"ini kisah gue dan rumit nya orang-orang di sekitar gue" - Han
Hidup Han mulai berubah setelah Yuna-Sahabat masa kecil nya- pindah ke sekolahnya. perlahan kisah cinta yang hanya sebuah rasa yg terpendam mulai bermekaran di masa SMA nya. siapa sangka teman teman nya saling berkaitan dengan kisah cintanya masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon han sayang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 [Peduli]
Pemuda itu sedang merokok di belakang sekolah bersama beberapa temannya. Ia melemparkan putung rokok yang sudah memendek itu ke tanah lalu menginjaknya. "Gue balik ke kelas!" pamitnya berlalu meninggalkan temen-temannya. Di koridor Lino bertemu dengan Yena yang membawa beberapa buku dari perpustakaan. Pemuda itu berjalan dengan cuek melewati Yena.
"Stop!!" ucap gadis itu menghentkan pemuda di depannya. Lino berbalik ke arah gadis itu. "Nih permen." Katanya mengeluarkan dua bungkus permen mint dari sakunya. "Dikelas udah ada guru, lo bau rokok." Kata gadis itu. "Thanks," katanya lalu membuka bungkus permen itu, langsung mengunyahnya. Gadis itu kemudian tersenyum dan melangkah duluan. "Semoga hari lo bahagia!" katanya sambil berlalu.
Setelah beberapa kali bertemu dengan anak baru itu, Lino mulai menunjukan perhatiannya pada gadis itu. setidaknya itulah yang Yeji pikirkan saat ini. seminggu setelah kedatangan Yena, temannya selalu duduk di kursi gadis itu yang kosong. Hanya sekedar menanyakan PR atau untuk tidur saat tidak ada jam pelajaran. Yena juga tidak banyak protes dan biasa saja, tapi Yeji mulai merasa risih atau iri mungkin. Gadis itu mencoba tidak peduli namun semakin lama ia sering mendengar rumor-rumor yang melibatkan temannya hingga semakin membuat ia risih.
"Kayaknya beneran si Lino naksir anak baru itu." ucap Chu yang mulai bergibah di mejanya.
"Yahh lempeng dong dia, gue lebih ship sama Han huhuhu." Sahut Gaeul. Chu menggeplak kepala temannya itu.
"Tapi si Yena ini aneh banget gak sih, masa setiap pelajaran olahraga ngga pernah ikut. Alesannya sakit mulu dah heran gue. Sekarang aja dia gak ganti baju masih pake seragam."
"Gue inget kata Bu Wendy dia baru sembuh dari sakit katanya, makanya ngga pernah ikut jam pelajaran olahraga."
"Ohh jadi si Lino ini suka nya cewek yang lemah gitu ya biar dia bisa jadi penjaganya gitu, duh soswit banget gak siii." Ucap Chu yang mulai meng-halu.
"Menurut lo gimana Yej?"
"Haa? Gue?"
"Iya lah lo nyimak mulu dah dari kemaren kalo kita gibah, kali-kali nimbrung napa."
"Biasa aja sii menurut gue, temen-temen dia nya juga gak heboh." Jawab gadis itu acuh. "Gue duluan ya, mo nyusul Ryujin, dia lama banget manggil Pak Minhyuk nya."
"Eh tadi si Chan sama Han udah Nyusulin perasaan, tapi belom balik lagi." Lapor Sua yang baru datang ke kumpulan cewek-cewek itu.
Yeji beranjak dari kursinya. "Gak apa-apa gue sekalian mau beli minum hehe, duluan ya."
"Okee ti-ati."
Gadis itu berjalan menuju ruang guru. Ia berpapasan dengan Han yang setengah berlari. "Ryu dimana?" tanya Yeji.
"Lagi Ambil Bola basket sama Chan." Lapor pemuda itu.
"Oh oke."
"Eh lu mau kemana?" tanya Han menghadang gadis itu.
"Nyusulin dia lah, lagian bola basket banyak gitu dibawa sama dua orang emang sanggup?"
"Gak usah, ini gue mau manggilin Lino sama yang lain buat bantuin, lo ke lapangan aja."
"Gak, males gue temen lo molor tuh mending lo bangunin." Jawab Yeji ketus.
"Yaudah lo sama gue aja nyusulin mereka, tarr tungguin gue nyuruh anak-anak ke lapangan dulu." Ucap Han, Yeji memutar bola matanya malas. Ia melangkah menghiraukan pesan Han menuju ruang olahraga.
Saat ia masuk terdengar percakapan dua orang di dalam ruangan itu. saat hendak melangkah masuk kedalam lengannya ditarik oleh Han. Pemuda itu mengajak Yeji bersembunyi di Luar pintu yang tertutup.
"Ap-"
"Syutt mereka lagi gelut." Bisik Han. Menutup mulut Yeji. Mereka sama-sama terdiam sambil bersembunyi di luar.
