Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pingsan
Alana dan Farraz berlari ke arah ranjang setelah dokter menyatakan Jayden sudah meninggal.
Tangisan Alana bergama di ruangan tersebut.
Lama mereka menangis, akhirnya dokter menepuk pundak farraz menjelaskan apa yang harus ia lakukan, mau tidak mau jenazah harus secepatnya di urus.
Farraz menarik Alana ke dalam pelukan nya saat suster akan menarik ranjang pasien untuk di pindahkan.
Alana meronta lalu berlari mengikuti ranjang jayden, farraz mengejar Alana lalu memeluknya lagi, awalnya Alana meronta, tapi lama lama ia jadi diam dan merosot jatuh.
"Anna bangun,...anna"
panggil farrez sambil menepuk pipi Alana pelan.
Ia melihat sekeliling, saat itu ada seorang wanita yang berlari ke arah mereka, ia mengusap wajah pucat Alana.
"anna"
Teriak Amanda panik, ia jongkok lalu memegang tangan Alana mencoba membangunkan wanita itu, tapi tidak ada respon.
"Tolong panggil dokter"
Ucap farrez seperti hilang tenaga di telinga Amanda.
Amanda menepuk kening nya.
'dasar bodoh' pikirnya Amanda pada diri sendiri
Dengan cepat ia berlari mencari bantuan.
***
"Bagaimana keadaan nya dok?"
Tanya Amanda tidak sabar pada dokter wanita
usia 30 an yang sedang memeriksa Alana.
Dokter membiarkan suster membereskan peralatan nya lalu ia berbalik memandang wanita cantik dan tinggi seperti model di hadapan nya.
"Syok dan tekanan darah rendah, jangan Khawatir
sebentar lagi pasien akan bangun"
Jawab dokter itu tenang, lalu ia pamit keluar setelah memberi intruksi pada suster yang bertugas.
setelah suster keluar, Amanda berjalan mendekati ranjang dan hendak duduk di kursi yang ada di sana, tapi ada seseorang yang lebih dulu mendudukinya tampa rasa bersalah.
"Kamu ngapain sih di sini?"
Tanya Amanda kesal, ia sedikit berbisik takut mengganggu Alana.
"Tentu saja menjaga calon istri ku"
Jawab Reno tidak merasa malu dan terlihat yakin
Amanda tercengang sebentar, lalu ia tersenyum mengejek
"Jangan mimpi" ejek nya.
Walaupun sebenarnya ia akan senang jika Alana menjadi bagian dari keluarganya, tapi pendapat Alana adalah prioritas.
Amanda mengingat pria yang bernama farraz, pria itu pergi untuk mengurus Jenazah ayah nya setelah menitipkan Alana padanya.
'Jadi dia farrez, teman bermain Alana, mereka terlihat saling menyayangi satu sama lain'
"bagaimana menurutmu hubungan pria tadi dengan Alana?"
Tanya Amanda pada Reno , sengaja.
"mereka seperti kakak adik" jawab Reno
Amanda meneliti reaksi sepupunya, mata yang dari tadi memandang wajah Alana tampa berkedip.
"mereka bukan kakak adik kandung, bisa saja mereka akan menikah karena permintaan terakhir nya om jay"
Ucap Amanda dengan nada menyebalkan di telinga Reno, menurutnya persis seperti suara nyamuk.
"Lebih baik kamu membantu pria itu untuk menggantikan Alana" usul Reno.
Amanda menatap Reno kesal, tapi kemudian ia berpikir kalau itu juga benar, apa lagi dia kenal baik dengan om jayden, dan Alana pasti menginginkan untuk terus berada di sisi om Jayden untuk terakhir kalinya, tapi sekarang ia malah tidak sadarkan diri.
"kalau begitu kamu jaga Alana, setelah ia bengun bawa dia ke rumah om Jay"
Ucap Amanda, setelah mendapat jawaban Reno, ia keluar dari ruangan tersebut.
Reno menggenggam tangan Alana lalu mencium nya dengan lembut.
Ia menandang wajah yang terlihat tenang itu dengan perasaan bercampur aduk, bohong kalau iya tidak takut dengan apa yang di katakan Amanda tadi.
Dia dan Farrez sangat jelas posisi masing masing di hidup Alana.
Reno berdiri mendekati wajah tenang Alana,
wajah bersih dengan Alis sedikit coklat, hidung yang tidak terlalu mancung ataupu terlalu pesek, bibir mungil berwarna pink.
Reno meneguk liur nya payah, ia teringat akan rasa lembut dan manis dari bibir itu.
dia tau tidak seharusnya ia melakukan sesuatu di situasi Alana yang sedang berduka, apalagi dalam keadaan ia tidak sadar, tapi sekali saja.
' sedikit saja' pikirnya
"kamu hanya milik Reno anna"
bisik Reno di telinga Alana, lalu ia mendekatkan bibir nya pada bibir Alana, jantung Reno berdegup kencang saat kulit bibir mereka bersentuhan, Rasa geli menyebar ke seluruh tubuhnya, suhu tubuhnya berubah tidak beraturan, dia ingin memangut dengan lebih intens, tapi takut Alana akan terbangun.
Setelah beberapa saat ia perlahan mengangkat wajahnya, dan di saat yang sama Alana membuka mata,
mereka saling memandang dengan perasaan terkejut.