NovelToon NovelToon
Senandika Renata

Senandika Renata

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Angst / Romansa / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: YuanYen

Renata tuli, dan itu sudah cukup menjadi alasan mengapa dirinya di jauhi se-antero Amarta.

Tapi pemuda itu, Maleo, tidak berpikiran demikian. Ia justru menganggap Renata...Menarik? Tanpa alasan, seperti itulah Maleo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuanYen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Our Secret

"Renata, ya?"

Suara bariton familiar menelisik rasa penasaran dalam benak. Derap pantofel mengalun pelan, semakin mengeras kala pria ber-jas itu berjalan menuju dirinya.

Remaja yang dimaksud menoleh, ia mengangkat kepalanya, zamrudnya menatap lurus pria yang tak lain ialah donatur baru sekolah ini. Kenapa ia tahu? Sebab tadi pagi pria itulah yang memberikan pidato, pula Bu Siti-- Kepala sekolah yang menyatakan nya di depan para siswa secara langsung.

"Iya," jawabnya malu-malu, helaian rambutnya berkibar tak tentu arah.

Renata merasakan tatapan asing yang tertuju padanya. Menghiraukan itu, si gadis lebih memilih untuk terhanyut oleh segala prasangka yang membayang-bayangi.

"Tidak apa." Balas sang pria singkat. Kemudian berlalu setelah tadi tertegun tanpa kata.

Alis yang lebih muda bertaut, sebuah percakapan paling tidak berguna selama hidupnya. Si gadis menaikkan bibirnya, sekedar formalitas sebab pangkat pria dihadapannya.

Namun sesuatu membuat gadis itu terkejut.

Bagaimana tidak? Pria bernama lengkap Husein Hamzah Nugroho itu mengelus surai legam si remaja, sebelum akhirnya meninggalkan Renata sendiri di antara lorong sunyi.

"Aneh." Gumam Renata, pupilnya memandang penuh akan tanda tanya pada bahu lebar pria yang perlahan menjauh.

Sempat kembali berdiam guna memikirkan kemungkinan yang terjadi, namun suara 'krucuk' dari perutnya berhasil menyadarkan lamunan. Ia teringat mengenai jam istirahat yang pastinya semakin menipis, tanpa basa-basi ia segera menyusul Ahsel menuju kantin.

"Aaaa, aku lapar!" Gerutunya, mungkin kini telah kesekian kali.

...•••...

...SELAMAT MEMBACA!...

...•••...

Semburat jingga menghiasi langit kala mentari tergelincir ke ufuk barat. Segelintir manusia memilih untuk membersihkan diri, namun nampaknya tidak dengan Husein Hamzah Nugroho, atau yang kerap dipanggil sebagai:

"Bapak Hamzah."

Wanita itu melangkah perlahan mendekati sang direktur utama. Bibirnya ia poles sedemikian rupa agar terlihat manis, sementara bahunya ia tutupi dengan jas pendek berwarna hitam, berbeda sekali dengan gaya berpakaian Tyasningrum apabila ditarik secara garis besar.

"Ada apa, Tyas?" Nada dalam kalimat Hamzah terkesan datar, begitu pula mimik sang direktur yang cenderung tanpa ekspresi. Zamrudnya masih setia memandangi dokumen-dokumen yang diberikan si sekretaris.

Apabila bertanya mengenai hubungan Tyas dengan Hamzah, maka tak lain hanyalah rekan bisnis biasa. Tak banyak yang tahu, bahwa wanita berusia empat puluh tersebut mempunyai brand lipstik tersendiri. Tentu para investor mengerumuninya, terlebih dengan branding-nya yang merupakan istri seorang Jayandika Company.

"Menurutku keputusanmu salah." Sebuah pernyataan pribadi yang dapat Tyas kemukakan.

Mendengar penuturan sang wanita, Hamzah sedikit mengalihkan atensi.

"Apa maksudmu?" tanyanya, kini menaruh tumpukan dokumen di atas meja. Bukti ia sedang mendengarkan secara seksama.

"Urusan pribadi," Tyas mendudukkan diri di atas sofa, tentu setelah dipersilahkan. "Tentang anak itu." Ia mengangkat kaki kanan lantas menjadikan kaki kiri sebagai tumpuan.

