Demi menghindari kejaran para gadis Reby Putra Maheswara membawa seorang gadis desa yang bernama Rania untuk ia jadikan tameng agar tidak ada yang berani lagi mendekatinya, namun yang terjadi malah hatinya terikat pada gadis yang selalu mengklaim dirinya sebagai calon suami itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Betapa terkejutnya Radit, ia merasa sangat terkejut dan juga sangat takut karena sudah mengganggu kesenangan Reby. Begitu pun dengan Reby ia merasa sangat kesal karena momen indahnya telah di ganggu oleh Radit.
"M-maaf Tuan aku tidak melihat apa-apa, silahkan lanjutkan" ucap Radit dan berlalu meninggalkan ruangan Reby dan menutup pintunya.
"Dasar asistent pengganggu!" Ucap Reby dengan sangat kesal.
"Ya ampun Mas Radit ganggu aja gagal deh Rania dapat hadiah spesialnya," ucap Rania mengerucutkan bibirnya hingga membuat Reby menjadi gemas dan ingin melahap bibir mungil itu sekarang juga
"Kau tidak akan gagal mendapatkan hadiah dariku," ucap Reby kemudian ia pun menarik tengkuk Rania perlahan dan membenamkan bibirnya di sana. Tidak ingin gagal lagi, Reby dengan segera mengecap bibir manis itu dan merasakannya lebih dalam.
Sungguh baru pertama kali Reby melakukan hal ini kepada seorang perempuan, Rania seolah memiliki magnet yang terus menariknya hingga pada akhirnya pertahanan Reby runtuh.
Lama Reby mencium bibir itu dan menikmatinya. Ia seolah tidak ingin melepaskan Rania dan ingin terus merasakannya. Namun karena napas Rania yang mulai tersengal Reby pun melepaskan pagutannya. Kemudian ia mengusap bibir Rania yang basah karena ulahnya.
"Terima kasih," ucap Reby karena pada akhirnya ia bisa mengecap bibir yang semalaman sudah mengganggu tidurnya, hingga membuatnya tersiksa. Reby tersenyum ke arah Rania, begitu pun juga dengan Rania yang merasa bahagia karena ia mendapat hadiah sebuah ciuman dari Reby.
"Mimpi apa ya Rania teh, sampe bisa dapet rejeki nomplok kaya gini." ucapnya sambil tersenyum malu - malu kambing. Reby pun kembali mengecup lagi bibir Rania dengan sekilas, hingga Rania merasa terkejut lagi karena Reby agresif hari ini.
"Udah cukup A, jantung Rania teh udah mau lompat ini teh karena terlalu bahagia,"
"Kau suka dengan hadiahku, ?"
"Suka atuh, suka banget malahan. Tiap hari juga boleh,tapi kalau mau lebih halalin Neng dulu Aa, " ucapnya hingga Reby pun ikut tertawa mendengarnya.
*
*
Sejak kejadian tadi Radit bahkan tidak mau membuka suara, jantungnya masih berdegup tidak normal karena ia masih memikirkan bagaimana nasib gaji nya bulan ini. Bagaimana jika Reby memangkas habis gajinya nanti, lalu bagaimana nasibnya sia-sia sudah rasa lelahnya selama satu bulan ini. Rania yang melihat Radit diam saja pun bertanya karena penasaran.
"Mas Radit, " panggilnya.
"K-kenapa ?" Tanya Radit tanpa mau melihat ke arah Rania.
"Kenapa dari tadi diem aja,?"
"Memangnya aku harus apa, berlari?"
"Aihh, nggak gitu juga atuh masa lari di kantor lari mah di lapangan "
"Terserah kau saja, " ucapnya masih dengan gugup.
"Rania tahu nihh, kenapa Mas Radit diem aja "ucap Rania sambil tersenyum ke arah Radit.
"Memangnya aku kenapa jangan asal menebak," Radit pun melihat ke arah Rania yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Rania tahu, pasti Mas Radit malu ya tadi ngintip A Reby sama Rania," godanya.
"Bukan itu, sudahlah jangan menduga-duga. Aku hanya sedang banyak pekerjaan, ya aku banyak pekerjaan" ucap Radit.
"Udah ketahuan gak mau ngaku, nyebelin "
"Terserah, "
"Takut gajinya di potong ya?" goda Rania, Radit pun menghela napas kasar dan melihat ke arah Rania.
