Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17
Saat mereka sedang sarapan terdengar suara bel pintu, kaysan pun beranjak dari tempat duduknya untuk membuka pintu. Ternyata orang yang datang bertamu pagi-pagi itu adalah bella yang datang untuk ikut bersama mereka pergi ke acara wisuda kaysan.
Karin yang melihat kedatangan bella pun juga ikut senang karena ada yang ikut menemani mereka, jadi mereka tidak hanya berdua saja merayakan wisuda kaysan.
Setelah mereka semua sudah siap dan kaysan juga sudah memakai baju toganya, mereka pun berangkat ke Universitas menggunakan mobil yang sudah karin pinjam sebelumnya dari Nita.
Sebenarnya bisa saja karin meminjam mobil dari Zaian, namun ia tidak enak jika harus merepotkan Zaian. Setibanya mereka di kampus, kaysan pun masuk ke ruang wisuda bella dan karin pun duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Setelah menunggu kini giliran nama kaysan yang di sebut oleh MC. "Kaysan atmajaya, lulus dengan predikat magna cumlaude," Karin yang mendengar tak kuasa meneteskan air mata.
Setelah semua prosesi wisuda selesai dan waktunya foto bersama, kaysan keluar dan berlari menuju kakak dan karin yang melihat adik kecilnya itu tak kuasa dan langsung memeluk adiknya itu.
Kaysan yang melihat kakaknya menangis, ia mengambil sesuatu dari saku bajunya dan ternyata itu ada permen. Ia membuka permen itu dan memberikan kepada kakaknya. "Waktu kecil saat aku menangis ibu selalu memberi ku permen, katanya saat sedih kita harus makan yang manis agar kesedihan itu menghilang dan di ganti kan oleh rasa manisnya permen," Karin tak lagi kuasa menahan tangisnya.
Saat sedang menangis di pelukan adiknya tiba-tiba karin merasa seseorang mengelus puncak kepalanya. "Baby sekarang aku ada bersama mu, aku tidak akan membiarkan kamu bersedih," Karin langsung berbalik dan melihat Zaian dan keluarganya datang bersama untuk merayakan kelulusan kaysan.
Perasaan karin di penuhi rasa haru dan bahagia melihat banyak yang sayang kepada dia dan juga adiknya, mereka pun pergi untuk melakukan foto bersama. Setelah menyelesaikan seluruh proses mereka pun kembali ke rumah karin, setelah tiba dirumah karin segera kedapur untuk menyiapkan beberapa makan dibantu oleh bella dan juga Zarah.
Beberapa menit bergelut didapur ketiganya pun selesai dengan masakannya, seluruh keluarga makan bersama dengan hikmat dan penuh canda tawa. Setelah selesai makan bersama mereka semua pun kembali ke ruang keluarga sedangkan karin masih didapur untuk menyiapkan beberapa cemilan kecil.
"Apa rencana kamu selanjutnya nak kaysan," Tanya ayah Zaian.
"Rencananya saya mau cari pekerjaan dulu, saya ingin membantu kakak mencari uang. Saya ingin kakak berhenti kerja dan beristirahat biar saya saja yang membiayai dia," Ujar kaysan, karin yang baru saja masuk dari dapur menolak keputusan kaysan.
"Engga boleh, kamu harus memikirkan masa depan kamu sendiri. Kamu jangan pikirin kakak tapi kamu harus pikirin masa depan kamu, kamu pasti akan menikah punya keluarga sendiri jadi kamu harus menabung untuk masa depan kamu dan juga keluarga kamu kelak," Jelas karin sambil menyajikan cemilan di atas meja.
"Benar kata kakak kamu nak kaysan, kamu harus memikirkan masa depan mu tentang karin dia juga cepat atau lambat akan memiliki keluarga sendiri jadi kamu tidak perlu memikirkan kakakmu," Sahut ibu Zaian.
