Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Rahasia
Posisi Gwen saat ini sangat menguntungkan bagi Trevor, tangan nakalnya meraba bokong gadis itu kemudian meremasnya.
"Kita lanjutkan di kamarku," ucap Trevor kemudian.
Gwen langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, dia harus waspada pada nyamuk kanibal itu. "Jangan macam-macam!"
"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," tambah Trevor tampak meyakinkan.
"Jangan pernah membuatku mabuk atau mengajariku aneh-aneh lagi," ucap Gwen menuntut.
"Aku tidak bisa janji," sahut Trevor yang tangannya mulai meraba-raba tubuh Gwen.
Merasa tidak nyaman, Gwen akhirnya melepaskan Trevor dan dia turun dari tubuh lelaki yang selalu mencuri kesempatan supaya bisa menyentuhnya.
Gwen melepaskan sarung tinju yang ada ditangannya kemudian mengikuti Trevor dari belakang menuju kamarnya.
Hal itu rupanya diperhatikan sedari tadi oleh Ruby, gadis itu semakin iri hati pada Gwen. Setelah berhasil melakukan misi perampokan di Madania bank, hubungan Gwen dan Trevor justru semakin intim saja.
"Kau kenapa?" tegur Neil yang memperhatikan gerak gerik Ruby.
"Gwen selalu diperlakukan spesial oleh bos," ungkap Ruby yang tidak mau menutup-nutupi apa yang ada di kepalanya.
"Bos Trevor memang tidak pernah menganggap Gwen sebagai bawahannya, kau tahu sendiri bos selalu bersikap dingin tapi saat bersama Gwen, bos menjadi sosok yang baru," jelas Neil.
"Ya, aku tahu itu. Bahkan bos pernah menembak mati wanita bayaran yang tidak bisa memuaskan birahinya," Ruby mendengus beberapa kali mengingat kejadian itu karena dia yang harus mengurus mayat wanita tersebut.
"Kau menyukai bos Trevor?" Neil bertanya begitu menohok. "Hentikan iri hatimu Ruby kalau masih sayang nyawamu. Sekali kau sentuh Gwen, bos Trevor akan menghabisimu!"
Neil memberi peringatan keras karena diam-diam Trevor memang memberikan perlindungan pada Gwen. Bukan tanpa alasan, ada sesuatu hal besar yang disembunyikan Trevor selama ini. Rahasia siapa Gwen sebenarnya.
*****
Di dalam kamar, Trevor membuka sebuah gulungan kertas. Sebuah peta di mana saja wilayahnya berada.
"Lihatlah ini!" perintah Trevor agar Gwen mendekat ke meja di mana dia membuka gulungan kertas itu. "Yang bertitik merah adalah wilayah kekuasaan Black Mamba!"
"Selama kau masih dalam wilayah kekuasaanku, kau akan aman, Gwen!" jelasnya.
"Aku sudah berlatih selama setahun ini dan aku sudah berhasil melakukan misi pertamaku jadi aku bisa menjaga diriku sendiri!" sahut Gwen percaya diri.
"Itu tidak akan cukup!?" tegas Trevor dengan nada bassnya yang kental.
"Trey..." Gwen jadi bingung sendiri akan sikap Trevor padanya.
Trevor menghela nafasnya panjang. "Kau akan kembali berhubungan dengan keluarga Watson. Kau pikir selama ini mereka tidak mencarimu?"
"Pasti mereka pikir aku sudah mati!" balas Gwen.
"Mereka mencarimu, Gwen. Maka dari itu aku tidak pernah memberimu misi apapun supaya kau berlatih keras dan menjadi wanita tangguh!" jelas Trevor kemudian.
"Untuk apa mereka mencariku? Aku hanya budak dan mainan Carol di keluarga itu!" ungkap Gwen yang kembali mengingat masa lalu.
"Kau yakin hanya ingin menghancurkan karir Carol? Kau tidak penasaran kenapa orang tuamu bisa mati?" cecar Trevor yang membuat Gwen kebingungan.
"Orang tuaku mati karena kecelakaan, setelah itu aku dipaksa untuk melunasi hutang mereka. Keluarga Watson tahu kalau aku tidak mempunyai uang untuk melunasinya jadi sebagai bayarannya aku harus menjadi pelayan di keluarga itu," jelas Gwen menceritakan kronologi kenapa dia bisa berakhir menyedihkan.
"Dan kau percaya itu semua?" tanya Trevor lagi.
Gwen mengerutkan keningnya dalam seolah Trevor tahu akan sesuatu. "Apa maksudmu, Trey?"
"Aku akan memberitahumu satu rahasia tapi ada syaratnya," balas Trevor yang mulai nakal.
"Apa syaratnya?"
"Kau harus menari striptis di depanku!"