"jadi sekarang lo udah pacaran sama dia?" tanya Ryujin.
Chan hanya diam tak peduli sambil mengambil beberapa bola dan memasukannya ke keranjang. "Congrats kalo gitu, kalian cocok."
"Ryu." Chan memegang tangan Ryujin. Yeji dan Han yang berada di luar dan mengintip langsung membulatkan matanya.
"Temen-teme lo emang sialan semua ya," Bisik Yeji.
"Syuttt!!!" kata Han mencegah gadis itu bicara, takut nanti akan ketauan dan membuat meraka canggung.
"Masa lalu kita udah berakhir dua tahun yang lalu. Itu yang lo bilang ke gue waktu itu, ingat? Lo juga tau kan kalo gue cuma ngejagain Lia atas perintah bokap gue." Kini Chan menatap Ryujin dengan tegas.
"Tapi sekarang beda kan? Lo beneran naksir sama dia."
"Lo masih punya perasaan sama gue?" tanya Chan. Ryujin terdiam. "Lo kan yang mutusin gue waktu itu. tanpa denger penjelasan gue dulu. Dan sekarang lo yang malah berteman sama dia padahal lo tau kalo dia yang dulunya bikin lo salah paham sama gue." Ryujin kembali terdiam.
"Terus apa maksud lo ngejodohin gue sama Hyunjin kek gitu?"
"Hyunjin beneran suka dan tulus sama lo." Jelas Chan.
"Itu biar jadi urusan gue tapi kenapa lo ikut campur, mau dia temen lo atau bukan, kenapa lo ikut campur sama setiap cowok yang deket sama gue? Kalo lo udah gak peduli seenggak biarkan gue yang urus hidup gue!" Ryujin mulai menaikan nada suaranya.
"Itu lebih baik, seenggaknya gue gak akan kegeeran dan baper lagi sama lo."
Han dan Yeji bertatapan untuk beberapa saat, sepertinya mereka benar-benar terjebak dalam situasi ini. mereka ingin pergi seolah-olah tak mendengar apapun tapi sepertinya sudah terlambat. "Gimana ini?' tanya Han pada Yeji.
"Udah tunggu dulu aja." Ucap Yeji, sejujurnya ia penasaran ada hubungan apa antara Chan dan Ryujin. Melihat ekspresi Ryujin saat di rumah Yuna dulu.
Chan meletakan Bola terakhir yang memenuhi keranjang itu. "Okay gue bakal jujur sama lo. Iya gue sayang sama Lia. Dia bikin gue nyaman. Tapi gue gak bisa bilang soal masa lalu kita ke dia karena nanti bakal bikin dia kecewa."
Ryujin tertawa hambar, "lo ngga bilang ke gue tentang Lia sampe gue salah paham dan alasan lo dulu juga adalah takut gue kecewa, and see? Lo bahkan bikin hati gue patah. Sekarang lo mau kaya gitu juga ke dia? Lo sadar gak sii lo tuh goblok!"
"Kalo mau menyeselaikan urusan masa lalu kita lo harusnya jujur sama dia. Lo gak bisa bikin kita berdua baik-baik aja,"
"Lo sendiri bisa jelasin ke dia?" tanya Chan yang kembali membuat Ryujin tak bisa berkata-kata.
"Terus sekarang lo mau nya gimana?" tanya Ryujin. "Lo mau bahagia sama Lia yang lo sayang itu sambil terus ikut campur urusan percintaan gue?"
"Gue tau Hyunjin gak akan kecewain lo, dia orang yang tulus sama lo. Gue deketin lo sama dia karena gue tau dia ngga akan kaya gue yang brengsek ini."
"Gue gatel banget pengen ngamuk." Ucap Yeji menahan marahnya.
"Sabar Yej sabarr... bayangin gimana rasanya kalo temen lo tau lo nguping di sini? Tahann sabar dulu." Ucap Han mulai panik. Dia juga bingung kenapa sih dia selalu terseret ke urusan teman-temannya yang rumit ini. selalu saja. Han merasa hidup nya sudah cukup rumit kisah cintanya juga tak seindah drama korea, lalu, kenapa ia harus terjebak diantara kisan teman-temannya yang saling suka ini. kalo Han bikin garis untuk cinta segitiga aja kalah bentuknya sama hubungan mereka ini. Pemuda itu menghela napas, bisa ngga mereka semua ini musyawarah dulu kalo mau suka-sukaan, kalo udah mufakat tinggal pacaran. Ryujin damai Lia damai orang lain juga damai kan enak kalo gitu.
"Gue minta maaf." Kata Chan dengan tulus, dua orang di luar itu masih setia menguping. "Mungkin gue kelewatan."
"Iya, tingkah lo yang kemaren beneran kelewatan." Jawab Ryujin.
