Bai Xue nona muda keempat dari keluarga bangsawan Bai. Di asingkan di perbatasan saat usianya baru mencapai tujuh tahunan. Saat kembali ke Ibu Kota di usianya yang kesembilan belas tahun. Dia di jebak adik kelimanya, sehingga harus bermalam bersama Tuan muda kedua Jiang. Dan dengan terpaksa Bai Xue harus menikah menjadi Nyonya kedua di kediaman Jiang.
Di tahun ke tiga pernikahannya, wanita muda itu di temukan terbunuh dengan banyaknya sayatan di sekujur tubuhnya. Wajah cantiknya bahkan tidak lagi dapat di kenali.
Semua penderitaan yang ia jalani sepanjang hidupnya seperti mimpi menakutkan. Sehingga wanita muda itu dapat terbangun kembali dengan jiwa yang telah berpindah ketubuh gadis muda berusia enam belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti halnya pengantin baru
Tokk...
Suara ketukan pintu dari luar terdengar beberapa kali.
"Masuk," ujar Bai Qi dari dalam ruangan.
"Nyonya, apa suami anda ada di dalam ruangan?" Kata pelayan yang ada di luar.
"Tidak ada."
"Jika demikian. Saya tidak bisa masuk. Peraturan di penginapan ini tidak memperbolehkan pelayan laki-laki masuk kedalam ruangan seorang gadis muda atau Nyonya muda. Jika tidak ada orang lain di dalam kamar," jelas pelayan penginapan.
Bai Qi hanya bisa menarik nafas dalam. "Jika begitu biarkan saja di luar untuk beberapa saat. Saya akan mengambilnya sebentar lagi."
"Baik." Pelayan laki-laki menempatkan dua tatakan kayu tipis berisi dua baju baru. "Nyonya, saya izin pamit terlebih dulu."
"Baik."
Langkah kaki terdengar dari luar ruangan kamar. Bayangan pelayan laki-laki juga sudah tidak terlihat. Bai Qi mencoba untuk bangkit namun berulang kali dia tidak mampu menggerakkan kedua kakinya. Dia berusaha menenangkan dirinya. Gadis muda itu melangkah pelan.
Bbrukkk...
Bai Qi terjauh di lantai. Dia bangkit kembali.
Bruukkk...
Kakinya masih tidak bisa di gunakan untuk menumpu tubuhnya. Kali ini dia hanya bisa menyeret kedua kakinya agar bisa segera mengambil baju yang ada di luar kamar. Tepat di depan pintu kamar gadis muda itu menarik nafas dalam karena rasa sakit di kakinya semakin terasa kuat. Dia berusaha membuka pintu untuk mengambil baju di luar pintu kamar. Namun tepat di hadapannya dia sudah melihat Zhi Yuxuan.
Zhi Yuxuan tanpa berkata banyak hal dengan sigap menggendong Bai Qi masuk kedalam kamar. Baru setelahnya mengambil dua baju di luar ruangan. "Setelah ini jangan pernah mengambil barang atau apapun itu sendiri. Biarkan saja di luar ruangan. Saat aku kembali, aku akan mengambilnya."
Bai Qi mengangguk mengerti. Tatapannya tenang namun menyimpan rasa sakit di kedua kakinya. Gerakan samar dari gadis muda itu di tangkap Zhi Yuxuan. Pria muda itu menatap tenang lalu berlutut di hadapan Bai Qi.
"Tunggu, Tuan muda Zhi. Biar aku saja," ujar Bai Qi berusaha untuk menolak.
"Jangan bergerak." Menatap wajah cantik di depannya. "Jika sakit kamu bisa berteriak," kata Zhi Yuxuan yang mulai memijat kedua kaki Bai Qi perlahan. Baru beberapa saat cengkeraman tangan gadis muda itu cukup kuat menekan lengan Zhi Yuxuan. Tapi pria muda itu tetap diam melanjutkan pijatan. Sekitar tiga puluh menit dia melakukan pijatan lembut di kedua kaki Bai Qi. Saat bangkit dia berkata, "Kamu juga harus mandi. Aku akan meminta pelayan menyiapkan air untuk mandi." Berjalan keluar dari ruangan kamar.
Hanya selang lima menit saja pria muda itu sudah kembali dengan beberapa pelayan. Yang telah membawa dua ember di masing-masing di kedua tangan mereka. Membutuhkan lima belas menit agar bisa menuhi satu bak mandi besar yang dapat di gunakan untuk dia orang.
"Tuan, Nyonya. Air sudah siap," ujar salah satu pelayan laki-laki yang langsung memerintahkan semua pelayan segera pergi dari kamar.
