Akibat suami yang sering berkumpul dengan circle pertemanan yang belum menikah membuat Nayla khawatir jika suaminya itu terbawa pengaruh buruk.
Namun apa jadinya jika ia ikut berkumpul dengan teman suaminya itu dan salah satu dari mereka tertarik dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senggolan
Begitu Rega pergi, sebuah motor sport berwarna hitam yang tidak asing bagi Nayla datang. Ketika motor tersebut berhenti dan pengendara motor nya membuka helm, dugaannya benar. Itu Ryan.
"Hai .. Maaf ya, telat," ucap Ryan seraya menghampiri teman-teman nya.
Ryan tampak kaget mendapati keberadaan Nayla di sana. Pria itu celingukan ke sana kemari mungkin mencari keberadaan Rega.
"Nay, kau ikut Rega?" tanya pria itu di angguki oleh Nayla.
"Iya."
"Sekarang Rega nya mana?"
"Ke toilet, sakit perut."
"Oh ..."
Ryan pun memutuskan untuk duduk di dekat Nayla, wanita itu sama sekali tidak keberatan Ryan duduk di sebelahnya.
"Awas, Yan. Jangan dekat-dekat, Nayla istri orang. Nanti kau di bantai habis sama Rega," ujar salah satu temannya yang bernama Jamal.
"Iya, nantangin Rega kau dekat-dekat sama istrinya," sahut Alex.
"Bodo amat, lagipula sekarang yang menarik hanya istri orang," jawab Ryan menciptakan gelak tawa di antara mereka.
"Iya, Yan. Setuju, sekarang istri semakin di depan. Lebih menggoda dan lebih menantang."
Gelak tawa tercipta kembali, Nayla hanya bisa tersenyum berada di tengah-tengah mereka semua. Rega benar, rasanya masalah hilang begitu kita berada di tengah-tengah orang yang menyenangkan.
Sementara yang lain bernyanyi mengikuti alunan musik gitar yang di mainkan Alex, Ryan memandangi wajah Nayla yang tampak berbeda sekali malam ini. Berbeda dengan Nayla yang ia temui di rumah. Nayla malam ini sangat cantik dan menarik. Postur tubuh mungil imut dan berisi nya yang membuat ia tak henti menatap wanita itu hingga melupakan Rega pemilik Nayla.
"Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Nayla dan cukup Ryan saja yang mendengar, sebab yang lain sibuk bernyanyi.
"Rega beruntung memiliki istri sepertimu. Kau sangat cantik," puji Ryan.
Nayla mengulas senyum sipu. "Kau bisa saja. Tapi Rega menyebalkan akhir-akhir ini."
"Kenapa dia?"
Nayla mengangkat bahunya. "Entahlah, dia membuat aku ingin kesal terus."
"Itu bumbu rumah tangga. Rasanya gak selalu yang enak terus, ada juga yang asam bahkan pahitnya. Nikmati saja," tutur Ryan.
"Iya, tapi banyak kesalnya juga."
"Ya sudah, kalau begitu jadi istri aku saja. Biar gak kesal terus, biar enak terus rasanya."
Nayla tertawa kecil mendengar kalimat ajakan yang ia ketahui hanya sebuah candaan belaka.
Ryan menggeser duduknya lebih dekat lagi dengan Nayla, bahkan wajah mereka kini cukup dekat sehingga Nayla di buat salah tingkah mendapati Ryan sedekat itu dengannya. Jujur, Ryan ini pria yang tampan dan keren seperti yang pernah ia sebutkan sebelumnya.
"Memangnya apa yang Rega lakukan sampai kau kesal terus padanya?" tanya Ryan lagi dan Nayla bisa merasakan hembusan napas hangat wangi mint yang terhempas ke wajahnya.
Nayla berusaha mengontrol diri dan tetap biasa saja di depan pria itu. Lagipula di sana banyak teman lainnya, ia khawatir mereka akan mengadu pada Rega nanti.
"Banyak. Tapi yang membuat aku kesal, sekarang dia pernah menerima pesan dari seseorang yang bernama Bilbil," terang Nayla.
Kening Ryan seketika berkerut. "Bilbil?"
Nayla mengangguk membenarkan. "Iya, Rega bilang Bilbil itu teman satu tongkrongannya juga. Dan Bilbil itu adalah Billy. Memangnya ada ya di sini yang bernama Billy?"
Ryan diam, jadi selama ini Rega sering menghubungi Billa. Dan Billa selalu merespon chat Rega.
"Ryan .." Nayla melambaikan tangannya di depan wajah Ryan, menarik paksa pria itu dari segala pemikirannya.
"I-iya, Nay?"
"Kenapa malah melamun? Jadi ada tidak di sini yang bernama Billy?" ulang Nayla.
Rega menggeleng. "Aku tidak tahu. Kau bisa tanyakan saja pada teman yang lain."
"Kok tidak tahu? Apa Rega membohongiku?"
"Aku juga tidak tahu, mungkin ada yang bernama Billy dulu saat aku meninggalkan tongkrongan ini. Kau tanyakan saja pada teman yang lain."
"Oh begitu."
Nayla merasa ada yang aneh di sini. Apa iya Rega membohonginya. Lalu siapa Bilbil itu? Apa mungkin wanita yang sedang di dekati oleh Rega saat ini? Ia berusaha untuk tetap berpikir positif sambil menyelidiki semua ini.
DOORRR ..
Kedatangan seseorang yang menepuk kedua bahu Ryan cukup keras membuat pria itu terperanjat kaget hingga tidak sengaja sikutnya menyenggol buah dada Nayla akibat menggeser duduknya.
Nayla sendiri ikut terkejut begitu buah kembarnya tidak sengaja tersenggol oleh sikut tangan Ryan. Pria itu dengan cepat meminta maaf.
"Nayla, maaf, ya," ucap Ryan seraya menelungkupkan kedua tangannya.
Nayla mengangguk. "Iya, tidak apa-apa."
"Sialan kau, Yan. Bisa-bisanya dapat rejeki nyenggol harta karun orang," ujar Jamal.
"Tidak apa-apa, Yan. Mumpung Rega lagi tidak ada."
"Rejeki nomplok, Yan," sahut yang lainnya.
"Gimana Yan rasanya?" bisik Adul yang tadi datang-datang menepuk bahu Ryan hingga terjadilah hal tersebut.
Ryan tidak menjawab apapun, ia hanya menyunggingkan sebelah sudut bibirnya lalu memandang wajah Nayla kembali. Melirik ke bagian yang tidak sengaja ia senggol barusan. Bongkahan daging itu terasa sangat kenyal dan empuk di ukurannya yang besar.
_Bersambung_
Lebih parah temen yg udah punya istri 🤔