Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua istri satu atap.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Cek lek
Aurora yang duduk dilantai memeluk lutut sambil menenggelamkan wajahnya langsung menoleh saat mendengar pintu terbuka. Dilihatnya Leo datang berjalan lebih dekat padanya.
"La, kenapa gak istirahat di ranjang?" tanya Leo sembari menghapus air mata di pipi istri keduanya itu.
Jangan tanyakan bagaimana bentuk wajah Aurora saat ini, ia begitu berantakan seperti bukan dirinya sendiri yang selalu terlihat cantik bak bidadari.
"Sesakit ini cemburu, Mas?" lirihnya pelan.
"Cemburu sudah kodratnya wanita, La. Maaf,"
"kata maaf mu menambah luka dihatiku, Mas. Aku bingung harus bagaimana setelah ini," ucapnya lagi yang kembali menitikan air mata.
Leo langsung menarik tubuh Aurora, dibawanya wanita yang kini begitu lemah keatas tempat tidur untuk dibaringkan.
"Jangan pergi lagi," mohon Aurora yang mencekal pergelangan tangan suaminya.
"Nanti aku kembali, ada yang harus ku pastikan lebih duku," balas Leo.
Pria tinggi itu keluar dari kamar Aurora lalu langsung masuk ke kamar Ameena. Leo duduk di sofa kecil tepat di sisi ranjang wanita yang masih tak sadarkan diri.
"Sayang, aku harus bagaimana? aku tak akan melepasmu kecuali kematian yang memisahkan kita. Kamu tahu 'kan sebesar apa cintaku padamu? semua yang ku anggap akan baik-baik saja justru kini berantakan. Aku melakukan kesalahan bodoh lagi yang tak bisa menutupi semua ini dengan baik. Aku takut sesuatu terjadi padamu, Meena. Aku sangat takut." Leo menumpahkan isi hatinya sambil terus menciumi punggung tangan Ameena yang belum bisa merespon sama sekali.
Kadang ia ingin menyerah, tapi cintanya yang tulus seolah tak mengikhlaskan, Leo yakin cinta pertamanya itu akan sembuh dan mereka akan bahagia lagi bersama.
.
.
.
Leo yang hampir subuh bersama Ameena kini kembali pada Aurora, ia baru merasakan bagaimana rasanya memiliki dua istri dalam satu atap yang sama. Wanita itu belum juga tidur, ia masih meringkuk sambil terisak kecil yang membuat Leo semakin khawatir.
Dan dengan pelan, Leo menarik tubuh semampai Aurora kedalam dekapannya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka seakan sudah nyaman tenggelam pada pikiran masing-masing.
Hingga tak terasa saat matahari terbit barulah keduanya bisa terbuai mimpi.
Hangatnya pelukan yang tak pernah Aurora rasakan selama hidupnya dari pria lain memberi sedikit ketenangan, sedangkan Leo yang sudah lama tak bersentuhan debngan wanita mulai di uji lagi naluri kelelakian nya. Bagaimana pun mereka adalah pasangan halal dan tentunya normal meski belum terpikirkan akan melanjutkan ke tahap hak dan kewajiban.
Euuugh...
Leo tak melepas tatapannya saat Aurora bergeliat kecil dalam pelukannya, ia biarkan wanita itu bangun sendiri tanpa merasa terganggu.
'Kamu cantik, baik dan begitu sabar tapi cemburumu malam ini membuat ku seolah tak mengenalmu, rasa itu mengalahkan akal dan semakin meninggikan perasaan. Aku paham apa yang sedang kamu alami, tapi bukan hanya kamu karna aku dan dia pun sulit," bathin Leo.
"Mas."
"Hem, iya," sahut Leo.
"Aku mau pulang, Mas."
"Kita pulang sama-sama setelah sarapan ya," Leo menjawab setelah ia menarik napas dalam-dalam.
"Mas, mau pulang? Dia--,"
"Ada sarah dan dokter yang menjaga Ameena selama ini," balas Leo yang paham dengan yang ingin dikatakan Aurora.
Keduanya pun buru-buru membersihkan diri, Aurora terpaksa meminjam baju Sarah dan menutupi wajahnya dengan masker dan sisa jilbab yang menjuntai, tak ada alasan apapun baginya untuk emperlihatkan wajah cantiknya pada yang bukak muhrim.
Ceklek
Setelah sarapan, Leo dan Aurora masuk kedalam kamar Ameena untuk berpamitan. Hati Aurora kembali memcelos saat menyaksikan suamiku menciumi wajah dan tangan wanita lain meski itu juga halal dan sah baginya.
"Kamu mau pamit?" tawar Leo yang terlihat berat meninggalkan Ameena.
"Tentu, Mas."
Leo bangun dari duduknya, membiarkan Aurora mendekat kesisi wanita cantik yang begitu damai dalam tidur panjangnya.
"Kak, aku pamit . Maafkan aku yang sudah lancang datang kemari dan membuat keributan semalam. Aku harap Kakak paham perasaanku," ucap Aurora yang setelahnya membaca beberapa doa guna mohon kesembuhan pada yang Maha Kuasa.
Kini keduanya keluar dari kamar. Tapi, Leo menarik tangan Aurora setelah ia menutup pintu.
"Ada apa?" tanya Aurora.
"Kenapa memanggil Ameena dengan sebutan Kakak? dia jelas lebih muda darimu, La," kata Leo menatap heran Aurora.
.
.
.
Tak perduli siapa yang muda atau tua dalam segi umur, Mas. Kenyataannya posisinya jauh lebih tinggi dan pantas ku hargai sebagai istri pertamamu.
vote✌🏼
lanjut Thor 🙏🏼
Mang Udin nya ngadu tuh 🤣🤣