bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 16
Mendengar hukuman yang di jatuhkan kepadanya,si detektif langsung lemas,ada penyesalan yang mendalam yang melanda dirinya,kalau saja dia tidak terlalu gelap mata melihat uang,mungkin hal tersebut tidak akan terjadi.
Tapi apa boleh buat,mau melawan pun sudah tidak bisa,karena ada banyak bukti tentang kejahatannya,dan dia tidak bisa mengelak lagi.
Si Pelaku pembunuhan berencana itupun di bawa ke lapas untuk menerima hukuman yang sudah di berikan kepadanya.
"Apakah anda ikut ke lapas nona" tanya seorang kepolisian yang bertugas mengantar para terdakwa yang sudah menerima hukumannya ke lapas.
"Iya saya iku pak" jawab Ananda.
"Tidak usah" kata Jeremy pada Ananda
"Emang kenapa" tanya Ananda bingung
"Serahkan saja pada mereka" kata Jeremy.
"Aku akan tetap ikut" kata Ananda bersikeras dan langsung pergi ke arah mobilnya di parkir.
Sedangkan di parkiran,seorang dari kepolisian tersebut sedang menelpon seseorang,entah apa yang di bicarakan,hanya dia yang tahu.
Saat di perjalanan menuju ke lapas,Ananda tiba-tiba di telpon oleh pak Duke,Ananda memperhatikan ponselnya lama,karena kejadian yang terjadi akhir-akhir ini,Ananda hampir tidak ingat tentang perbuatan pak Duke pada mereka.
"Si brengsek ini menelpon ku" kata Ananda pada Jeremy,sambil menunjukkan layar ponselnya pada Jeremy.
Karena keras kepala Ananda,akhirnya Jeremy ikut pada Ananda.
"Wah,apa yang dia mau dari mu lagi" kata Jeremy sambil tersenyum pada Ananda.
"Entahlah,mari kita lihat bersama" jawab Ananda dan langsung menggeser tombol hijau ke atas.
"Halo pak Duke,tumben sekali anda menelpon saya" kata Ananda basa-basi.
"Oh,akhirnya kamu mengangkat juga,aku dengar-dengar kamu berhasil menemukan si pelaku dari pembunuhan berantai itu" kata Duke pada Ananda.
"Oh iya pak,begitulah" jawab Ananda dengan suara khas dirinya.
"Wah aku tidak tau ternyata kamu memiliki bakat terpendam" kata Duke lagi.
"Anda bisa saja pak" jawab Ananda,tapi wajahnya sudah kesal.
"Dimana kamu sekarang,karena ada hal yang ingin saya sampaikan padamu" kata Duke pada Ananda.
"Maaf pak,saya sedang di luar sekarang" kata Ananda menjawab.
"Apakah kamu mau ke lapas" tanya Duke langsung tau kemana Ananda pergi.
"Dari mana anda tau pak" tanya Ananda.
"Saya ingin bertemu denganmu sekarang,saya tunggu di kantor siang ini" kata Duke dan langsung mematikan ponselnya.
"Apakah dia sudah gila,semua dia atur sesuka nya,sekarang Duke adalah orang yang paling ku benci di dunia ini" kata Ananda berteriak.
"Jadi bagaimana sekarang,apakah kita lanjut,atau ke kantor" tanya Jeremy menanya pendapat Ananda
"Lanjut saja,aku tidak peduli padannya lagi,kalau dia tidak suka aku akan mengundurkan diri" kata Ananda kesal.
"Baiklah" jawab Jeremy,sambil mengemudikan mobil melaju terus.
Sesampainya di parkiran yang ada di lapas,mereka berdua buru-buru keluar dari mobil.
Saat ingin memasuki kawasan lapas,Jeremy tiba-tiba menerima telpon dari Duke.
"Halo pak" jawab Jeremy ramah.
"Apakah kamu bersama Ananda sekarang" tanya Duke di sebrang sana dengan suara kesal.
"Iya pak,kenapa" tanya Jeremy masih dengan suara ramah.
"Berikan ponsel ini padannya,aku ingin bicara padannya" kata Duke di sebrang sana.
"Langsung hubungi ke ponselnya saja pak,karena saya tidak bersama Ananda sekarang" kata Jeremy beralasan.
"Kalau di angkat akupun tidak akan menelpon mu bodoh,dia mem blokir ku,jadi bagaimana aku harus menghubungi nya" kata Duke dengan suara keras di sebrang sana.
"Apakah anda tau,anda memaksa kami berdua menangani kasus yang sulit,setelah kasusnya selesai anda juga memaksa ingin bertemu,entah apa yang anda inginkan," kata Jeremy dengan suara yang mulai meninggi.
"Apa kamu melawan sekarang,apa karena orang tuamu memiliki koneksi di negara ini membuat kamu jadi semena-mena berbicara padaku" kata Duke di seberang telpon.
"Anda sangat lucu,saya juga tidak sembarang pada anda pak,kalau anda ingin berbicara pada Ananda,langsung telpon saya dia" kata Jeremy dan langsung mematikan ponselnya.
Sedangkan Duke langsung marah-marah tidak jelas di ruangannya,bahkan asistennya pun menjadi sasaran empuk kemarahan Duke.
Sedangkan di parkiran Jeremy langsung menemui Ananda yang sudah menunggu di gerbang masuk.
"Siapa" kata Ananda.
"Menurutmu" kata Jeremy dengan senyum khas nya.
"Apa yang dia mau" tanya Ananda sambil berjalan masuk ke dalam lapas.
Saat sedang berjalan menelusuri lorong lapas,tiba-tiba seorang penjaga menahan Ananda dan Jeremy.
"Maaf nona,tuan kalian tidak bisa masuk" kata penjaga tersebut.
"Emang ini ruangan apa" tanya Jeremy bertanya.
"Ruangan ini tidak bisa di masukin oleh pengunjung,hanya tahanan yang boleh masuk ke dalam" kata sang penjaga.
"Kami bukan pengunjung,kami seorang jaksa" jawab Ananda pada si penjaga.
"Tetap saja tidak boleh" kata di penjaga.
"Baiklah" kata Jeremy langsung menarik tangan Ananda.
"Kenapa kamu menarik ku,jadi bagaimana kita masuk" tanya Ananda bingung karena Jeremy menarik tangannya.
"Jangan memaksa mereka,mereka juga hanya menjalankan tugasnya,aku juga merasa ada yang aneh di tempat ini" kata Jeremy sambil memperhatikan sekeliling.
"Maksudmu" tanya Ananda yang juga ikut bingung.
"Entahlah,tapi aku rasa ada yang aneh,sebaiknya kita pulang saja" kata Jeremy pada Ananda.
"Kalau kamu ingin pulang,pulanglah,aku ingin disini dan melihat langsung proses nya" kata Ananda bersikeras.
"Baiklah" kata Jeremy pasrah dan mengikuti langkah kaki Ananda.
Saat sedang serius menyusuri setiap lorong,barulah Ananda bertemu dengan pria yang berbicara pada Ananda di kantor persidangan tadi.
"Dimana tempat pengeksekusian nya pak" tanya Ananda pada penjaga tersebut.
"Maaf nona,saya lupa memberitahukan pada anda,hari ini si pelaku tidak jadi menerima hukumannya,karena petugas di bagian itu sedang tidak datang" kata sang penjaga.
"Benarkah" kata Ananda ragu.
"Jadi kapan dia menerima hukumannya" tanya Jeremy pada si penjaga.
"Besok siang tuan" jawab si penjaga.
"Baiklah,kalau begitu kami permisi" kata Jeremy dan langsung menarik lengan anda dari sana.
Sedangkan Ananda yang ditarik langsung mengikuti saja,karena dia sedang berpikir keras,sehingga tidak sadar bahwa Jeremy sedang menariknya keluar.
Sesampainya di parkiran,Ananda baru tersadar dari lamunannya.
"Kenapa kamu menarik ku keluar" tanya Ananda bingung.
"Ngapain disana,kan dia menerima hukumannya besok,ya sudah,kita kesini saja besok" kata Jeremy pada Ananda.
"Baiklah" akhirnya ananda mengikuti perkataan Jeremy.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys,Jangan bosan-bosan membaca karyaku yah,kalau ada yang ngak cocok di hati,langsung komen aja yah
Jangan lupa like,komen, subscribe yah guys😊
Happy reading All 💜