Menyeberang ke dunia paralel yang sangat mirip Bumi tempat jiwanya berasal, Ron mendapatkan sistem yang unik.
[Sistem Pembantu Super berhasil diikat!]
Dengan keberadaan sistem yang mendukungnya, banyak sekali kekuatan super yang dia peroleh.
Dalam iming-iming sistem yang sangat manis, tidak ada jalan yang bisa Ron pilih selain memulai jalan hidup yang tak terbayangkan.
Satu per satu pertolongan dan permintaan bantuan muncul, sistem akan membawanya ke berbagai dunia, tidak terkecuali dunia film, kartun, bahkan anime untuk membantu semua karakter.
Superman membutuhkan teman curhat? Ron siap untuk membantunya!
Putri Elsa ingin hidup bersama adiknya? Pasti akan Ron kabulkan!
Naruto ingin punya teman bermain yang seru? Ron bersedia mengajaknya bermain!
Nobita mau menjadikan Shizuka sebagai istrinya? Mungkin Ron akan wujudkan keinginannya!
Krilin ingin memiliki fantasi baru? Uhuk! Ron bisa memberinya seri terpanas dari dunianya!
Tanpa sadar Ron menjadi sosok terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Perubahan Hati Elsa
Mendengar keluhan Elsa yang datang dari hati, Ron sedikit kaget. Tak menyangka Elsa memiliki keinginan untuk menjadi orang biasa tanpa ada beban tanggung jawab yang sangat berat.
Akan tetapi, sulit bagi Elsa untuk menolak penobatannya menjadi seorang Ratu yang baru bagi Kerajaan Arendelle. Tidak ada calon yang tepat untuk menggantikan sosoknya sebagai pemimpin kerajaan.
Anna masih belum matang, kurang cocok untuk menggantikan posisi Elsa. Kalau Ron, dia bukan orang asli di Dunia Frozen, lagi pula dia belum menunjukkan sosoknya ke orang-orang di sini.
Mau tidak mau Elsa menjadi Ratu selanjutnya, memimpin Kerajaan Arendelle untuk terus maju.
"Menurutku, akan sulit menolak penobatan ini, tiada satu orang pun yang cocok menggantikanmu." Ron menggelengkan kepalanya sedikit.
Apa yang dikatakan Ron ada benarnya, Elsa mengangguk setuju.
"Aku tahu memang tidak mungkin membatalkan penobatanku, tapi aku percaya di masa depan Anna bia menggantikan aku di posisi sebagai ratu baru."
Kali ini Ron terkejut mendengar pernyataan dari Elsa. "Kamu serius tidak mau menjadi ratu?"
Apa yang keluar dari Elsa terus-menerus ungkapan ketidakmauan menjadi seorang ratu, jelas sekali Elsa tidak kau menjadi ratu.
Pilihan tersebut susah direalisasikan, tapi jika memang Anna bisa menggantikan posisi Elsa, semuanya bisa saja terwujud.
"Aku tidak mau hidup dengan beban seberat itu, tapi ... kalau ada kamu di hidupku, mungkin aku bisa menjalani semuanya."
Pipi Elsa mulai memerah setelah mengatakan kalimatnya. Reaksi Ron juga membuatnya makin malu.
"Hah? Apa maksudnya?" Ron menatap Elsa dengan tanda tanya di atas kepalanya.
Elsa duduk di atas kasur yang lembut, kedua kakinya menjepit dan dia menggelengkan kepalanya. "Um, tidak, lupakan saja aku omonganku barusan."
Melihat Elsa yang malu, Ron menahan tawa dan menyeringai aneh. Ternyata wanita ini memiliki perasaan padanya, dan dia tidak heran dengan fenomena ini. Sudah biasa.
Memang penampilannya yang tampan melebihi ketampanan banyak pangeran kerajaan di Dunia Frozen. Tiada seorang pun yang bisa menandingi wajah tampan Ron.
Pesona Ron tak bisa ditahan oleh Elsa sekali pun, dia memiliki perasaan khusus untuknya.
