Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Aku dan Fadli semakin dekat. Hari ini keluarga Fadli berkunjung ke rumah kami. Kami membantu mama masak buat siang nanti.
"Keluarga Fadli datang jam berapa Nay? " tanya mama.
"Habis dzuhur katanya ma! " jawab ku.
"Kamu mandi sana Nay terus siap-siap. "
"Iya kak cie.. calon kakak ipar mau datang😁" ledek Fadli.
"Mulai." kataku sambil berlalu ke kamar.
"Ma, mama setuju gak kakak menikah sama bang Fadli? "
"Setuju banget nak! " kenapa Fikri kok nanya gitu? "
"Aku mau melihat kakak menikah sekaligus jadi wali ma. "
"Papamu kan masih ada! "
"Fikri gak mau ma, Fikri yang akan jadi wali nikah kakak. "
Waktu dzuhur telah tiba, kami mempersiapkan semuanya untuk menyambut keluarga Fadli.
"Sudah semuanya nak? "
"Sudah ma. "
"Ma, ada mobil tu! " kata Fikri.
Kami semua melihat ke arah pagar, benar ada mobil berhenti. Keluarlah kak Nisa dan kak Zahra, terus aku melihat laki-laki seumuran papa.
Dan Fadli keluar dari pintu kemudi.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam, silakan masuk kak, pak, Fadli. " ujarku.
"Nay, ini ayahku. " kata Fadli.
Aku bersalaman sama beliau.
setelah banyak mengobrol dan makan, Aku membereskan semua dan mencuci piring.
"Tante Fadli datang kesini membawa ayah kakak dengan niat melamar Nayla di depan orang tua dan kakak Fadli. "
"Bukannya Fadli sudah melamar Nayla nak? "
"Iya tante tapi bukan di depan orang tua Fadli tante. "
"Bismillah tante Fadli ingin membina rumah tangga sama Nayla. "
"Maaf buk, papanya Nayla mana buk? kok gak kelihatan? " tanya kak Zahra.
"Apa Nayla belum cerita? " kata mama kepada Fadli.
"Belum tante. " jawab Fadli.
Ayah Nayla sudah berpisah sama tante. "
"Maaf tante kami gak tau. " ujar mereka.
"Gapapa sekarang tergantung nak Fadli. "
"Apa aku bisa bertemu dengan ayah Nayla tante? "
"Tanyain sama Nayla nak".
" Kak mama Minta ke depan! " panggil Fikri.
"Iya dek sebentar. "
Aku datang ke depan.
"Nayla, Fadli mau melamar di depan keluarganya. "
"Iya Nay hari ini aku bawa keluargaku untuk melamar mu, aku gak mau kita lama-lama menghabiskan waktu untuk sia-sia Nay, kalau kita sudah sama-sama cocok kita lanjutkan ke pernikahan Nay. " "Apa boleh aku ketemu ayahmu Nay? "
Aku terdiam dan menunduk. Perihal papa aku memang gak pernah cerita sama Fadli. Mungkin ini waktu yang tepat bagiku memperkenalkan dia kepada papa.
"Boleh."
"Aku sekarang sudah pindah kerja di kota kita Nay. " ujar Fadli.
"Nayla, apa Nayla siap menerima lamaran adek kami?. "
"Nayla siap kak. " jawabku.
Kak Nisa dan duduk di sebelahku, dia membuka kotak dan memakaikan cincin di jari manisku. "Makasih ya dek. " ucapnya sambil memelukku.
Aku tak sanggup menahan butiran air mata yang keluar.
"Kok nangis? Nayla terpaksa?"
Aku menggelengkan kepala.
"Tangis bahagia nak? " ayah Fadli tersenyum padaku.
"Apa bisa acaranya diadakan bulan depan buk? " tanya ayah Fadli kepada mama.
"Gimana kalau tiga bulan lagi pak? kami butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya.
" Gimana Fadli? "
"Fadli nurut aja yah. "
"Nayla gimana? "
"Nayla juga ngikut aja yah. " jawabku.
Setelah mencari waktu yang tepat dan menentukan acaranya. Keluarga Fadli pamit pulang. Kami membereskan piring-piring. Setelahnya aku dipanggil mama.
"Nay, sini nak mama mau ngomong."
Aku duduk dekat mama. "
Adek-adek ku juga duduk disana.
"Fikri, Silvi tiga bulan lagi kakak kalian akan melepaskan masa lajangnya. "
Adek-adekku terdiam.
"Kak gak pindahkan? " tanya Silvi.
"Keputusan sama Fadli nantinya nak. "
jawab mama.
"Kakak tinggal di sini aja kak. " ujar Fikri.
"Tengok dulu dek. " jawabku.
"Nay, bawa Fadli untuk menemui papa nak. "
"Iya ma. " jawabku.
"Mama besok ke rumah saudara mama, ngomongin ini Nay. "
Hari ini seminggu telah berlalu sejak kedatangan keluarga Fadli ke rumah kami.
Sekarang aku, Fadli dan Fikri akan berkunjung ke tempat papa. "
"Assalamu'alaikum." ucapku sambil mengetuk pintu. Rumah kelihatan sepi.
"Gak ada orang di rumah kayaknya kak. " kata Fikri.
"Tunggu sebentar kakak telpon papa dulu. " Berulang kali akun hubungi papa tapi gak ada jawaban.
kami duduk di teras rumah papa.
