Gadis yang harus terpaksa menikah dengan CEO muda kaya, karena Ayahnya terlilit hutang yang banyak. Namun, apa jadinya ketika dia baru tahu setelah menikah. Suami nya itu adalah seorang psikopat pembunuh berdarah dingin.
Tubuh Zizi bergetar hebat karena Kenzo mengarahkan pisau itu ke mulut mungilnya.
"Sssttt … jangan banyak bicara, apa kamu mau mulutmu yang kecil cerewet ini disobek?"
Kenzo semakin mendekatkan pisau itu ke mulut Zizi. "Sepertinya aku ingin melukis di atas kulitmu yang mulus ini, tapi aku tidak mempunyai tinta."
Zizi yang masih gemetaran memberanikan diri untuk bersuara.
"Tuan maafkan saya karena saya tadi begitu lancang."
Namun, Kenzo tidak menghiraukan Zizi. "Bagaimana kalau pisau ini sebagai kuas untuk melukis, sepertinya akan sangat indah."
Mau tahu kelanjutannya cuss ...Dibaca saja!!
Warning … . bisa membuat KECANDUAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Berani
Pak Hercules yang sudah terlalu lama menunggu segera menghampiri Zizi, ia takut terjadi sesuatu kepada menantunya itu. "Zizi, Papa cariin dari tadi ternyata kamu di sini." Zizi mengusap sisa air mata nya yang tadi. "Papa, kita bisa pulang sekarang kan." Tuan Hercules melihat mata Zizi yang memerah. "Kamu habis menangis Zi?"
"Tidak Pa, tadi Zizi kelipan." Zizi berharap Tuan Hercules tidak tahu dirinya sudah menangis. "Katanya mau pulang malah bengong."
"Ayo Pa!"
...----------------...
Kenzo mendengar suara Darel dari penyedap yang berhasil ia pasang di anting Zizi, ia merasa tertipu dengan bodyguard yang menyatakan Darel sudah meninggal. "Sialan, ternyata mereka membohongi ku." Kenzo menyuruh tiga bodyguard yang bertugas untuk memastikan Darel benar-benar di lempar ke jurang, segera menghadapnya sekarang. "Ya Tuan, Anda memanggil kami?"
"Apa kalian mengerjakan tugas dengan baik?" Mereka yang tidak tahu arah Kenzo bicara saling pandang. "Apa kalian tuli tidak mendengar perkataan ku?" Mereka serempak bertanya. "Saya tidak mengerti yang Anda maksud Tuan." Kenzo menghajar satu persatu bodyguard itu. "Kalian semua telah menipuku." Mereka memegang pipinya masing-masing karena kesakitan. "Kalian tidak berguna." Kenzo berbalik sambil menekan tombol di salah satu remot. Duaaarrrr…. Tiga bodyguard tadi meledak daging mereka berserakan seperti daging cincang. Karna Kenzo telah menanam di tubuh mereka alat peledak. Bila ada yang berkhianat atau pun bekerja tidak becus. Akan bernasib sama seperti tiga bodyguard itu. "Kalian payah." Kenzo keluar dari gudang bawah tanah, pakaiannya penuh berlmuran darah. "Niko mana baju gantiku?" Niko dengan siaga menyerahkan setelan jas yang baru kepada Kenzo. "Lacak dimana bajingan itu bersembunyi." Niko hanya bisa menuruti perintah Kenzo.
...----------------...
"Papa mau nginep disini, kamu masuk saja ke kamar!" Zizi yang baru saja akan membuka pintu kamar nya dilantai 2 terkejut karena Tuan Hercules masih berdiri untuk memperhatikannya. "Bukanya Kamar Kenzo di lantai 3?!" Zizi terlihat bingung. [Mampus, mau jawab apa aku sekarang.] "Nyonya biar saya yang mengambilkan ponsel Anda." Zizi lega karena Jesi datang diwaktu yang tepat selalu sebagai penolongnya. "Maaf Tuan, Nyonya Zizi hanya ingin mengambil ponsel.nya saja." Tuan Hercules tampaknya percaya. "Ya sudah. Kalian istirahat lah ini sudah larut malam." Tuan Hercules kembali turun karena kamarnya berada di bawah.
"Jesi aku masuk dulu." Jesi menahan pintu yang akan Zizi buka. "Tuan Hercules bisa curiga Nyonya, Anda lebih baik tidur di kamar Tuan Kenzo." Ucapan Jesi membuat Zizi melotot. "Apa katamu Jesi, apa kamu sudah tidak waras??"
"Hanya untuk sementara Nyonya, sampai Tuan Hercules kembali ke singapur." Zizi memaksa Jesi untuk minggir. "Aku tidak mau, minggir kamu Jesi aku mau masuk."
Jesi berusaha memujuk Zizi. "Ayolah Nyonya, Anda jangan keras kepala begini." Jesi tetap berdiri tidak mau bergerak sedikit pun. Zizi akhirnya mengalah karena matanya juga sudah sangat ngantuk. "Hanya untuk kali ini saja Jesi." Jesi mengajak Zizi ke lantai 3 untuk kekamar Kenzo. "Selamat malam Nyonya, semoga tidur Anda nyenyak." Zizi kagum melihat kamar Kenzo. Yang di disain begitu mewah. [Kamarnya lebih luas dan bagus dari pada kamarku.] Saat Jesi akan menutup pintu. "Jesi, jangan pergi dulu!" Jesi berbalik. "Ada apa Nyonya, istirahat saja Tuan Kenzo tidak akan memarahi Anda."
...----------------...