"Kalau begitu, kita akan melanjutkan pelatihan tentang cara mengendalikan emosi lebih dalam lagi." Ron mengambil alih pembicaraan dan bersiap mengajari Elsa mengontrol kekuatannya.
Akan tetapi, Elsa tidak mengikuti Ron yang duduk di lantai dan bersiap melakukan pelatihan singkat. Dia menatap Ron dengan pandangan mata sedikit aneh.
Ron melirik Elsa yang duduk terpaku memandanginya. "Kamu tidak ingin berlatih?"
Mendengar pertanyaan Ron, tak ada reaksi pada Elsa. Tingkahnya tiba-tiba menjadi seram.
Beberapa detik lamanya Elsa memandang wajah Ron tanpa berkedip, terus melihat dengan tatapan yang aneh. Pipinya yang putih telah memerah sejak lama.
Berikutnya, Elsa melompat ke tubuh Ron tanpa aba-aba.
Ron ingin menghindar, tapi dia tak mungkin membiarkan Elsa jatuh ke lantai dan mendapatkan cedera.
Begitu Ron memeluk tubuh Elsa, posisi mereka memasuki posisi yang ambigu. Tubuh mereka saling berhadapan dengan wajah yang begitu dekat.
Saking dekatnya wajah mereka berdua, hembusan dan suara napas masing-masing bisa mereka rasakan.
Lengan Elsa tanpa sadar mengalungi leher Ron, perlahan wajah mereka terus mendekat dengan tatapan yang begitu lekat.
Segera bibir mereka berdua bertemu dan mereka berciuman dengan mesra.
Ron memeluk tubuh Elsa, memegang pinggul ramping sambil meraba bagian belakangnya.
Mereka berdua makin intens melakukan silat bibir, bahkan tangan Ron menjadi liar memegang sesuatu yang kenyal di bagian bawah tubuh Elsa.
"Ron, aku mencintaimu ...."
Di sela mereka berciuman bibir, Elsa mengungkapkan perasaan cintanya yang sudah terpedam dari kemarin.
Bola mata Ron membulat saat mendengar ucapan Elsa, kemudian dia membalas Elsa dengan gerakan yang ganas.
Keduanya terus bergerak liar hingga mereka berpindah tempat ke ranjang lebar atau king size milik Elsa.
Suara aneh mulai berbunyi di tengah malam dari kamar Elsa, seperti suara seseorang yang mendesah karena kelelahan, dan ada beberapa kali suara rintihan terdengar.
Kita semua tahu apa yang sedang mereka lakukan di malam hari di dalam kamar.
[Ding! Putri Elsa berhasil ditambahkan menjadi anggota harem!]
[Putri Elsa mendapatkan akses untuk ke Istana Harem!]
[Catatan: Setelah masuk ke dalam Istana Harem, semua wanita Host tak bisa lagi untuk kembali ke dunia asal masing-masing.]
Ron tidak memedulikan pemberitahuan dari sistem dan dia terus menusuk tubuh Elsa dengan benda panjang dan besar miliknya.
Di hari selanjutnya, Ron datang menjemput Elsa dan muncul dari langit yang cerah.
Hari ini adalah hari terakhir mereka berlatih, besok sudah hari penobatan Putri Elsa menjadi Ratu Arendelle secara resmi.
Estimasi Ron mengenai misi bantuan kali ini akan selesai sampai hari penobatan. Tidak lama lagi.
"Hari ini akan sama seperti kemarin, melatih kontrol kekuatanmu dari hal kecil hingga yang paling besar."
Di pegunungan yang masih sama, Ron meminta Elsa untuk menggunakan sihirnya tanpa sedikit pun melihatkan emosi hatinya.
Elsa menjadi patuh dengan apa yang diperintahkan oleh Ron, bukan karena hari ini adalah hari terakhir mereka berlatih, tapi hati Elsa yang selalu ingin menempel dengan prianya.
