"uuhhh... Ini... Ini, dimana? Bukankah aku telah meninggal karna gugur dalam medan perang, lalu dimana ini? " Ujar seorang wanita bergumam sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.
"DOOR.. DOORR.. " suara tembakan itu mengalihkan semua orang kepada Siska.
"AAHHH.. " ujar seseorang kesakitan karna terkana tertembak oleh Siska.
Siska yang terlanjur terlibat akhirnya terpaksa harus ikut dalam perkelahian itu, terlihat satu pria yang di keroyok sudah dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
Badan nya sudah penuh dengan luka, akibat pukulan serta sayatan dari pisau yang lawannya gunakan.
BUGG..
BUBBB..
KREEKK..
BUGGG..
BRAKKKK...
Siska melawan mereka dengan penuh minat, karna memang Siska versi modern dan versi kuno dua-duanya memang suka perkelahian.
Cuma itu.. Siska versi modern sempat bodoh, karna terhalang kata balas budi.
"Akhirnya aku bisa merenggangkan otot ku yang sudah lama kaku, " ujar Siska sambil terus memukul lawan nya.
"Jalang jangan ikut campur urusan kami, " ujar salah satu pria pada Siska.
"Ya jalang.. lebih baik kamu ikut bersama kami untuk menghangatkan ranjang kami, " ujar salah satu pria lagi dengan nada mesum nya.
Siska geram dengan kata-kata pria itu, tanpa banyak bicara Siska mengambil pistol nya kembali.
"DOORR.. DOORRRR.. DOORRRR.. " Siska menembaki mereka satu persatu hingga tak tersisa.
"Masih banyak pria yang terhormat yang kelak akan ku hangatkan tempat tidur nya, " ujar Siska sambil menendang satu pria yang sudah dia tembaki.
Setelah Siska selesai membabat habis semua pria mesum itu, Siska pun bergegas menghampiri pria yang di tolong nya.
"Tuan.. Tuan.. Apakah kamu mendengar ku, " ujar Siska memanggil pria itu sambil menepuk-nepuk pipi pria itu namun sedikit pun tak ada respon.
"Sial.. ternyata dia pingsan.. Astaga ternyata dia kena tusuk, " ujar Siska yang terus memeriksa keadaan pria itu.
Dengan susah payah Siska berusaha mengangkat pria itu menuju ke motor nya, setelah selesai menaikan pria itu ke motornya Siska bergegas naik dan mengikat sang pria menggunakan jaket yang dia kenakan.
"BREEMMM.. BREMM.. BREEMMM.. " suara motor Siska yang menggema, dengan kecepatan penuh Siska melajukan motor nya membelah keramaian di kota itu.
Hingga selang beberapa waktu akhirnya Siska sampai di rumah sakit terdekat, Siska segera melepaskan ikatan jaketnya dan Siska segera membawa pria itu ke ruang IGD.
"Suster.. Suster.. Tolong segera tangani dia.. Dia terkena tusukan, " ujar Siska dengan panik.
Para suster pun membantu Siska untuk membaringkan pria itu di atas brangkar khusus untuk pasien darurat.
"Mohon nona tunggu si luar.. Kami akan menangani pasien dan kami harap nona segera mengisi formulir atas nama pasien, " ujar suster.
Siska hanya mengangguk menanggapi suster itu, setelah pintu ruangan tertutup Siska pun kebingungan karna Siska sama sekali tidak tau siapa pria itu.
"Gimana gue ngisi datanya,? " kan gue gak tau dia siapa, " ujar Siska yang kebingungan sendiri.
Saat Siska kebingungan pintu ruangan itu terbuka, dan keluarlah satu suster menghampiri Siska dengan membawa sesuatu.
"Maaf nona.. Ini pakaian yang di gunakan pasien... Dan ini dompet serta handphone nya juga.. coba nona periksa takut nya ada barang yang hilang, " ujar suster kepada Siska.
Siska memeriksa barang-barang itu seperti yang di pinta oleh sang suster, di rasa sudah cukup dan menunjukan beberapa hal tentang pria itu Siska pun berhenti.
Udah sus.. semuanya masih utuh, " ujar Siska.
Suster itu kembali masuk ke ruang IGD, dan Siska memeriksa handphone pria itu yang kebetulan memang tak memakai kata sandi.
"Ketemu, " ujar Siska setelah menemukan kontak yang tertulis nama papih.
"TUUUTTT.. TUUUTTT.. TUUUTTT.. " suara telpon yang tersambung.
"Halo, " ujar seseorang di sebrang telpon sana.
"Halo.. Tuan.. Maaf apakah anda orang tua orang yang mempunyai handphone ini, ?" ujar Siska bertanya.
