Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Kenapa dia?
“Kaira….kaira….”
Tok….
Tok……
Suara itu sudah terdengar di indra pendengar Kaira, tapi gadis itu masih terus menutup matanya,menenangkan pikirannya tanpa takut dengan suara orang yang ada di luar kamarnya.
Kaira membuka matanya lalu menggerakkan tubuhnya untuk meregangkan otot otot nya yang sedari tadi beristirahat.
Kaira duduk dan mengambil ponsel yang ada di nakas, menyalakan layarnya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 17;55 WIB.
“Lama banget berarti gue tidurnya..”ucapnya sembari kembali meregangkan otot otot nya.
Kaira berdiri dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi,gadis itu membersihkan tubuhnya lalu dan mengambil pakaian terbaik untuk ia gunakan.
Gadis itu juga sudah melepaskan ikatan rambutnya, ia menggerai rambut sebelum ia melangkah keluar dari dalam kamar nya.
Ceklek….
Saat pintu kamarnya terbuka, mata Mita langsung tertuju kepada Kaira.
Dengan cepat wanita paruh baya itu melangkah mendekat ke arah Kaira dan ingin menjambak rambut gadis itu.
“Jangan sentuh gue,tangan lo masih bau.”Kaira menahan tangan Mita saat sudah bersiap menjambaknya,bekas tepung masih ada di telapak tangan nya.
Tadi wanita itu sedang memasak untuk makan malam.
Mita terkejut melihat wajah tenang dan perubahan Kaira.
“Kurang aja* kamu ya,anak yang nggak tahu untung,berani beraninya kamu tidur santai satu harian di kamar tanpa memperdulikan pekerjaanmu, apa kamu tidak lihat pekerjaan rumah sebanyak ini?”
Kaira masih santai mengambil air putih dan meminumnya.
“Kalau orang ngomong itu di jawab,jangan kayak orang bisu,nanti beneran bisu kamu!”
Mita melihat Kaira yang menatap santai ke arahnya.untuk pertama kali nya ia melihat tatapan anak itu tidak ada rasa takut kepadanya.
“Udah ngomongnya? Kepala gue sakit denger suara ribu.”
“Hah?”ucap Mita spontan,melihat tingkah anak itu.
“Kamu sudah mulai melawan ya? Apa kamu kerasukan arwah tolol ibu kamu yang ada di kuburan itu ya? Kamu lakuin pemujaan biar ibu kamu masuk ke tubu-“
“Diamm!”
Mita kembali terkejut saat dirinya di siram oleh Kaira,wanita paruh baya itu melihat bajunya basah,begitu pun wajahnya.
“Jangan bawa bawa mamaku,dia sudah tenang di sana,jangan menghinanya atau lo akan mendapat hinaan lebih dari situ.”
Kaira menatap tajam wanita itu,dan tangan kanannya sibuk menunjuk ke arah Mita.
“Heh anak sial! Apa yang lo lakuin!”
Mita dan Kaira melihat ke arah pingu ruang tengah menuju dapur,Andini dengan hotpants dan croptop berwarna hitam berada di sana.
“Lo nyiram mama?”ulangnya lagi sembari mendekat ke arah kedua wanita itu.
“Kurang aja* l-“
Ucapan Andini terhenti kala tangannya di tahan oleh Kaira dimana Andini ingin mencoba menampar Kaira.
“Nggk usah sok jadi pembela!”
Setelah mengucapkan itu,Kaira dengan kasar melepaskan tangan Andini lalu ia melangkah meninggalkan dapur menuju kamarnya.
“Mah? dia kenapa?”
Mita menggelengkan kepalanya.”mama juga nggak tahu sayang,tadi pagi dia juga udah aneh,dia udah berani melawan mama,bahkan kue yang mama masak di ambil dan di makannya tanpa permisi dan minta ke mama..”
Ruangn itu hening, kedua ibu dan anak itu sibuk memikirkan tingkah Kaira yang benar benar berubah 180%.
“Tapi kamu tenang aja, nanti biar papah yang hajar dia.”
.
Kaira melihat bukunya yang bersampul doraemon,gadis itu perlahan membukanya dan membaca setiap tulisan yang ia coretkan di sana.
Tidak ada sedikit pun kata keluar dari dalam mulutnya, entah apa isi pikirannya hanya dia yang tahu,Kaira segera menyusun buku yang akan dia bawa sekolah besok pagi.
.
“Pah…hikss…hikss…”
Bima mengerutkan keningnya,baru saja menginjak rumah,istri dan juga anaknya sudah menangis sesegukan yang membuat dia terkejut.
“Mah,Andini kalian kenapa?”
pria itu meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk di samping istrinya.
“Nggk apa apa kok pah..”jawab Mita sembari menghapus air matanya.
“Mah..mama jangan nutup nutupin, mama kasih tahu aja yang sebenarnya.”ucap Andini
Bima semakin bingung melihat keduanya.”kenapa? Apa yang terjadi?”
“Kalau mama nggak mau cerita, biar aku saja..”Andini menghapus air matanya.”jadi pah..tadi…..”
“Dia sudah pulang? Dan berani melakukan itu pada kalian?”
Bima berdiri dari duduknya dan mulai menunjukkann sisi marahnya.
Andini dan Mita mengangguk kan kepalanya.
“Mama juga nggak tahu dia belajar dari mana pah,mama hanya ingin yang terbaik untuk Kaira.”
Rahang Bima mengeras,tangannya mengepal,pria paruh baya itu melangkah menuju kamar Kaira.
Tok…
Tok….
Suara ketukan pintu yang lumayan keras,membuat Kaira sedikit terkejut.
“Kaira…keluar kamu! Jangan sampai papah mendobrak pintu ini.”
Kaira menghela nafas,dia sudah tahu apa yang terjadi, kedua wanita ular itu pasti sudah memfitnah nya.