"Benar kata ibu aku, tentang kakak kamu tenang aja ada aku yang akan melindungi dia lagian aku juga sedang mengurus segala sesuatu agar bisa segera menikahi kakakmu," Ucap Zaian
"Tapi aku ingin bisa membalas jasa-jasa kakak yang sudah merawat dan membiayai ku selama ini," Ujar kaysan.
"Kita ini adik kakak tidak ada namanya balas jasa yang ada tanggung jawab, dan itu semua tanggung jawab aku sebagai kakak kamu," Ujar karin.
'Anakku benar-benar mendapatkan wanita yang sempurna, aku harus segera mengurus segalanya agar mereka bisa segera menikah,' batin ibu Zaian.
"Kalau gitu aku nurut aja apa kata kakak," Sahut kaysan.
"Gimana kalau kaysan masuk kerja di perusahaan kakak dulu hitung-hitungkan biar dia sambil belajar," Sahut Zarah memberi saran.
"Aku sih terserah kaysan dan karin aja," Ujar zaian.
"Gimana menurut kamu kay?" Tanya karin kepada kaysan.
"Bagus juga biar aku juga bisa belajar."
"Ok kalau begitu kita udah putus kan kaysan akan bekerja do perusahaan kamu zaian," Ujar ayah zaian.
"Ok ayah," Sahut zaian.
"Oh iya aku sampai lupa bertanya, wanita ini adik kamu juga yah karin?" Tanya ibu Zaian.
"Dia pacar aku," Sela kaysan buru-buru menjawab pertanyaan itu. Ibu Zaian hanya mengangguk paham.
Siang itu mereka bekumpul dan bercengkrama sampai tak terasa hari sudah petang keluarga zaian pu pamit pulang begitu juga dengan bella.
Setelah mereka semua pulang karin pun mulai beres-beres rumah di bantu kaysan, selesai beres rumah karin masuk kekamar nya dan membersihkan tubuhnya lalu ia beristirahat. "Ahh! Akhirnya selesai juga semua, waktunya istirahat," Gumam karin sambil merebahkan tubuhnya.
Karena lelah seharian beraktivitas tek terasa karin mulai terlelap, karena lelah tanpa karin sadari jika ia lupa memberi kado yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk kaysan.
Tepat jam pukul 20:15 karin terbangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya dan pergi kekamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah keluar dari kamar mandi ia sedikit melirik kearah ruang ganti pakaian yang membuatnya sadar jika ia lupa memberikan kado kepada kaysan. "Astaga karin bisa-bisanya kamu lupa hal penting seperti ini," Ia kemudian mengambil kado itu da berjalan kearah kamar kaysan.
Tok tok tok
"Iya masuk," Sahut kaysan dari dalam kamar yang sedang bermain game online.
"Ada apa kak," Sahut kaysan sambil mematikan gamenya.
"Ini kado kelulusan buat kamu, tadi kakak lupa kasih ke kamu," Ucap karin sambil menyerah kan kado yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Makasih kak, apa isi kadonya kak?" Tanya kaysan setelah menerima kado itu.
"Di buka dulu dong."
"Wah makasih kak! Kadonya bagus banget," Seru kaysan yang melihat kado dari karin yang sebuah ponsel I-Phone keluaran terbaru.
"Bagus deh kalau kamu suka, kakak keluar dulu kamu jaga baik-baik ponselnya," Sahut karin berjalan keluar dari kamar kaysan.
Saat tiba di kamarnya karin mendengar suara ponselnya yang berdering, ternyata ibu Zaian lah yang menghubunginya. "Iya hallo tante," Sahut karin menjawab telefon.
"Apa kamu sedang sibuk nak? " Tanya ibu Zaian disebrang sana.
"Tidak, ada apa tante?"
"Kamu bisa tidak datang ke rumah tante malam ini ajak kaysan juga, ada hal penting yang ingin tante dan om bicarakan dengan kalis semua," Sshut ibu Zaian.
"Baik tante saya akan ajak kaysan juga."
"Ok tante tunggu yah."
"Iya tante," Sahut karin sambil keduanya menutup telfon.