"Betul.. Maaf dengan siapa saya bicara,!? dan kenapa handphone anak saya berada pada anda, ?" ujar orang di sebrang telpon sana.
"Begini... " Siska pun menjelaskan apa yang terjadi pada orang itu dan alasan kenapa handphone pria itu ada pada Siska.
"Astaga.. Sekarang anak ku ada dimana, ?" ujar orang itu di kembali bertanya.
"Di rumah sakit xxx tuan, " ujar Siska.
"Baik.. Saya akan segera kesana.. Tolong titip anak saya sebentar, " ujar orang itu.
"Baik tuan, " ujar Siska menjawab.
Panggilan telepon pun terputus, dan kini Siska menunggu orang itu datang.. yang katanya tak akan lama karna jarak nya dekat.
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya orang yang Siska tunggu telah tiba.
Deg.
Tiba-tiba saja orang yang baru melihat Siska itu dadanya terasa sakit, setelah di telisik kenapa Siska sangat mirip dengan seseorang.
"Permisi.. apakah nona yang telah menolong anak ku, ?" ujar pria itu bertanya.
Siska pun mendongak menatap pria baru baya itu, dan mengulurkan tangan nya.
"Benar tuan.. saya Siska yang menolong anak tuan, " ujar Siska.
"Saya ucapkan terimakasih nona.. karna berkat anda anak saya selamat, " ujar pria paru baya itu.
"Sama-sama tuan.. Kalo begitu saya permisi Tuan karna saya harus segera pergi bekerja, " ujar Siska.
"Ohh.. silahkan bona maaf saya jadi merepotkan anda.. Maaf nona ini kartu nama saya jika seatu saat nona membutuhkan bantuan saya nona tinggal hubungi saja saja, " ujar pria paru baya itu sambil memberikan kartu namanya pada Siska.
"Tidak apa-apa Tuan.. Kalo begitu saya permisi, " ujar Siska berpamitan setelah pengambil kartu nama pria tua itu.
"Silahkan nona, " ujar pria paru baya itu.
Siska berlaku dari rumah sakit untuk menuju ke tujuan awalnya, Siska yakin jika teman-temannya sekarang sudah menunggu dan waktu pun semakin malam jadi Siska harus bergegas.
sementara pria paru baya itu merenung, dan bergumam sendiri.
"Kenapa semakin di lihat dia semakin mirip saja.. Sebaiknya nanti aku bertanya sama pria tua bodoh itu, " ujar pria baru baya itu.
Sementara Siska, dia melajukan motor nya begitu kencang karna dia ingin segera sampai di tempat tujuan nya.
BREEMMMM...
"BREMMMM..." suara motor yang mengenakan memecah kesunyian malam yang sepi.
"Tin.. Tin.. " suara klakson yang Siska bunyikan agar gerbang di buka.
BRAAKKKK...
"KRAATTTTT.. " terdengar suara gesekan besi dari pintu pagar yang di buka.
BREMMMM...
BREEMMM..
"CEKITTTTT... " suara rem yang di tekan menghasilkan deritan yang melengking karna terlalu di tekan dengan kuat.
"Haahh.. Akhirnya sampe juga, " ujar Siska sambil membuka helm nya, kemudian dia segera memasuki mansion mewah bahkan kemewahan mengalahkan mansion yang di jadikan tempat tinggal nya sekarang.
Tak.
Tak.
Tak.
Tak.
Langkah kaki Siska mengalihkan semua atensi orang-orang yang ada di ruangan itu.
"Sis elo kemana aja sih!!? kita jamuran nunggu lo disini, " ujar Riska sewot.
Bukan nya menjawab, Siska malah melemparkan kartu nama ke atas meja.
Risky mengambil kartu nama itu, namun satu detik kemudian dia reflek berdiri dengan mata melotot.
" Lo kenapa Ky, ?" ujar Galang bertanya sebab dia heran melihat tingkah Risky.
"TUAN WIBOWO PRATAMA, " ujar Risky yang tidak menanggapi pertanyaan Galang.
"Elah.. Lo kenapa sih berisik tau, ?" ujar Reki sambil mengusap-ngusap kuping nya sendiri.
"Jelasin Sis kenapa lo punya kartu nama tuan Wibowo, ?" ujar Risky yang malah bertanya pada Siska.
Siska tampak malas namun dengan ogah-ogahan, Siska menceritakan apa yang terjadi di perjalanan tadi.
Sontak cerita Siska membuat teman-teman nya meresa gembira, karna dengan jasa Siska akan mempermudah mereka untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan terbesar, yaitu perusahaan PERTAMA Grup.
Sudah sangat lama perusahaan SM Grup mengajukan kerja sama dengan perusahaan itu, namun selalu saja di tolak dengan alasan mereka yang mengelola masih terlalu muda.
"Akhirnya....
BERSAMBUNG.