"Aku takut bahkan sangat takut, bayangkan saja jika isi atm ku tidak ada maka dompetku akan kesepian..Dan hatiku juga, hatiku akan kesepian Rania astaga. Aku sangat sedih," ucap Radit dengan sangat sedih.
"Tapi tadi kan gak bilang bakalan di potong,?"
"Belum ada kepastian makanya aku belum tenang, " Rania tidak bisa berkata apa-apa lagi. Namun nanti ia akan mencoba bicara pada Reby, dan meminta Reby untuk tidak memotong gajinya, kalau perlu gaji Rania saja sebagian berikan kepada Radit sebagai ganti rugi karena sudah tidak sengaja mengintipnya.
Saat sedang melamun, Reby menghampiri Rania dan juga Radit
"Rania, sore ini ikut bersamaku karena besok malam akan ada pesta pembukaan baru," ucap Reby.
"Pestanya besok kok ikutnya sekarang?" Tanya Rania, Reby berdecak sebal padanya jika tidak ada Radit di sana sudah Reby cium lagi bibir yang cerewet itu.
"Kita beli dulu pakaian untuk kita ke pesta besok, " jawab Reby
"Oh," Rania pun menganggukan kepalanya mengerti.
"Dan kau Radit, "
"I-iya Tuan, "
'Selamatkan gajiku, selamatkan gajiku' batinnya menjerit
"Bonusmu bulan ini sudah aku kirim, kau bisa mengeceknya"
"A-apa, benarkah Tuan ?" Tanyanya merasa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Kalau ternyata ia mendapatkan bonus dari Reby.
"Iya," jawabnya singkat padat dan jelas.
"Terima kasih Tuan," ucap Radit dengan sangat senang karena sebelumnya ia berpikir jika gajinya akan di potong oleh Reby. Namun kini ia malah mendapatkan bonus dari bos nya.
*
*
*
Sore ini Reby dan Rania pulang lebih awal karena mereka harus mempersiapkan pakaian untuk besok pergi ke sebuah pesta undangan dari relasi perusahaannya. Jadi mereka pergi ke butik langganan keluarga Maheswara, butik manalagi kalau bukan butik milik Miss Bella alias Beni yang masih setia dengan usahanya sampai sekarang.
Reby dan Rania pun masuk ke dalam, Rania berdecak kagum melihat butik yang besar dan juga sangat mewah ini. Pakaian yang ada di sana semuanya sangat indah, ingin sekali Rania membelinya namun saat melihat harganya ia langsung menelan ludahnya kasar karena ternyata harganya sangat fantastis. Salah satu gaun disana harganya hampir gajinya selama tiga bulan. Mau makan apa dia, jika uang gajinya di belikan pakaian itu.
"Hai....Hai....Hai ya ampyuuum titisan mantan jodoh udah datang," ucap Bella dengan suara kemayunya dan menghampiri Reby dan juga Rania. Rania yang merasa takut melihat makhluk setengah jadi di hadapannya langsung mundur dan bersembunyi di belakang Reby.
"Hei, cebol kenapa ngumpet. Gak bakal di telen juga sama Bella, nyangkut badan sepotong gitu mah iuuhhh...." ucapnya. Rania pun menggeser sedikit tubuhnya agar bisa melihat Bella namun tangannya memegang jas Reby hingga Reby harus menahan senyumnya.
"Bella heran dehh, gak anaknya gak bapaknya demen banget sama makhluk sepotong. Kenapa nggak nyari yang utuh aja gitu," ucapnya sambil memilih-milih pakaian yang akan di pakai oleh Rania dan juga Reby.
"Cebol, sini deketin Bella. Liatin bajunya ini kamu suka gak?" Tanya Bella yang memperlihatkan sebuah gaun yang model dadanya terlihat rendah. Rania langsung saja menggelengkan kepalanya.
"Rania gak mau pakai itu, nanti keliatan seksi atuh malu," ucapnya sambil bergidik namun Bella malah terbahak-bahak mendengarnya.
"Hei cebol, seksi dari mana dada kamu aja segede biji kedondong gak mungkin tuhh bakal keliatan. Ya ampyuuun, lain kali pompa dulu biar agak gede dikit, biar keliatan seksoy," ucap Bella masih terbahak-bahak. Rania yang tadinya takut pun menjadi sebal melihatnya.
"Nanti bakal Rania gedein ukurannya, A Reby mau bantuin Rania kan buat nambahin ukuran buah mangga Rania,"
"Apa !!!"
'Kenapa bocah ini senang sekali menguji imanku,' gumam Reby dalam hati.
thanks ya Thor lucu tak membosankan ..