NovelToon NovelToon
My Daddy, My First Love

My Daddy, My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Terlarang / Beda Usia / Kaya Raya / Keluarga / Romansa
Popularitas:28.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Saat membaca judul ini, pasti di benak kalian berpikir ini cerita tentang sugar Daddy bersama gadis mudanya, kan? Tentu saja itu salah besar. Ini merupakan kisah percintaan terlarang antara Ayah kandung dan putri biologisnya sendiri. Eit, jangan emosi dulu. Author tidak menormalisasi hubungan sedarah kok, ini terjadi karena ada sebab dan akibatnya juga. Bagaimana itu bisa terjadi? Penasaran? Ikuti terus kisah cinta terlarang yang penuh dengan kontroversi.
...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 17

Sesaat lelaki itu meninggalkan sejenak ponselnya di atas meja karena merasa ingin membersihkan diri ke kamar mandi, hal itu menjadi kesempatan bagi Laura untuk mengintip aktivitasnya di ponsel. Kebetulan saat itu Sena baru saja membalas pesan, dengan cepat Laura membaca pesan masuk tersebut di layar beranda.

"Hah?" kedua mata wanita itu membelalak tajam saat mengetahui kedekatan mereka, karena Sena mengirim emoticon hati pada Hans, memantik rasa cemburu yang begitu besar. Dadanya terasa sesak, dengan lutut dan jari tangan yang gemetar hebat.

"Eugh!" wajah Laura tampak menegang di sertai bibir yang terkatup rapat, ia tak terima dan tak rela membiarkan lelaki pujaannya dekat dengan wanita lain meski hanya sekedar berkirim pesan sekalipun.

Beberapa menit kemudian, Hans keluar dari dalam kamar seusai mandi dan kembali mengenakan pakaiannya.

"Sayang!" seru Laura dengan nada tegas, membuat pandangan Hans terpaku padanya.

"Apa sih? Kenapa kamu membentak saya seperti itu?" tanya Hans santai meski terlihat raut kecewa dan emosi di wajah Laura.

"Tolong jauhi gadis yang bernama Sena! Kamu itu pacarku!" bentak Laura yang tak menggubris teguran lelaki tersebut, Hans mengerutkan kening dan melemparkan senyuman sinis, ia mendengarkan ucapan wanita itu tak ubahnya seperti sebuah lelucon.

"Apa? Kamu mencoba melarang saya untuk dekat dengan Sena? Hey, kamu pikir kamu itu siapa, Laura? Kamu hanya ngaku-ngaku saja!" cetus Hans dengan nada merendahkan, Laura merasa tak terima.

"Kamu itu pacarku, Hans! Kita sudah bercinta beberapa kali, tetapi kamu masih tak ingin mengakui aku juga? Jadi, kamu hanya ingin bersenang-senang dengan tubuhku?" cecar Laura, Hans tersenyum miring mendengar ocehannya.

"Kamu menyalahkan saya? Kamu sendiri yang nyosor-nyosor. Saya sebagai lelaki normal ya wajar, karena kamu yang mulai duluan!" terang Hans tegas, bahkan Laura tak paham jika nafsu dan cinta bukanlah hal yang saling berkaitan pada diri laki-laki.

"Kenapa kamu begitu tega? Aku sudah menyerahkan semuanya demi kamu," isak Laura, di satu sisi Hans merasa tak tega padanya.

"Iya, tapi saya sama sekali tidak minta itu semua darimu! Sudahlah Laura, saya benci melihatmu menangis seperti ini!"

Hans sesungguhnya tak ingin menyakiti perasaan seorang wanita, ia harus berakting di saat seperti ini, karena ia tahu Laura terlalu keras untuk mendapatkannya. Hans mendekat, dan mendaratkan bokongnya di sebelah Laura yang tengah terisak, reflek wanita itu menempatkan kepalanya di bahu bidang lelaki tersebut sambil terus sesegukan dengan suara yang memilukan.

"Saya minta maaf, Laura," ucap Hans, tangis wanita itu semakin pecah sampai air matanya menetes di kaos hitam yang dikenakan Hans.

"Tolong jangan membuatku cemburu, sayang," isak Laura, Hans mengangguk meski tidak dengan hatinya.

"Dasar perempuan lebay!" batin Hans, ia mengusap lembut pundak Laura dengan gerakan pelan.

"Iya," jawab Hans, membuat isakan Laura mereda, lalu menyeka sisa air mata menggunakan punggung tangannya, kemudian merengkuh erat tubuh Hans sembari merapatkan dagu di bahunya.

"Sayang, aku sudah memasakan makanan enak untukmu. Tetapi sepertinya sudah dingin karena kamu terlalu lama mendiamkannya. Sama seperti perasaanku, jika kamu terlalu lama mendiamkanku, mungkin aku bisa kehilangan rasa padamu," oceh Laura berharap lelaki itu tersentuh dengan kalimatnya. Namun, Hans hanya mendengar tetapi tidak mempedulikan sama sekali, karena menurut Hans ucapan Laura kosong bagaikan angin.