Mulai malam tadi, Elsa sudah menganggap Ron sebagai prianya atau pangeran di dalam hidupnya. Wajar jika terus ingin dekat dan tak mau dipisahkan.
Dengan kondisi hati yang berbunga-bunga, latihan hari ini terasa menyenangkan bagi Elsa. Mengeluarkan sihir es dan salju dengan kontrol yang cukup baik.
Mereka berdua bahkan sempat berpelukan dan bergandengan tangan. Ron sama sekali tak merasakan perasaan dingin dari tubuh Elsa.
Semalam saja Elsa masih bisa mengontrol kekuatannya, meskipun beberapa kali kebablasan dengan memunculkan sihir es di tengah-tengah mereka melakukan hal intim.
Karya Elsa sangat bagus setelah berhasil mengendalikan kekuatannya dengan baik walau belum sepenuhnya. Beberapa patung dan benda yang terbuat dari es semuanya terpajang di pegunungan ini.
"Kita harus kembali sebelum malam tiba, ayo kita pergi sekarang!" ajak Ron kepada Elsa.
"Baik, ayo kita pulang ke kastil!" Elsa menjawab dengan penuh semangat.
Mendengar nadanya yang penuh semangat, Ron memiliki tebakan di dalam hatinya.
Ron membawa tubuh Elsa dengan hati-hati, kemudian melayang di atas pegunungan sambil melihat bekas latihan Elsa selama dua hari ini.
Fiuhh!
Dengan napas super, gelombang angin besar menabrak semua patung-patung es di bawahnya dan mengubahnya kembali menjadi butiran es.
Semua hasil karya Elsa hancur berkeping-keping, kecuali kastil es yang berdiri di antara pegunungan.
"Kamu benar-benar kuat, sayang. Aku tak sabar merasakan kekuatanmu di ranjang lagi." Elsa mengelus dagu Ron dengan belaian lembut.
Kata-katanya membuat Ron tertegun sesaat, kemudian mencium keningnya. "Kamu akan merasakannya sebentar lagi."
Bum!
Dengan efek dentuman sonik yang keras karena kecepatan terbang Ron melebihi beberapa kali kecepatan suara, sosoknya menghilang di pegunungan, menyisakan bongkahan es kecil tersebar di mana-mana.
Setelah masuk ke dalam kastil, Ron dan Elsa makan malam di dalan kamar. Entah bagaimana Elsa mencari alasan untuk menambahkan porsi makan malam pada pelayan, Ron bisa ikut makan dengan Elsa.
Sebenarnya, Ron tidak butuh makan, tubuh Kryptonian miliknya tak seperti manusia biasa yang membutuhkan asupan dari makanan. Cukup dengan radiasi matahari.
Namun, Ron masih mempertahankan kebiasaannya untuk makan, karena itu salah satu kenikmatan menjadi manusia.
Sehabis makan, mereka berdua melakukan kegiatan seperti layaknya pasangan biasa, tak lupa untuk tidur dan bangun di hari esok.
"Sepertinya, aku cocok memakai gaun ini ...."
Pada saat ini, Ron berjalan di antara orang yang datang ke acara penobatan Putri Elsa.
Ron sudah merencanakan hal ini dari kemarin bersama Elsa, dia akan datang ke acara penobatan sebagai tamu undangan.
Tampilan Ron sangat tampan, dengan gaun pangeran dari Istana Harem yang dimodifikasi simbiot Venom. Perpaduan warna hitam dengan corak emas dan silver terlihat cocok di badan Ron.
Banyak sekali orang yang fokus melihat penampilan Ron, wajahnya yang sangat tampan benar-benar menarik perhatian, entah itu anak kecil atau orang dewasa, mereka kagum dengan pesonanya.
"Dari kerajaan mana pangeran itu?"
"Tampan sekali dia, aku merasa aku sedang jatuh cinta!"
"Bangsawan yang lebih bangsawan dari bangsawan yang lainnya!"
"Lihat tatapannya! Aku bahkan tak mampu melihat satu kali tatapannya!"
"...."
Ke mana pun Ron berjalan, pasti ada banyak pujian yang datang dari orang-orang.
Sikap Ron menghadapi pujian banyak orang tetap tidak berubah, dia hanya berjalan sambil tersenyum ke setiap orang yang lewat.
Tepat ketika Ron berjalan di dekat perairan Desa Arendelle, matanya menemukan sesosok wanita yang berlari sambil bernyanyi di sekitar orang-orang.
Tak ada satu pun yang menghentikan kegiatannya yang aneh itu, dan Ron langsung tahu apa alasannya.
"Putri Anna sudah keluar dari kastil?"
Wanita yang bernyanyi sembari berlari ke sana kemari di antara rumah warga adalah Putri Anna, adik kandung Elsa.
Ron juga menjadi tahu bahwa adegan Putri Anna bertemu pangeran jahat akan tiba setelah sesi bernyanyi selesai.
Mengingat adegan tersebut, Ron memiliki ide untuk tidak membuat Putri Anna bertemu pangeran itu.
Pasalnya, pertemuan adik Elsa ini akan memicu peristiwa besar yang menyebabkan Elsa pergi dari kerajaan dan sesuatu yang sangat buruk terjadi.
Mengabaikan tatapan penuh kekaguman orang-orang, Ron diam-diam mengikuti ke arah mana Putri Anna berlari dan berjalan.
Tak lama kemudian, mata Ron melihat seorang pria di pinggiran danau tengah duduk di atas kuda. Dia adalah Pangeran Hans, pangeran antagonis di dalam film Frozen.
Bersamaan dengan itu, Putri Anna bergerak ke arah di mana Pangeran Hans bersama kudanya berada.
"Jangan sampai kuda itu menyenggol Putri Anna," kata Ron sambil bersiap mencegah Anna bertemu Pangeran Hans.
Tepat di detik Putri Anna menyelesaikan nyanyiannya, sosok Ron muncul dari belakang menghentikan Putri Anna untuk terus berjalan ke depan.
"Halo!" Ron mencoba menyapa Anna.
Putri Anna yang hendak melangkah tiba-tiba tertahan, kemudian membalikkan badannya menghadap ke belakang.
Saat berbalik, mata Putri Anna terbuka lebar melihat seorang pria tampan berdiri di belakangnya.
Sangat tampan, bahkan mengalahkan wajah pangeran di dalam mimpinya.
"Ha-hai, apa ka–kamu memanggilku?" Putri Anna tergagap saat melihat wajah Ron.
Ron mengangguk pelan dan menampilkan senyuman yang indah. "Iya, siapa lagi kalau bukan kamu, tidak mungkin aku memanggil kuda di belakangmu."
Sekejap Putri Anna terdiam dengan ekspresi terbelalak, pesona Ron yang luar biasa menghantam hatinya hingga tak bisa berpikir sesaat.
Melihat ada kepala kuda di balik tembok di belakang Putri Anna, Ron langsung menarik wanita tersebut dan menjauh.
Kuda tersebut milik Pangeran Hans yang hendak melewati jalan itu.
"Ke–kenapa kamu menarikku?" Putri Anna masih merasa malu berada di dekat Ron.
Ron masih tersenyum tampan, menoleh ke belakang melihat Putri Anna yang ia tarik. "Jangan terlalu jauh dari kastil, nanti ada yang menyakitimu."
"Hah? Siapa yang mau menyakitiku?" Anna bereaksi dengan raut wajah berlebihan, tiba-tiba dia mengaitkan rambutnya ke telinga. "Lagi pula, kalau aku disakiti oleh seseorang, ada kamu yang akan menolongku."
Secepat itu Putri Anna mengganti ekspresi wajahnya.
Mendengar kalimat Anna, langkah kaki Ron terhenti, kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"Arendelle benar-benar punya dua putri yang unik. Mengesankan sekali," kata Ron dalam hatinya.
"Anu, mengapa kamu berhenti?"