Setelah ruangan kamar sepi Bai Qi bertukar pandangan dengan Zhi Yuxuan. "Tuan muda Zhi. Kamu bisa mandi lebih dulu. Jika bisa tolong panggilkan pelayan agar aku di bawakan air untuk membasuh wajah."
Zhi Yuxuan terdiam selama beberapa detik memikirkan tindakan yang tidak seharusnya dia lakukan. Tapi dia juga tidak bisa melihat gadis di depannya mendapatkan tatapan buruk dari orang lain. "Nona keempat Bai, maaf atas kelancaran yang harus aku lakukan." Pria muda itu melangkah mendekat. Mengendong Bai Qi di dalam pelukannya.
"Tuan muda Zhi." Bai Qi tidak bisa memberontak di dalam pelukan tangan kekar Zhi Yuxuan.
Perlahan tubuh Bai Qi di tempatkan kedalam bak mandi. "Tenang saja, aku tahu batasannya."
Kreekkkk...
Merobek baju yang ia kenakan menjadi penutup mata lalu membalikkan tubuhnya. "Nona keempat Bai, aku akan tetap di sini. Jika kamu butuh sesuatu bilang saja aku akan mengambilkannya."
"Baik," saut Bai Qi menatap punggung tegap Zhi Yuxuan. Perlahan dia melepaskan satu demi satu gaun lusuh di tubuhnya. Dengan kedua kakinya yang masih lumpuh. Dia tentu membutuhkan bantuan orang lain. Tidak mungkin melakukan segalanya seorang diri.
Bai Qi menyandarkan tubuhnya kearah pembatas bak mandi. Cukup lama dia mengamati pria muda yang masih diam tegap menghadap kearah lain. "Tuan muda Zhi."
"Em."
"Dua tahun."
"Apa?"
"Dua tahun waktu yang aku berikan. Jika dalam waktu dua tahun kamu tidak datang melamar. Aku anggap janji ini telah selesai. Dan aku memiliki hak untuk menikah dengan orang lain. Sedangkan hutang budiku akan aku bayar dengan cara lain," ujar Bai Qi sembari memainkan air yang menggenang di atas permukaan bak mandi.
Senyuman tipis terlintas di wajah Zhi Yuxuan. "Baik."
Gadis muda itu menundukkan kepalanya malu. "Tolong ambilkan kain bersih yang tergantung di samping kanan."
"Baik." Zhi Yuxuan mengambil kain bersih seperti yang di inginkan Bai Qi. Dia mengulurkan tangannya tanpa meloneh.
Setelah kain di lilitkan ketubuh, Bai Qi terdiam untuk beberapa saat lalu berkata. "Aku sudah selesai."
"Baik." Zhi Yuxuan tanpa melepaskan ikatan kain di kedua matanya. Langsung meraih tubuh Bai Qi dari dalam bak mandi. Dia menarik tubuh kecil itu di dalam pelukannya. Membawanya masuk kedalam kamar utama.
Wajah Bai Qi sudah merah padam karena bayangan kotor terlintas dalam benaknya. Rasanya dia ingin menampar wajahnya sendiri agar bisa segera tersadar. 'Kami berdua sudah seperti pengantin baru yang telah usai menyelesaikan malam pertama.' Menatap wajah tampan penuh karisma yang sulit di jelaskan.
"Nona keempat, aku juga pria normal. Jika kamu masih melihatku seperti itu. Aku tidak bisa berjanji banyak kepadamu," kata Zhi Yuxuan sembari menelan ludah pahit di tenggorokannya.
"Kamu bisa melihatku?" Bai Qi terkejut.
"Tidak." Zhi Yuxuan meletakkan gadis muda dalam pelukannya di atas tempat tidur. "Tapi aku bisa merasakannya."
Bai Qi mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia mencoba mendinginkan kedua pipi yang mulai terasa panas dengan tangannya. "Aku akan berganti baju."
"Baik." Zhi Yuxuan membalikkan tubuhnya dengan patuh.
Membutuhkan waktu lima belas menit hanya untuk memakai gaun dengan tiga lapisan. "Aku sudah selesai." Bai Qi merapikan gaun yang telah melekat indah di tubuhnya.
Zhi Yuxuan melepaskan penutup matanya. Melihat gadis cantik di depannya. Sesekali pandanganya di alihkan dengan sengaja karena tidak ingin terlalu terpaku di satu titik yang sama. "Aku akan mandi." Melangkah pergi menuju kekamar mandi membawa baju gantinya.
Sedangkan Bai Qi sedikit memasukkan tubuhnya lebih dalam di tempat tidur. Tidak lupa menurunkan kelambu lalu membaringkan tubuhnya. Dia menunggu dengan tenang sembari memastikan detak jantungnya yang kuat tidak akan terdengar pihak lain.