Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hampir delapan puluh persen dari gaji Ayunda, dia serahkan untuk bayar hutang dan gadis itu hanya mengambil dua puluh persen untuk kebutuhannya. Yang setara dengan delapan ratus ribu.
Astaga, apa dia sudah gila. Bagai mana bisa dia hidup dengan uang delapan ratus ribu sebulan?. Batin Revan sambil menatap Ayunda dengan tidak percaya.
Kebutuhan pribadinya saja bisa mencapai puluhan juta rupiah sebulan. Hanya untuk kebutuhan pokok. Belum termasuk pakaian dan liburan.
Revan kemudian mengembalikan amplop itu kepada Ayunda.
"Hiduplah dengan baik. Saya ikhlas membantu. Kamu tidak perlu mengembalikan sepeser pun."
"Tapi pak.." Ayunda yang tidak bisa menerima pemberian pak Revan dengan percuma tetap ingin membayar hutangnya.
Namun Ayunda tidak bisa melanjutkan kalimatnya saat Revan menatapnya yang seolah mengatakan 'Saya tidak ingin di bantah!'
"Ambil dan pergilah." kata Revan tanpa melihat Ayunda karena dia sudah fokus pada pekerjaannya.
"Baik pak. Terima kasih." Ayunda mengambil kembali uangnya sebelum pergi meninggalkan meja pak Revan.
"Cih, sudah ku duga." gumam Raya ketika melihat dosen incarannya memberikan sebuah amplop kepada Ayunda.
Tadi Raya tidak sengaja melihat Ayunda berjalan menuju ke ruangan dosen. Ayunda pasti ingin menemui pak Revan. Jadi diam-diam Raya mengikuti dan dia langsung melihat Pak Revan memberikan sejumlah uang di dalam amplop yang sebelumnya sudah di hitung kepada Ayunda.
Raya hanya bisa melihat tapi tidak bisa mendengar apa yang Ayunda bicarakan dengan pak Revan.
Karena tidak puas hati dan rasa penasarannya Raya pun langsung mendatangi Ayunda.
"Ayunda!" panggil Raya.
Ayunda pun langsung menghentikan langkahnya ketika melihat Raya.
Pasti Raya meminta di buatkan skripsi. Pikir Ayunda.
Tapi kali ini Ayunda akan menolaknya. Selain tidak membutuhkan uang lagi, Ayunda juga ingin fokus untuk menyusun skripsinya sendiri.
"Tadi aku lihat kau menemui pak Revan. Memangnya apa perlu mu dengannya ?" tanya Raya langsung ke intinya.
"Hanya menanyakan tentang skripsi." Ayunda memberikan jawaban yang paling masuk akal.
Namun Raya tidak langsung mempercayai ucapan Ayunda.
"Jangan bohong. Tadi pak Revan memberikan uang, kan ?" kata Raya lagi.
Ayunda memutar matanya malas. Raya pasti tidak melihat dari awal, tapi tiba-tiba langsung membuat kesimpulan.
"Itu bukan urusan mu." jawab Ayunda.
Kemudian Ayunda ingin pergi karena malas meladeni Raya. Tapi Raya tiba-tiba menahan lengannya.
"Tunggu! Kau pasti jual diri ke Pak Revan kan ? Karena itu pak Revan memberi mu uang. Ya ?" tuduh Raya tanpa bukti.
"Hei kau jangan asal bicara. Jangan membuat fitnah!" balas Ayunda tidak terima dengan tuduhan Raya.
Raya kemudian tersenyum melihat Ayunda yang mulai terpancing emosi.
"Kau marah, itu artinya apa yang aku katakan benar. Jika tidak mengapa kau harus marah ?" kata Raya mulai memanipulasi.
Padahal dia lah yang sengaja memancing emosi Ayunda.
"Ckckck, tidak ku sangka di balik wajah polos mu itu ternyata kau seorang pelac*r." ucap Raya menekan kan kata terakhirnya.
Ayunda yang tidak terima di sebut pelac*r langsung mengangkat tangannya untuk menampar Raya. Namun dia sempat menahan tangannya itu sebelum mencapai pipi mulus Raya karena Ayunda tidak ingin membuat keributan di lingkungan kampus.
Dia tidak mau membuat masalah dengan Raya yang akan berujung di skors atau di DO seperti yang lainnya.
Ya, ayah Raya adalah seorang pejabat tinggi di kota ini. Dengan jabatannya itu dia bisa membuat kesalahan Raya menjadi benar. Sehingga pihak yang benar menjadi salah dan harus menerima hukuman.
Ayunda tidak mau itu terjadi padanya. Dia tidak ingin semua kerja keras ibunya selama ini menjadi sia-sia jika sampai dia di DO.
Ayunda akhirnya memilih pergi. Biar saja Raya mau mengatakan apa tentang dirinya. Dia hanya perlu bertahan beberapa bulan lagi sampai dia mendapatkan gelar sarjananya.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya