NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desa Verlaten Dan Gadis Penyihir

Siang hari akhirnya tiba dan Alaric langsung keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai bawah untuk mencari Melvil, dan setelah sampai di lantai bawah Alaric telah mencari Melvil ke seluruh dalam rumah tapi Melvil tak kunjung ditemukan.

Karena Alaric tidak menemukan Melvil di dalam rumah lantas Alaric menuju pintu belakang untuk mencari Melvil di halaman belakang.

Sesampainya di halaman belakang dan benar saja Alaric melihat Melvil di halaman belakang sedang menyiram tanaman, setelah melihat Melvil Alaric segera menghampiri Melvil.

"Ayah apakah aku boleh keluar untuk melihat-lihat desa?" Tanya Alaric.

"Ya tentu saja, tapi kamu harus ditemani oleh seorang pengawal" Jawab Melvil sambil menyiram tanaman.

"Baiklah, aku akan meminta sersan Estrilda untuk mengawalku" Ucap Alaric.

Setelah mendengar ucapan Alaric seketika Melvil terdiam sejenak lalu berhenti menyiram tanaman.

"Bagaimana kamu mengenalnya?" Tanya Melvil sambil membalikkan badannya lalu menghadap Alaric.

"Saat di tembok perbatasan kami sempat berkenalan" Jawab Alaric.

"Begitu? Apa saja yang kamu tahu tentang dirinya?" Tanya Melvil lagi.

"Hmmm... Yang aku tahu dia adalah seorang sersan wanita" Jawab Alaric.

"Oh begitu, pergilah ke gerbang depan rumah dan minta Estrilda untuk mengawalmu" Ucap Melvil sambil membalikkan badannya kembali.

"Terima kasih Ayah" Balas Alaric sambil membalikkan badannya.

"Alaric, saat sore hari kamu sudah harus berada di rumah" Ucap Melvil sambil menolah ke arah Alaric.

"Baiklah" Balas Alaric.

Setelah mendapatkan izin dari Melvil lantas Alaric langsung berjalan pergi menuju gerbang depan rumah dan meninggalkan Melvil yang masih menyiram tanaman.

Sesampainya di gerbang depan rumah, Alaric melihat ada dua penjaga berpakaian lengkap yang sedang berjaga di gerbang depan rumah.

Karena Alaric melihat ada seorang penjaga yang memakai cincin yang berada di luar sarung tangan di tangan kirinya Alaric bisa memastikan bahwa penjaga yang sedang memakai cincin itu adalah Estrilda.

Setelah itu lantas Alaric langsung menghampiri salah satu penjaga yang memakai cincin itu.

"Sersan, aku ingin berjalan-jalan di sekitar desa dan ayah memintaku untuk mencari seorang pengawal, maukah kamu mengawal ku pergi ke desa?" Tanya Alaric yang sudah berada tepat di belakang Estrilda.

Setelah mendengar permintaan itu Estrilda langsung membalikkan badannya dan melihat bahwa Alaric sudah berada tepat di belakangnya.

"Baiklah" Jawab Estrilda setelah melihat Alaric.

Setelah itu Estrilda dan Alaric berjalan bersama keluar dari gerbang rumah lalu pergi menuju desa.

Jarak dari rumah Alaric sampai ke pemukiman warga hanyalah 250 meter sehingga wilayah desa dapat dilihat dengan jelas dari rumah Alaric yang berada di dataran yang cukup tinggi.

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Alaric tiba di pemukiman warga, di sini Alaric bisa melihat rumah-rumah para warga yang masih terlihat sangat sederhana dan juga jalan di desa ini masih berupa jalan tanah sehingga membuat desa ini terlihat sangat asri.

Di desa ini juga terdapat beberapa kios-kios kecil milik warga desa dan beberapa barang yang dijual di sini semacam sayur-sayuran, buah-buahan, daging-dagingan, berbagai macam aksesoris, pakaian, terlihat juga ada yang menjual beberapa alat perang, dan masih banyak lagi barang kehidupan sehari-hari yang dijual di sini.

Dan di bagian luar desa, desa ini dikelilingi oleh ladang yang cukup luas yang dimana ladang ini menjadi salah satu pendapatan terbesar desa, di sebelah barat desa juga terdapat sebuah sungai kecil yang mengalir dari arah selatan menuju ke utara.

Tapi, selama Alaric berjalan-jalan di sekitar desa Alaric tidak melihat ada sebuah toko pandai besi atau toko jahit di sekitar area desa, karena rasa penasaran Alaric mencoba mampir ke sebuah kios kecil yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Kios yang Alaric hampiri kali ini adalah kios yang menjual alat perang, sesampainya di depan kios tersebut Alaric langsung menyapa pemilik kios itu yang terlihat memiliki rambut botak, lalu berbadan besar dan berotot.

"Permisi paman aku ingin bertanya, darimana kamu mendapatkan peralatan perang ini?" Tanya Alaric kepada penjaga kios tersebut.

