up thor...💪
Marvell Indra
ada peran antagonis lagi,,, jeng,,,jeng,,,jeng..
Kusii Yaati
rasanya pengen tak cubit ginjalnya jendral hang...😩
Kusii Yaati
siapa lagi yang berniat jahat pada tabib jie Thor... padahal xieye tidak pernah menyakiti atau menyinggung orang lain 🥺
Kusii Yaati
akhirnya diri mu up juga Thor...ku kira lupa 😁
Marvell Indra
walaupun hanya selir, dia juga ibu dari anakmu hang tianyu.🤬
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔
Marvell Indra: gemes pengen tak gethok kepalanya, biar otaknya waras sedikit gitu
IG@bella_bungloon: kak?? apa yang gemesin dari Hang Tianyu?🥺 dia itu nyebelin loh. tapi makasih yaa udah mampir dan support karya aku, ikuti terus perjalanan Jie Xieye🌹
total 2 replies
Dewi Habibah
bagus ceritanya
Marvell Indra
up terus thos💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!