"Apapun yang kamu katakan, aku sama sekali tidak peduli!" batin Hans, merasa risih dengan kehadiran Laura di sisinya, hingga ia memutar otak agar wanita itu segera pergi.

"Laura, sebenarnya saya ada janji dengan kawan-kawan saya untuk bersepeda," alasan Hans secara tiba-tiba, Laura bergeming sesaat.

Laura akhirnya mengangguk meski terpaksa, karena ia masih ingin menghabiskan waktu bersama Hans.

"Baiklah, tapi kamu harus antarkan aku pulang," rengek Laura yang saat itu belum berbusana.

Hans mengangguk dan berdecak kesal. "Ya, sekarang pakai pakaianmu segera!" titahnya tegas.

"Aku pinjam bajumu," pintanya manja, Hans memutar kedua mata kesal, dan beranjak mencarikan pakaian yang bisa dikenakan Laura. Sampai akhirnya ia menemukan celana pendek santai miliknya dan juga baju kaos berwarna putih yang agak kecil.

"Pakailah!" Lelaki itu sedikit melempar baju dan celana tersebut tepat ke arah Laura.

Wanita itu memegang pakaian yang dilempar Hans dengan hati-hati, tatapan sayu melintas di matanya. "Hmm... Bisa tidak bersikap lembut sedikit?" keluh Laura.

Saat Laura mengenakan kaos berwarna putih tersebut, seketika bentuk butir di dadanya tercetak, membuat Hans agak risih melihatnya. Ia pun langsung melempar jaket ke arah wanita tersebut. "Gunakan ini untuk menutupi itu!" ujar Hans sambil menunjuk kedua butir yang mencuat di balik kaos Laura. Wanita itu tersenyum senang dengan perhatian kecil yang diberikan oleh Hans.

"Terima kasih sayang, pasti kamu tidak rela, kan, kalau milikmu dilihat bebas oleh pria lain?" godanya sambil mengedipkan satu mata genit ke arah Hans.

"Sudahlah, Laura! Saya tidak ada waktu untuk bercanda, segeralah!" ajak Hans sambil melangkah lebar memandu Laura keluar dari rumahnya, kemudian masuk ke mobil.

Laura duduk di samping Hans sambil mengenakan seatbelt. Hans mencoba untuk tetap fokus pada perjalanan, meskipun terganggu oleh kilasan senyum Laura yang terlihat jelas di kaca spion mobil.

Sulit baginya untuk menjadikan Hans sebagai kekasih yang utuh, tetapi hatinya merasakan kedamaian yang sulit di ungkapkan dengan kata-kata. Walaupun ia harus terluka karena cinta yang bertepuk sebelah tangan, meski begitu ia akan tetap berusaha menantikan cinta itu tumbuh di hati Hans.

...

Sementara di lain tempat.

Sena mendapatkan e-mail jika ia besok akan menjalani walk interview di perusahaan jam tangan.

"Akhirnya." Ia tersenyum lebar saat mengonfirmasi undangan tersebut tak sabar untuk menunggu hari esok. Lantas Sena segera menyiapkan seragam formal untuk ia kenakan, dan berlatih memperkenalkan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar lancar menghadapi wawancara.

...****************...

Pagi itu, Sena tampak segar dan bersemangat. Berdandan sederhana namun menawan, dengan make-up tipis yang memperlihatkan keceriaan dan energinya yang masih muda. Kemeja putih dengan detail renda di kerahnya dipadukan dengan rok hitam di atas lutut yang sedikit terbelah di bagian sisi, menciptakan kesan profesional namun tetap stylish. Rambut panjangnya diikat setengah, dengan sebagian kecil dibiarkan bergelombang, memberikan sentuhan feminin. Aksesoris rambut menambah kesan manis pada penampilannya.

"Sempurna," gumam Sena sembari tersenyum di balik cermin. Dengan menyampirkan tas hitam di bahunya, ia mulai melangkah anggun, terdengar irama sepatu heels saat ia sedang berjalan.

"Hai Sena, sukses ya," kata Yuna memberi semangat kepada sahabat barunya itu.

"Ya, makasih Yuna," balas Sena sambil tersenyum, lalu ia bergegas karena sudah di nantikan oleh sopir taksi online di depan gerbang kontrakannya.

Tak butuh waktu lama, Sena tiba di depan gedung megah milik The Horizon Company, perusahaan jam tangan terkenal yang dipimpin oleh Hans, saat itu ia belum mengetahui semuanya.

Ia merasa jantungnya berdegup kencang saat pertama kali keluar dari taksi dan melangkah menuju lobi perusahaan besar tersebut.

"Selamat pagi, Bu," sapa Sena kepada wanita yang berdiri di balik meja resepsionis.