"Apakah maksudmu peralatan perang yang keren ini? Aku membawa ini semua dari kota Buitenzorg, tepatnya dari sebuah toko pandai besi milik kakak ku" Jawab penjaga toko itu.

"Apakah kamu sedang mencari sesuatu?" Imbuhnya.

"Hehehe tidak paman, aku hanya ingin bertanya-tanya" Balas Alaric.

Setelah itu Alaric berjalan pergi dari kios tersebut dan melanjutkan perjalanannya lagi, selama di perjalanan Alaric menyadari bahwa ada sebuah peluang bisnis yang sangat menguntungkan di dunia ini.

Namun karena saat ini Alaric merasa kurang tertarik dengan bisnis pikiran itu hanya terlintas sesaat.

Beberapa menit kemudian akhirnya Alaric sampai di sebuah lahan kosong yang sebelumnya telah dia lewati.

Dan alangkah terkejutnya Alaric saat melihat gadis Penyihir yang sebelumnya dia lihat sedang berlatih kini masih berlatih sihir di bawah pohon besar itu.

Tanpa pikir panjang Alaric segera berjalan ke arah gadis Penyihir itu lalu mencoba menyapanya.

"Halo, apa yang sedang kamu lakukan sendiri di sini?" Sapa Alaric kepada gadis Penyihir itu.

Setelah Alaric menyapa gadis Penyihir tersebut gadis Penyihir terlihat terkejut karena kedatangan Alaric yang secara tiba-tiba.

"Oh... Aku sedang berlatih sihir" Jawab gadis Penyihir itu setelah menoleh ke arah Alaric.

Gadis kecil yang memiliki mata coklat dan rambut coklat dengan mengenakan pakaian lusuhnya sambil memegang sebuah tongkat kayu yang dimana di ujungnya terdapat sebuah batu kecil telah menarik perhatian Alaric.

"Perkenalkan namaku adalah Alaric, dan umurku 10 tahun" Ucap Alaric sambil mengulurkan tangannya.

"Namaku Sanchia, umur 10 tahun" Jawab gadis kecil itu dengan malu-malu menjabat tangan Alaric.

"Pakaianmu terlihat cukup bagus dan kamu juga didampingi seorang pengawal, apakah kamu seorang bangsawan?" Tanya gadis itu.

"Ya, aku adalah anak dari Baron Melvil" Jawab Alaric.

"Baron Melvil? Oh Maaf, selamat siang Baron Alaric" Ucap gadis kecil itu sambil menundukkan kepalanya.

"Santai saja, kamu tidak perlu menyapa seperti itu" Ucap Alaric.

"Baiklah Baron Alaric" Balas Sanchia.

Setelah perkenalan itu Alaric, Sanchia, dan Estrilda duduk bersama di bawah pohon besar itu.

"Apakah kamu seorang Penyihir?" Tanya Alaric kepada Sanchia.

"Ya, aku dan ayahku adalah seorang Penyihir tipe penyerangan" Jawab Sanchia.

"Oh begitu, sebagai seorang Penyihir ayahmu bekerja dimana?" Tanya Alaric dengan rasa penasaran.

"Ayahku bekerja di kota sebagai seorang petualang dan hanya pulang 3 hari sekali" Jawab Sanchia sambil bercangkung (duduk sambil menaikkan kedua lutut).

"Petualang? Seperti apa pekerjaannya?" Tanya Alaric.

"Yang aku tahu para petualang akan menerima beberapa misi lalu jika berhasil menyelesaikannya mereka akan mendapatkan uang" Jawab Sanchia.

"Begitu, lalu apakah ayahmu memiliki banyak uang?" Tanya Alaric.

Sanchia menggelengkan kepalanya, "Tidak, ayahku hanya Penyihir kelas bawah dan dia hanya diizinkan untuk mengambil misi-misi mudah sehingga upah yang diterima Ayahku tidak banyak" Jawab Sanchia.

"Begitu, Bagaimana dengan ibumu? Apakah dia Penyihir juga?" Tanya Alaric

"Tidak, ibuku sama sekali tidak memiliki energi sihir dan kini ibuku sedang sakit" Jawab Sanchia dengan raut wajah sedih.

Seketika Estrilda menepuk pundak Alaric lalu menggelengkan kepalanya, Alaric yang paham dengan maksud Estrilda menganggukkan kepalanya lalu berhenti bertanya lebih lanjut tentang keluarga Sanchia.

"Maaf Baron Alaric, aku malah menceritakan hal yang tidak berguna kepadamu, sepertinya aku sudah cukup belajar sihir dan sekarang aku harus segera pergi" Ucap Sanchia sambil berdiri dari duduknya lalu segera pergi meninggalkan Alaric dan Estrilda.

Dibawah pohon besar itu Alaric hanya bisa melihat Sanchia berlari pergi meninggalkan dirinya.

1
Aegis Aetna
iya bener masa boong
Aegis Aetna
iya lu udah mati, malah nanya.
Aegis Aetna
iya bang, mending ke isekai aja sh kalo kata gw mah
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!