NovelToon NovelToon
Di Sayang Kakak Ipar

Di Sayang Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: MartiniKeni

Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit kepala

Cia menggeliat kecil, mata indah itu perlahan terbuka, sedikit menyipit menyesuaikan cahaya di sekitarnya. Mencoba bangun dengan tangan memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.

Tangan Cia turun ke daerah dada nya, dia sedikit tidak nyaman pada payud*ranya. Dan memegangi bibirnya yang sedikit kebas dan perih di sudut bibirnya.

"Apa yang terjadi?" Cia bergumam, masih dengan tangan yang memegang bibirnya. "Sakit, ini kenapa begini?" pikirnya

Entah kenapa Cia dengan refleks menyingkap selimut yang dipakainya, seketika dia bernafas lega saat melihat penampilannya yang masih utuh seperti terakhir kali.

"Tunggu,,,, ini bukannya__?" Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan dan dibuat kaget saat dia ada di kamar Damian dan tidur di kasurnya.  "Ya Tuhan, ternyata aku tidur di kasur kak Damian. Lalu kak Damian di ma__"

Cia segera bangun saat melihat pemilik kamar ini. Turun dari kasur dengan kepala yang masih sedikit pusing, tapi dia mengabaikan itu dan bergegas menghampiri Damian.

"Kak Damian sampai tidur di sofa gara-gara aku ketiduran di sini? Bodoh banget kamu Cia." pikir Cia lagi.

Cia duduk di space kosong di samping Damian, tangannya menepuk lengan Damian. "Kak bangun, kak Damian. Pindah ke kasur yuk." 

Damian mulai membuka mata, sama seperti Cia tadi, sedikit menyipitkan mata dengan tangan memegangi kepalanya.  "Ticia,"

"Iya kak, pindah ke kasur yah. Pasti nggak nyaman tidur di sini."

"Tidur di paha Ticia sebentar boleh yah?  Kepala kakak pusing banget." Damian bertanya dengan kepalanya yang dia pindahkan ke paha Cia. Lalu gunanya bertanya barusan apa? Kembali dia dibuat tidak bisa menolak, apalagi ini salahnya juga sampai membuat Damian tidur di sofa.

Cia memperbaiki posisi duduk agar kepala Damian bisa lebih nyaman. "Kak Damian kenapa nggak bangunin aku tadi? Kan kak Damian jadi nggak perlu tidur di sini, pasti nggak nyaman banget kan?"

Meskipun merasa bersalah tapi Cia sedikit bersyukur dengan Damian yang tidak memilih tidur di sampingnya.

Tangan Damian mengambil tangan Cia dan meletakkan di kepalanya. "Ticia nggak bisa di bangunin, mungkin kecapean, jadi kakak biarin aja kamu istirahat di sini. Tapi sekarang kepala kakak malah pusing."

Kata pusing yang ada di pikiran Damian dan Cia jelas jauh berbeda. Damian pusing karena hasratnya tidak tersalurkan sepenuhnya. Iya memang puas bisa bermain-main dengan wanitanya tadi. Tapi untuk lebih jauh dari tadi pun dia tidak bisa, meskipun Damian sangat ingin lebih, karena ini belum saatnya. Dan konsekuensinya berakhir dengan kepalanya yang pusing seperti ini. Tangan Cia langsung mengusap kepala Damian dan memberikan pijatan-pijatan di pelipisnya. "Pusing banget yah, kak? Mau aku bikinin sesuatu nggak, biar kepalanya enakan?" tanya Cia sembari menatap Damian.

"Gini aja udah nyaman. Pijitin terus kayak gini ya sebentar aja." Damian bergumam dengan mata yang sudah kembali tertutup.

Cia hanya menurut dengan tangan yang masih memijat kepala Damian. Hingga beberapa saat, Damian bergerak berganti posisi, yang tadinya terlentang menjadi meringkuk menghadap perut Cia, bahkan tangannya memeluk pinggang Cia dengan erat.

" Kak Damian jangan seperti ini, kak." Cia mencoba menyingkirkan tangan Damian dari pinggangnya tapi tidak bisa. Dia berpikir Damian hanya sedang berpura-pura tidur, tapi Cia bisa melihat dan merasakan sendiri nafasnya yang teratur tidak seperti sedang berpura-pura.

Tok

Tok

Tok

Cia membuka mata saat mendengar suara ketukan pintu.

"Ya Tuhan, aku ketiduran lagi? Kenapa jadi gini sih?" Cia menepuk pipi Damian dan mencoba membangunkannya, yang ternyata masih di posisi tadi.