"Ya, pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Anita dengan ramah.

"Hari ini saya datang untuk walk-interview, saya mendapatkan e-mail dari perusahaan ini." Sena memperlihatkan e-mail di ponselnya pada Anita, wanita itu mengangguk dan segera menghubungi divisi HRD.

Sena yang menunggu hanya diam terpaku menatap bibir Anita ketika ia sedang berbicara lewat telpon yang di genggamnya. Sesaat Anita meletakan gagang telpon tersebut, dan kembali fokus pada Sena.

"Anda di suruh menghadap Pak Liu ke ruangannya untuk sesi wawancara, ruangannya ada di lantai 15, silahkan Anda gunakan lift yang di sebelah sana." Anita dengan ramah menunjuk letak lift yang sering di gunakan para karyawan dan staf.

Sena mengangguk.

"Baik Bu, terimakasih banyak," ucapnya, lalu ia melanjutkan untuk menemui Liu sesuai anjuran Anita.

Tangannya bergetar saat menekan pintu lift tersebut, entah mengapa ia merasakan nervous yang berlebihan.

Saat pintu lift hampir tertutup, tangan seorang pria dengan gagah menahannya, membuat pintu kembali terbuka. Sena terkejut menemukan dirinya berada dalam lift yang sama dengan salah satu karyawan The Horizon Company. Keduanya saling memandang, terdiam dalam ketegangan yang menggantung di udara.

"Ehem... Nona hari ini mau interview, ya?" tanya pria itu sopan, membuat Sena mengangguk gugup sambil memegang erat amplop CV-nya dengan tangan yang terus gemetar.

"I-iya, Pak," jawab Sena, menatap nametag yang tergantung di saku jas pria itu.

"Jonathan," gumam Sena dalam hati, pria itu tersenyum ramah.

"Mari saya antar!" tawar Jonathan, sambil mempersilakan Sena keluar dari lift yang telah sampai di lantai 15.

Sena mencoba memperlambat langkahnya, memberi isyarat agar Jonathan berjalan lebih dulu untuk memimpin jalan. Namun, Jonathan justru menyamakan langkahnya dengan Sena, membuatnya semakin canggung.

"Ayo, tidak perlu malu-malu."

...

Bersambung...

1
Aditya HP/bunda lia
pas dapet notif langsung cus eh gak taunya eps terakhir .... happy ending makasih thor syukaaa ...novelnya 😘😘
Kim Jong Unch: Makasih ya, sudah mengikuti sampe akhir. maaf kalau ada salah kata. salam hangat dari othor ❤️
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
Apa Richie dan Sena akan diperstukan oleh othor?
Kim Jong Unch: InsyaAllah.😆
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
bapaknya meninggal setelah Richie berhasil jadi penyanyi ...
Aditya HP/bunda lia
rasain loe Sena ....
Aditya HP/bunda lia
bagus sekali Richie good 👍👍👍 tinggalin ajah cewe modelan si Sena yang gak bisa menghargaimu pergilah biar tau rasa dia
Aditya HP/bunda lia
Wah, .... kayaknya jalan bucin sena dimulai dari sini ... 🤭
Aditya HP/bunda lia
bikin si Sena pada akhirnya bucin sama Richie thor
Kim Jong Unch: Okee☺️
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
Betul tuh cepat nikahkan ajah Hans...
Aditya HP/bunda lia
enak mas Jojo dipecat emang kamu akhir2 ini seenaknya bener jata Hans kamu itu di kasih hati minta jantung
Aditya HP/bunda lia
syukurlah aku kira yang patah hati Richie di tolak Sena ternyata si duo rese .... 👍👍
Aditya HP/bunda lia
udah terima ajah Sena ...
Aditya HP/bunda lia
kamu mah da gak mau ikhlas bukan gak bisa tapi gak mau coba
Aditya HP/bunda lia
Hans juga pasti ngundang Richie
Aditya HP/bunda lia
Malu yah Hans .... 😂😂
Aditya HP/bunda lia
wkwkkkk ... kebayang itu bu iroh 😂😂😂 aku aku punya tetangga rumahnya belakang rumah aku namanya sama iroh orangnya gendut juga pas baca aku tadi ngakak koq bisa pas yah 😂😂
Aditya HP/bunda lia: beneran mana orangnya super judes udah terkenal deh dia mah kejudesan sama kejulidannya ... 😂😂
Kim Jong Unch: Hahaha... Waduh masa...🙈✌️😅
total 2 replies
Aditya HP/bunda lia
si sena ini minta di bogem ngeyel amat ... gemesssss
Aditya HP/bunda lia
hajar ajah mas Jojo dah halal ini .... 😂😂
Aditya HP/bunda lia
Ya ampun si sena
Aditya HP/bunda lia
wah, .... maraton ini aku ketinggalan banyak sibuk di real 🙏
Aditya HP/bunda lia
thor aku gemes banget sama si yuna ... 😬😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!