Zizi tidak bisa tidur ia terus saja menatap pintu. Padahal tadi ia sangat ngantuk. [Aku tidak bisa tidur, tumben sekali aku tidak merasakan mual apa karna ini kamar si arogan.] Zizi mendengar suara langkah kaki. Cepat-cepat ia memrjamkan matanya. Kenzo yang baru masuk langsung mendekati Zizi. "Aku tau kamu pura-pura tidur, bangun!!" Zizi masih tetap tidak mau membuka matanya. "Bangun gadis bodoh."Siapa yang menyuruhmu tidur di kamar ku?" Zizi yang kesal akhirnya bangun tanpa memperdulikan Kenzo. "Keluar dari kamar ku, sebelum aku melenyapkan mu." Zizi menuju sofa yang di ujung kamar Kenzo. "Ini semua demi Anda, kalau Anda terus bersikap sombong, aku akan memberitahu Tuan Hercules." Zizi menarik selimut yang tadi ia bawa. Dia berusaha tetap ertahan. "O, sekarang kamu sudah berani menantangku." Kenzo kemudian menggendong Zizi masuk ke kamar mandi. "Lepas, jangan pernah menyentuh tubuhku lagi!!" Zizi memukul dada bidang Kenzo. "Di mana pengecut itu bersembunyi? Katakan sekarang juga!!" Zizi sudah tahu yang akan membuat Kenzo marah. "Siapa yang Anda maksud aku tidak tahu! Jawab Zizi ketus. Seakan ia lupa bagaimana kejam dan sadisnya Kenzo. Saat Kenzo akan memukul Zizi. Zizi cepat-cepat menghindar. "Anda memang benar-benar iblis, disaat aku mengandung masih saja bersikap kasar." Zizi sama sekali tidak takut dengan Kenzo sekarang. " Aku akan menggugurkan kandungan ini." Kenzo tidak menyangka Zizi sekarang seberani ini kepadanya. "Aku tidak peduli." Kenzo berlalu dari hadapan Zizi. [Pergi lah, supaya tidur ku bisa nyenyak.]
...----------------...
Kenzo sekarang berada di hutan yang terletak jauh dari mansion. "Niko apa kamu mau ikut berburu??" Niko yang membawa berbagai senjata tidak berani bersuara. "Lihatlah mereka semua menyelundup barang haram." Kenzo masih asik menghitung orang-orang yang melakukan transaksi jual beli narkoba.
"Mereka banyak sekali, ini akan menyenangkan berburu sepanjang masa." Niko tahu kebiasan Kenzo, jadi dia tidak terlalu takut. "Aku hanya ingin senjata nya saja Niko." Saat orang-orang itu terlihat lengah. Kenzo menarik anak panah tanpa perhitungan mengenai salah satu orang itu. "Meleset, olesi racun di ujung anak panah ini Niko!!" Orang-orang itu terlihat berhamburan karena melihat teman mereka terluka karena anak panah. "Sembunyi, ada yang memata-matai kita." Ketua geng mereka berseru sambil mengambil senjata untuk berjaga-jaga. "Sudah lama aku tidak memperlihatkan diri ku ini." Kenzo memakai topeng agar orang-orang itu tidak mengenalnya. "Satu anak panah saja." Pinta Kenzo kepada Niko. Tepat di jantung salah satu orang itu anak panah menancap.
"Kita tunggu satu…dua…tiga…." Orang tersebut tumbang dan mengeluarkan busa dari mulut nya. "Apa kamu ingin bersenang-senang Niko?" Niko hanya nyengir. "Saya tunggu Anda di sini saja Tuan." Kenzo mengambil senjata dari tangan Niko. "Niko, kapan kamu akan menjadi petarung yang hebat." Jumlah orang itu sekarang menjadi 15 orang karena yang dua sudah tumbang. Tapi tidak membuat Kenzo gentar. Kenzo kemudian tanpa permisi langsung membantai semua orang itu tanpa ampun, Orang-orang itu tidak bisa melawan karana Kenzo secepat kilat mengobrak abrik jantung mereka. "Aku salah Niko mereka semua lemah." Kenzo lalu tersenyum puas setelah mengambil beberapa senjata Mereka kembali ke Mansion.
...----------------...
Zizi sedang duduk sambil mendengarkan cerita Tuan Hercules. "Kenzo mana Zi?" Zizi menjawab seolah-olah mereka tidur berdua. "Masih di kamar Pa, sebentar lagi pasti akan turun."
"Papa sampai lupa, cerita yang tadi sudah sampai mana?" Zizi tersenyum melihat Tuan Hercules. "Sampai Papa dan Mama baru menikah." Tuan Hercules kemudian melanjutkan ceritanya. "Dulu kami sangat menginginkan seorang Anak, setelah 10 Tahun penantian akhirnya istri Papa hamil, terlahirlah putra kami yang sangat kami sayangi yaitu Kenzo." Tuan Hercules termenung mengingat kejadian beberapa tahun silam. "Pa, Mama antar Kenzo kesekolah dulu ya." Saat itu Kenzo baru saja kelas 4 sekolah dasar. "Mama hati-hati, Papa hari ini gak bisa nganter Mama dan Kenzo." Nyonya Dara tersenyum sangat manis kepada Tuan Hercules. "Mama bisa pergi sendiri Pa." Mereka berdua adalah pasangan yang paling bahagia, sebelum tragedi itu merenggut nyawa Nyonya Dara.
gak cocok jdi psikopat😂😂
jawabannya satu karena darel adalah PEBINOR hanya begitu dispesialkan disetiap novel yang novelisnya wanita,
kak tp q blm puas bgt mngkanya di bikin lg cerita anak2 mereka ya kak si arlon briana sm arlan aurora pasti g kalah seru dan bucin2.
kok q penasaran sm pria misterius yg ngaku klo aurora itu anaknya.mngkin kah itu darel tp kok bisa briana di panti sdang aurora sm ibu angkatnya mkin seru mkin penasaran lnjut kak.....