"Kak bangun kak. Itu ada yang mengetuk pintu."  Tidak lama Damian langsung membuka matanya.  "Ada yang ngetuk pintu, kakak bangun dulu." Ulangnya saat Damian hanya diam saja, seolah sedang mengumpulkan kesadarannya.

"Ah iya, maaf malah ketiduran lagi. Kaki kamu pasti pegel yah?"

"Aku juga ketiduran lagi. Kaki aku nggak apa-apa kok, kalau begitu aku bukan pintu dulu."

Cia langsung bangun dan berjalan ke arah pintu, memutar handle pintu, tapi dia dibuat kaget saat pintu ternyata dikunci.

Cia berbalik menatap Damian, "Kak ini pintunya kenapa dikunci?"tanya Cia dengan dahi berkerut.

"Sial! Aku malah melupakan itu," umpat Damian di dalam hatinya.

" Iya kah? Kakak lupa, soalnya kebiasaan begitu." Jawabnya dengan setenang mungkin, padahal dalam hati dia dibuat ketar-ketir. Damian tahu kebiasaan Cia yang selalu membiarkan pintu terbuka saat sedang berdua di kamarnya.

Damian bernapas lega saat melihat Cia mengangguk dan memilih menyadarkan tubuhnya ke belakang.

Sedangkan Cia sendiri langsung memutar kunci dan membuka pintu.

"Cia kamu tidur di sini?" tanya Farhan dengan raut wajah ke bingungan.

"Iya, Pa. Aku ketiduran di sini, tapi aku nggak macam-macam kok. Kak Damian juga sama kayak aku ketiduran, tapi di sofa." Terang Cia merasa tidak enak pada papa mertuanya.

Farhan melirik ke arah belakang Cia dan dia bisa melihat Damian sedang duduk di sofa dengan memijat kepalanya.

"Di bawah ada yang nyariin kamu. Orang itu sudah menunggumu sekitar satu jam, Papa juga nggak tahu siapa dia, sebaiknya kamu temui dia." Farhan memilih mengalihkan pertanyaan.

"Siapa?" tanya seseorang dan itu bukan suara Cia tapi Suara Damian. Keduanya langsung kompak melihat ke arah Damian.

"Papa nggak sempet tanya namanya. Dia laki-laki ka..."

"Mau apa nyari, Ticia?" Ucapan Farhan dipotong begitu saja saat mendengar kata laki-laki. Ekspresinya langsung berubah jadi gelap, membuat Cia bingung sendiri melihatnya.

"Papa belum selesai bicara Damian. Katanya ada hal penting yang mau dibicarakan."

Raut wajah Cia semakin bingung mendengarnya. "Kalau begitu aku turun sekarang, Pa." Ucap Cia

"Kakak nggak apa-apa kan sendiri?" tanya Cia pada Damian.

" Iya nggak apa-apa kok."

"Kalau begitu aku bantuin pindah, takut kepalanya masih pusing, nanti kakak malah jatuh lagi." Cia langsung membantu Damian dan Farhan yang masih ada di sana hanya menghela nafas, apalagi saat Damian dengan santainya memeluk Cia.

"Aku turun sebentar ya kak."

Cia langsung pergi dari sana, di ikuti Farhan di belakangnya.

"Kamu siapa?" tanya Cia sembari menatap seorang pria yang ada di depannya.

Laki-laki berperawakan tinggi yang sedang menunggunya itu langsung bangun dan menghampiri Cia. "Hai! Perkenalkan aku Vito. Aku mencarimu hanya ingin berkenalan. Jadi selama ini aku sering lewat sini dan memperhatikanmu. Aku jatuh cinta denganmu."

"Dia cantik sekali. Baru kali ini aku melihat wanita secantik ini. Kata Ruri kalau kak Carlo dengan wanita ini menikah karena di jodohkan, dan mereka tidak saling mencintai, jadi siapa tau dia mau denganku," pikir Vito sembari menatap Cia tanpa berkedip sama sekali.

Kedua mata Cia membulat sempurna mendengar pernyataan cinta dari seseorang yang tidak dia kenal. "Tolong jangan mengatakan hal seperti ini pada saya, karena saya sudah memiliki suami," terang Cia, setelahnya dia menyuruh Vito pergi.

Terima kasih ya krn sudah mampir, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊

1
Gede Merta
jangan lama" up nya thor
Gede Merta
Lanjut thor
Gede Merta
jahat banget simeri ini
Gede Merta
Semakin seru
Gede Merta
Semangatttt 💪
Gede Merta
sangat bagus
Gede Merta
Seru , semangat 💪
Martini .K
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!