Merasa tak ada balasan, Tyas kembali melanjutkan kalimatnya. "Kau terlalu mudah untuk menyerah," imbuhnya.

Hamzah menghela. "Begitulah, tapi mau bagaimana lagi?" Ia menyandarkan pundaknya pada kepala kursi.

"Mirip bukan berarti asli,"

"Tapi bagaimana jika benar-benar asli?"

Hamzah mengerutkan keningnya.

"Maksudmu?"

Tanpa ba-bi-bu, Tyas menunjukkan beberapa helai rambut panjang seseorang, tentunya ia simpan rapih dalam kantung yang terjamin steril.

Tyas menyunggingkan seringai kemenangan, kala mendapati raut terkejut lawan bicaranya. Hamzah tak mengira akan mendapatkan sampel rambut terduga anaknya yang selama ini telah hilang.

Tapi....

Pria itu memijat pangkal hidungnya, merasa tertekan sebab beberapa hal yang melandanya bertubi-tubi.

"Lupakan ambisi gilaku dulu, Tyas." Sang pemimpin memutar kursinya berlawanan arah. Ia memutuskan untuk menyaksikan keindahan langit biru yang bertaburan bintang.

Tyas yang merasa tak puas kembali memulai argumen.

"Jika kau berbicara mengenai Indira, maka bukankah itu kejam?"

"Apa maksudmu?" Jawab Hamzah, ia rupanya kembali menatap sang wanita nanar. Nampaknya tidak menyukai kalimat tadi.

"Indira mungkin tidak akan secepat itu menerima seseorang, tapi menilai dari kepribadiannya. Mungkin ia saja dapat beradaptasi, atau justru makin menyayangi nya." Terang Tyas panjang lebar.

Mengambil jeda sejenak, Tyas memfokuskan pandangannya pada sang lawan bicara. Mencoba untuk meyakinkan.

"Kau bukanlah pria tidak bertanggungjawab, Hamzah." Tukasnya, yang tentu saja menggerakkan ego seorang Husein Hamzah Nugroho.

Pria tersebut sekarang menumpukan kepalanya dengan kepalan tangan kanan. Lelaki yang kini tak muda lagi, harus menyelesaikan masalah ini dengan tepat pula cepat. Sebab tenggat waktu yang mungkin tidak akan datang untuk kesekian kalinya.

"Baiklah."

Satu kata yang Tyas seharusnya dapatkan. Ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi, kemudian menarik sudut bibirnya menampilkan senyum jahil di sana.

•••

Apabila bertanya, mengapa Tyas bisa dapat sampel rambut itu?

Maka jawabannya gampang. Hera. Cukup satu nama.

Berasumsi bahwa Hera-- Sang anak menginap di rumah Renata, menjadikan keuntungan tersendiri baginya. Sebab mungkin saja Rinjani akan berbahagia di atas sana, pula hubungan bisnis yang sempat merenggang di antara keduanya.

Sehingga Tyas memutuskan untuk pergi ke apartemen Renata tanpa dipinta. Ia mengerti mengapa anaknya terkejut, sejujurnya Hera sedari awal enggan untuk menyuruh sang ibu masuk.

Tapi....

"Baik, kalau begitu, Mama akan mengambil alih apartemen ini dari Renata." Gertak nya--yang tentu bukanlah sungguhan, namun bagi anak seusia Hera yang gampang dibodohi, itu terdengar sangat nyata.

Tidak diberi amanat agar duduk, Tyas berinisiatif untuk duduk tanpa izin terlebih dahulu. Sebab ia mengerti seberapa besar amarah yang diperuntukkan padanya itu tercipta.

"Ngapain kesini?" Ujar Hera sewot, ia menatap sang ibu malas. Seolah berkata: Mending mati aja lu.

"Gak ada salahnya, kan mengunjungi anak sendiri?" Tyas beralasan, ia kembali menyilangkan kakinya-- Posisi ternyaman.

"Salah, gue bukan anak lo lagi."

Kalimat sindiran menohok hati mungil sang ibunda. Tyas memang menyadari apa yang selama ini ia perbuat, namun hanya semata-mata untuk memperburuk citra suaminya yang merupakan koruptor, tentu agar sang anak tidak mencintai pria licik itu.

"Oke," Tyas menanggapi kata-kata cacian yang buah hatinya lontarkan. "Mama juga ga ada niat buat ngajak kamu balik ke rumah." Putusnya, dan sontak mengundang tanda tanya besar pada sang anak.