"lo gak apa-apa kalo gue pacara sama Lia?" tanya Chan.
"Lo bilang dulu soal kita."
"Oke."
"Setelah ini lo juga janji buat gak ikut campur urusa gue lagi." Ancam Ryujin.
"Oke."
Mereka menghela napas dan saling membuang muka. Sampai tiba-tiba terdengar suara gerusuk dari depan pintu yang tiba-tiba terbuka. Chan dan Ryujin mendekati asal suara itu dan terkejut saat melihat Han dan Yeji yang sudah jatuh tersungkur di bawah.
Ceritanya Han mau menguping lebih jelas hingga tiba-tiba saja pintu itu terbuka, reflleks pemuda itu jatuh dan tak sengaja menarik Yeji sehingga keduanya tersungkur di bawah. Han menahan napas saat kepala gadis itu menimpa dadanya. Wajah pemuda itu sudah merah seperti kepiting rebus dan bertepatan dengan mereka yang terciduk Chan dan Ryujin.
Meraka langsung bangun dan menatap kedua orang itu canggung. "Kalian.... denger pembicaraan barusan?" Tanya Ryujin.
"Kita baru dateng terus gak sengaja gue kesandung nih tali sepatu gue lepas." Jawab Yeji canggung. Gadis itu menyikut Han yang masih menata Hatinya yang tidak karuan. "I-iya. Gue kaget anjir ditimpa buldozer." Jawab pemuda itu ngaco dan langsung mendapat tatapan tajam Yeji.
"O-oke..." respon Ryujin.
"Okk, oiya kita mo bantuin ambil bola iya kan?" ucap Yeji kembali sambil menggandeng Han mengangkat sebelah alisnya memberi isyarat pada pemuda itu. "ohh iya hehe dah sini bola nya biar gue bawa." Jawab Han.
Chan yang tentunya sangat peka itu mengerti, kedua orang ini sudah mendengar percakapan meraka. Yeji dan Han juga sengaja menutupi agar tidak terjadi situasi yang canggung. "Lo sama Yeji bawa keranjang ini aja. Gue sama Han ambil Cone sama satu keranjag lagi."
"Oke, gue duluan, yuk Yej." Ajak Ryujin. Yeji menganguk sambil melirik Han di belakang. Ia menatap tajam pemuda itu menyuruhnya untuk diam. Han mengangguk dan mengangkat jempolnya. Sampai kedua gadis itu sudah keluar.
"Enak jatoh bareng Yeji?' tanya Chan menertawai pemuda itu yang kini sudah salting. "Gue tau lo pasti udah denger semuanya." Lanjut Chan. Han yang tadinya mau kesal pun kembali terdiam, ia mengulum bibirnya dan meringis. "Sorry, lagian lo berdua ngapain bahas gitu di sini, kalo bukan gue sama Yeji yang lewat gimana?"
"Kalo ngga sekarang kapan lagi gue bisa ngobrol sama dia," Jawab Chan.
"Lo beneran pernah pacaran sama Ryujin?" tanay Han penasaran. "Anjirr dong, gila siih kalo Hyunjin tau."
"Ya makanya lo diem aja."
"Lo ribet banget sih kisah cintanya Chan." Komen Han yang hanya bisa menggeleng merasa prihatin. Chan hanya tersenyum menatap sahabatnya ini yang juga tidak sadar bahwa dia juga sama rumitnya dengan Chan. Yah memang cinta itu rumit, banyak hati yang tumbuh banyak hati juga yang patah setiap musimnya.
Mereka kemudian melangkah meninggalkan ruangan itu.
****
... ...
Di waktu yang sama Yeji berjalan menuju lapangan bersama Ryujin, setelah kejadian di ruang olahraga itu. "Lo pasti udah denger." Kata Ryujin, Yeji hanya mengangguk sambil menatap lurus kedapan.
"Lo tau kan gue selalu dipihak lo." Jawab gadis itu.
"Emang bener kayaknya Yej, Mau baggaimana pun, orang baru pasti selalu kalah sama dari orang masa lalunya," curhat Ryujin.
"Menurut lo begitu?" tanya Yeji.
"Iya, mau gue sama Chan pun, dia bakal balik sama Lia yang udah sama dia sebelum gue. Waktu yang gue habisin bahagia sama dia dulu kaya percuma banget, karena yang jadi prioritas dia cuma Lia."
"Lo ngga benci Lia kan?" tanya Yeji.
"Dulu waktu belum kenal dia, gue benci banget. Orang yang harga diri dan ego nya tinggi kayak kita ngeliat cewek yang selalu jadi prioritas cowok yang kita suka pasti bakal sebel banget, kita ngga mampu terbuka dan nunjukin rasa gak suka kita ke dia. Dan juga kita terlanjur ngerasa payah duluan karena ego tinggi ini."