"Kakak ke rumah mami ya dek, Fadli bentar ya. "
Mami panggilan untuk kakak pertama papa.
Rumah mami gak berapa jauh dari rumah papa.
"Assalamu'alaikum." ucapku.
"Wa'alaikumussalam, eh ada Nayla ayo masuk. " ajak kakak sepupuku.
"Tumben Nay biasanya kamu malas bangat main ke sini. "
"Aku sibuk aja kak. " jawabku.
"Sok sibuk😊"
"Hei mimpi apa kamu semalem? 😊"
ledek sepupu yang seumuran denganku.
"Mimpiin kamu mangkanya aku kesini. " gurauku.
"Bisa aja kamu Nay. "
"Mami mana kak? "
"Ke mm tadi!Nay."
Aku menggendong si kecil karena kakak sepupuku menyudahi masakannya.
"Nay kamu kapan nih meried? " tanya kakak sepupuku.
"Bentar lagi kak😊"
"Serius Nay? " dia menatapku untuk melihat keseriusan dari omonganku.
"Doakan aja yang terbaik untukku kak. " ucapku.
"Oh ya adek-adekmu apakabar Nay? " "Kok kalian gak pernah main kesini? mami sedih loh, no kalian juga gak ada. "
"Maaf kakak kami Alhamdulillah sehat kak. "
"Pasti Fikri dan Silvi sudah besar ya Nay? " " Sudah bekerja kak😊. "Masyaallah Nay😊.
" Assalamu'alaikum . "
"Wa'alaikumussalam."
Mami pulang dari mm, "mi lihat siapa yang datang! " ujar kakak sepupuku.
Mama menghampiri dan memelukku, "mami kangen nak. "
"Dia mau meried mi. " ujar sepupuku.
"Benar itu nak? kapan nak? "
"Doakan aja mi. "
Mami mengajak ku makan. Aku gak mau membawa Fikri kesini karena ada Fadli.
Aku kirim pesan pada Fadli.
"Sudah pulang papa dek? "
"Belum kak."
Sehabis makan aku mencuci piring.
"Biarin aja Nay, itu tugasku." jawab sepupuku.
"Gapapa aku bantu tugasmu hari ini aku lagi baik😊" ujarku.
"ih modus😜"
"Nay sudah ke rumah papa? " tanya mami padaku.
"Tadi sudah mi tapi rumah papa sepi. " "Papamu jam segini masih molor Nay😊" ujar kakak sepupuku.
"Iya Nay papamu jam segini masih tidur, dan mama sambungmu ngantarin adek-adekmu les, bentar lagi juga balik, " kata mamiku.
Jam dua aku pamit ke tempat papa, "Aku pamit dulu mam. "
"Mampir tempat om-ommu Nay! "
"Oke mam. " jawabku.
Aku mampir tempat saudara-saudara papaku.
Selesai silaturrahmi aku pergi ke rumah papa.
Fadli sama Fikri kemana ya?
"Fikri kamu dimana? " sudah pulang? "
"Kami istirahat di mesjid kak. kakak lama banget. " kata Fikri.
"Sini yuk dek kakak sudah dekat rumah papa. "
"Ok kak, kami kesana. "
"Tak lama Fikri dan Fadli datang.
Kami melihat pintu rumah papa terbuka.
" Assalamu'alaikum. " ucapku.
"Wa'alaikumussalam." jawab anak kecil yg keluar dari dalam. "
"Papanya ada dek? " tanyaku.
"Lagi mandi kak. "
Kami menunggu di teras rumah.
"Kakak siapa? " tanyanya.
"Anak papa. " kata Fikri.
Dia diam sambil melihatku dan Fikri.
Aku mencubit Fikri "kamu jangan ngomong gitu. "
"Maaf kak keceplosan🙏"
Dia berlari ke dalam rumah.
Dia membawa tiga botol fanta.
"Minum kak, bang. "
"Makasih, namanya siapa? "
"Rian kak. "
"Oh Rian kelas berapa? "
"Kelas satu kak. "
Papa keluar dari dalam.
"Assalamu'alaikum." ucap Fadli.
Aku menoleh Fadli lalu aku melihat kebelakang.
"assalamu'alaikum pa. " ucapku sambil berdiri begitu juga dengan Fikri dan Fadli. Kami bersalaman sama papa.
"Sudah lama nak? "
"Belum pa. " jawabku.
"Ayo masuk ke dalam nak, tante lagi ke pasar. "
Kami masuk ke dalam.
"Ini Iyan nak anak papa. " kata papa memperkenalkan anak laki-laki tadi. "
"Iyan sudah kenalan sama kakak cantik dan abang ganteng pa. " katanya.
"Ini anak papa Yan, sekarang menjadi kakak dan abang Iyan. " ujar papa.
Dia bersalaman sana kami dan duduk di sampingku.
"Gimana kabar kalian nak? " "Alhamdulillah sehat pa."
Papa ngobrol sama Fikri. Terus papa beralih kepada Fadli
"Ini siapa nak? "
"Oh ya pa ini calon Nayla pa namanya Fadli. " kataku memperkenalkan Fadli pada papa.
"Oh Fadli kerja dimana? "
"Saya guru pak."
"Oh guru? "
"Ya pak saya guru. "
"Panggil papa aja nak. "
"Maaf pa🙏"