"Terserah mau kamu tinggal di rumah Amelia, Keke, atau Velencia mungkin? Selagi kamu nyaman, silahkan."

Ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan oleh kata. Yakni penuturan sang ibunda yang mulai melembut semenjak ayahnya mendekam di lapas. Sebuah kemajuan, mengingat sikap antagonis yang senantiasa sang wanita lakukan kepadanya.

"Tapi mama mohon, untuk sekali ini, demi kebaikan Renata," tuturnya lembut.

Ah... Renata lagi?

"Apa?"

Sungguh, Hera tidak berminat basa-basi saat ini.

"Tolong berikan sampel rambutnya Renata, please."

Hera semula sama sekali tidak menaruh rasa minat, kini justru menatap Tyas penuh selidik.

"Untuk?"

Detik jam terasa menggelegar kala kesunyian menghampiri sepasang ibu dan anak.

"Tes DNA."

Dan praktis mengukir kerutan di dahi sang putri semata wayang. Pula rasa keterkejutan yang menghampiri seiring banyaknya opini.

Untuk apa?

...•••...

•Tes DNA bisa dilakukan menggunakan rambut sebagai sampel, tetapi lebih baik menggunakan sampel lain seperti saliva atau darah karena DNA pada rambut lebih rentan rusak.

5 eps 'gain :)

God Bless please

And good bye❤️

1
Galint
Ceritanya benar-benar menyenangkan, ada suka dan ada sukanya.. jadi nyaman banget🌹
Galint
plis jangan buru-buru tamat, ini lucu/Smile//Smile/
Galint: kayanya haruss
YenYuanTyan: mungkin aku tambahin extra chap kali yaa/Sly/
total 4 replies
Zhen Yi
saling support🤍🤍
YenYuanTyan: iyaa, semangat buat kamu ya cantikk/Hey/
total 1 replies
Verlit Ivana
'Kain beda rona' wuah aku suka padanan katanya. /Smile/
mamayot
salqm dari RAHASIA PANAS SANG DUDA
YenYuanTyan: okeiii habis tamat insyaallah aku baca ya sayangg /Smile/
total 1 replies
Alfaira
Hihiii semangat yaaa. Semoga rajinnya nular ✌🏻
YenYuanTyan: iya hihi, kamu juga semangat nulisnya yaaa
total 1 replies
YenYuanTyan
Bentar lagi bakal ada yang dapet karma/Sleep/
Neonaaaaa
lanjutt 🔥🔥
YenYuanTyan: udah kakak
total 1 replies
Alfaira
tiba2 bangett hamil 🙈
YenYuanTyan: Overthinking kakkk
total 1 replies
Neonaaaaa
semangat teruss🔥🔥
YenYuanTyan: huwaa makasihhh
total 1 replies
Serenarara
Gue juga seneng.../Tongue/
YenYuanTyan: kwkkwkwk Ashel kaptenn
total 1 replies
Serenarara
Heeii otak anda yah...mikirnya kejauhan...
YenYuanTyan: Renata: Maklum overthinking kak
total 1 replies
Serenarara
Aku takut...

Aku ingin bingar...
Aku mau di pasar...
Pecahkan saja gelasnya biar ramai!
Biar mengaduh sampai gaduh...
YenYuanTyan: plssss no word word
total 1 replies
Serenarara
Kulari ke gunung kemudian menyanyiku
Kulari ke hutan kemudian teriakku....
Serenarara
Ini karya pujangga bukan penulis.
YenYuanTyan: kamu lucu banget sihh kakkk
YenYuanTyan: wkwkkkw
total 2 replies
Serenarara
Benakku kini bagai untaian embun yang memasuki relung jiwa seorang petapa yang dahaga. Saya sendiri tidak mengerti artinya, tapi sungguh ini melenakan pembaca.

Bosan...aku dengan penat...
dan enyah saja kau pekat!
Seperti berjelaga jika ku sendiri...
Serenarara
Masih nggak ngerti yg di otak Maleo. Niat nolong gak sih?
Serenarara
Waduuw.... estetik bener kayaknya nih...
Nyonya Mafia
aku udah mampir
Nyonya Mafia
semangat
YenYuanTyan: makasihhh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!