"Lo bener banget." Yeji mengakui.
"Tapi sejak temenan sama Lia, gue paham kenapa Chan selalu jagain dia, Lia anaknya baik banget, ceria, dan manis. Saat tau gue ngga lebih baik dari dia, gue udah ikhlas meski emang kesalahan gue juga yang mutusin hubungan tanpa denger penjelasan Chan."
"Tapi tetep dia brengsek gak si? Kenapa dia ngga terbuka aja sii ke Lia soal dia punya cewek."
"Gue ngga bisa nebak cara pikirnya. Mungkin ada hal yang ngga gue tahu soal Chan," jawab Ryu. Mereka sampai di lapangan olahraga itu, para murid sudah berkumpul. Netra Yeji menatap Yena yang duduk di pinggir lapangan.
"Iya, cewek baru akan tetep kalah sama cewe yang udah sama di dari lama," ucapnya dalam hati, Yeji berlari memasuki lapangan dan memulai sesi pemanasan
"Pelajaran hari ini sampai di sini, sekarang kalian bisa berlatih untuk nanti saya nilai, saya kasih 15 menit untuk latihan," ucap Pak Minhyuk, semua murid mengangguk setuju dan mulai berlatih berpasangan.
"Han gue sama lo." Kata Chan yang langsung menarik Han
"Ehh apaa gue sama dia, lo sama Hyunjin aja," cegah Lino.
"Dia udah sama Rowoon, udah lo sama Changbin aja," tolak Chan.
Lino tetap kukuh menarik bola yang sudah ia pegang dan menarik Han ke sebelahnya.
"Stop!" gue tau gue ganteng dan berbakat maka nya diperebutkan tapi biar gue yang memilih gaiss gak usah berebut," kata Han pura-pura bijak.
Lino dan Chan saling pandang kemudian tersenyum jahat. "Lo sama gue aja gimana?" tanya Lino.
"Oke setuju." Jawab Chan.
Kemudia kedua orang itu melemparkan bola mereka ke arah Han. Membuat pemuda itu terkejut dan menghindar.
"Ehh woyy si anjir." Lino dan Chan tertawa dan melempar bola itu pada Han yang membuat pemuda itu kaget dan terkena lemparan bola.
"Awass lo berdua!" ancam Han membalas dendam dan kemudian melempar bola itu dengan kuat ke arah keduanya. Alih-alih mengenai salah satunya bola itu malah melesat jauh mengenai kelapa Yena dipinggir lapangan. Sontak membuat semua terkejut termasuk gadis itu.
"Aduhh anjirr, Yen!" panggil Han kemudian berlari menghampiri gadis itu.
Yena yang Syok terkena lemparan itu tercengang, ia melihat Han yang panik berlari ke arahnya.
"Yen maaf banget salah gue, ya ampun lo gak kenapa-napa? Perlu ke rumah sakit gak?" tanya Han.
"Gue gak kenapa-napa aman, ini bola lo yang lempar?" tanya gadis itu.
"Iyaa, sorry yah gara-gara si Lino sama Chan ini jailin gue emosi jiwa gue nya ehh malah meleset ke elo." Jawab Han.
"Okok lain kali hati-hati ya," kata gadis itu. Han menghembuskan napas lega, "Beneran gak apa-apa? Lo gak marah? Mau hukum gue juga gak apa-apa ko Yen, duh maaf banget ya."
"Emang boleh gue hukum lo?" tanya Yena, Han menganguk mantap "Hukum aja gue hukum, jangan dipendem." Katanya drama.
Kemudian Yena melemparkan Bola itu tanpa aba-aba tepat ke kepala Han membuat wajah pemuda itu terkejut. Yang tak mengira akan beneran dibalas oleh Yena.
"Nah udah, kita impas, sana." Kata gadis itu
Di lapangan Chan tertawa menertawakan wajah syok Han, ia melihat Lino yang disebelahnya mulai tertawa terbahak-bahak melihat adegan itu. "Dilempar balik bola-nya hahahah lucu banget." Respon Lino. Chan mengangkat alis melihat respon langka pemuda si sebelahnya ini, jarang sekali dia ketawa lepas seperti itu. "Lucu banget no?" tanya Chan.
"Lo gak liat muka cengo nya hahahah gue ngiranya dia maafin gitu aja ehh ternyata di bales dong hahahah kasin banget si Han."
Di sisi lain Yeji mencengkram bolanya dengan kuat melihat gadis yang tertawa hingga membuat Lino bahkan tertawa lepas. ia tersentak saat melirik Yuna yang menunjukan wajah tak suka ke arah Yena. Gadis itu melihat arah pandang temanya yang melihat Han tertawa setelah dilempar bola dan pergi sambil memita maaf pada Yena. Yeji kini mengerti, ia dan Yuna sama-sama cemburu pada anak baru itu.
*****