SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Biasa,Tapi Belum Terbiasa
Sheena menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, saat mendengar pintu kamar terbuka. Sang Putri Yakin kalau itu bukan Bibi Jumma, melainkan orang lain.
"Ada angin apa, Yang Mulia Tuan ku datang ke istana hamba?" tanya Sheena dengan nada mengejek.
Sang Putri berbalik, kedua matanya menyorot kosong pada pria paruh baya- yang saat ini tengah berdiri tidak jauh darinya.
Sheena bangkit, satu tangannya meraba untuk meraih tongkat kecil- yang menjadi teman baiknya dari Sheena usia 5 tahun. Karena sedari dia lahir hingga 4 tahun- Bibi Jumma yang selalu menggendongnya kemana pun. Maka dari itu, Sheena amat menyayangi wanita itu lebih dari apa pun.
Jumma lah yang mengajarkan semua hal padanya, Jumma lah yang bisa membuat dia berguna, Jumma lah malaikat yang dikirim Tuhan untuk selalu menemaninya.
Kedua kaki Sheena melangkah perlahan, gerakan anggunnya yang begitu alami- mampu membuat kadar kesadaran manusia lain sedikit berkurang- terlebih untuk makhluk yang bernama pria, termasuk Lord Erkan.
Putri Sheena semakin mengikis jarak dengan Ayah kandungnya. Pria yang selama 16 tahun ini begitu membencinya. Mengasingkannya bagai barang yang tidak berguna, membuang semua yang berhubungan dengan kelahirannya.
"Kau mengancam Putri Mahkota?" Sang Tuan Alfuttain bersuara.
Langkah Sheena terhenti, dahinya berkerut kala mendengar ucapan Ayahnya. Dia sudah menduga kalau Sheera akan mengadukan semua kejadian kemarin pada Tuan Alfuttain.
Salah satu sudut bibir Sheena terangkat, percuma juga dia mencari pembelaan. Hisham Alfuttain tidak akan mempercayai pembelaannya, pria yang menyebut dirinya sebagai pemimpin panutan dan sempurna itu- pasti akan lebih milih mendengarkan semua aduan Putri kesayangannya.
"Sama seperti yang Putri Mahkota katakan pada anda, Yang Mulia Tuan ku," sahut Sheena, dengan senyuman tipis di bibirnya.
Tidak ada pembelaan, Sheena sudah terbiasa dengan semua ini. Tidak akan ada orang yang mampu membelanya, saat Hisham Alfuttain memberikan hukumannya nanti- bahkan Bibi Jumma pun tidak akan bisa membantu, karena Sheena sendiri yang akan mencegahnya.
"Kau mulai berani menjawab ucapan ku!" Hisham Alfuttain menyorot tidak suka pada putri sulungnya.
Dia tidak suka karena Sheena mulai berani memberontak, walaupun hanya lewat kata kata. Hisham ingin Sheena tetap lemah, menurut dan tidak berdaya- agar gadis itu mudah dia kendalikan.
Karena kalau sampai Sheena memberontak, noda keluarga Alfuttain akan menjadi bahan cemo'ohan keluarga bangsawan lain. Bahkan Alfuttain menyogok setiap mulut dokter yang saat itu tidak menyanggupi untuk memberikan pengobatan pada Sheena, demi nama Alfuttain yang maha sempurna.
Tidak ada yang namanya noda dan cacat!
"Kau akan segera mendapatkan, apa yang ada di dalam otak mu saat ini!" sambungnya lagi.
Setelah mengatakan hal itu, Hisham Alfuttain berbalik meninggalkan Sheena. Kedua sudut matanya terlihat memberikan kode pada dua orang penjaga, yang tadi mengikutinya.
Setelah melihat kedua penjaga itu mengangguk, Alfuttain kembali melanjutkan langkahnya. Sementara kedua penjaga itu masuk kedalam kamar Sang Princess, untuk menjalankan perintah Sang Tuan Hisham Alfuttain.
Kedua penjaga berbadan tegap itu saling tatap, sebelum mereka mendekat pada Sheena.
"Kalian tidak perlu menyentuhku! tunjukan saja jalan kemana aku harus pergi!"
Langkah keduanya terhenti, saat mendengar suara Putri Tersembunyi keluarga Alfuttain. Bahkan kedua penjaga itu terlihat bingung, kala melihat Sheena berjalan ke arah pintu. Suara derap sepatu flat dan tongkat besi kecil yang ada ditangannya, terdengar nyaring saat bersentuhan dengan ubin.
"Tunjukan kemana aku harus melangkah!"
Suara seruan Putri Sheena yang kedua kalinya, membuat kedua penjaga itu segera berbalik- dan melangkah keluar.
"Ikuti suara langkah kami!"
Sheena menghela napas kasar, sebelum dia mengangguk- lalu mulai berjalan mengikuti langkah kedua pengawal istana Alfuttain. Sheena memang tidak tahu akan di bawa pergi kemana, tapi dia tahu kalau sebentar lagi dirinya akan menerima sebuah hukuman-,
Cambuk- sepertinya.
Bahkan saat ini Jumma tidak sedang bersamanya. Semoga pengasuhnya itu tahu kemana dia akan dibawa pergi oleh para pengawal ini.
Sheena harap, rasa sakit dari hukuman yang akan dia dapatkan nanti tidak akan sesakit dulu.
'Tuhan, kuat kan aku,' lirihnya dalam hati.
Ini sudah biasa untuknya, tapi Sheena belum berteman baik dengan rasa sakitnya.
**PANDANGAN KOSONG SANG PRINCESS 😭😭
SEE YOU TOMORROW
BABAYY MUUUAACCHH**