Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.31 Ancaman I
Margaret pulang ke apartemen setelah kejadian buruk tersebut. Kevin menyuruhnya istirahat saja karena sudah mengurus klien penting seharian. Dan masalah mobilnya yang meledak Margaret memang sudah curiga. Ada yang aneh dengan mobilnya, apalagi mobil itu masih baru dan belum digunakan sama sekali.
"Bagaimana bisa mobil yang belum digunakan itu bisa meledak?" gumam Margaret dalam hati.
Dan Kevin berjanji montir kenalannya akan memeriksa mobil tersebut secara keseluruhan. Jika ditemukan hal-hal negatif, maka Margaret berhak membawa kasus ini ke jalur hukum.
Keesokan harinya, Margaret kembali bekerja seperti biasanya. Beni terkejut akan kondisi kemarin dan langsung menanyakannya pada Margaret. Dirinya juga menyesal menyuruh Margaret pergi keluar. Dan Margaret tertolong karena berada di dalam hotel cukup lama sehingga saat meledak, mobil dalam keadaan kosong.
Margaret hanya berkata, itu bukan apa-apa karena ayahnya yang membelikannya. Jadi Margaret tidak begitu dirugikan. Meski Beni tahu, Margaret anak dari David Colins tapi tetap saja kejadian ini tidak biasa dan janggal. Beni tak mau bertanya lebih lanjut sebelum hasil pemeriksaan mobil selesai.
Hari demi hari terus berlanjut, pekerjaan yang semakin menumpuk membuat semua orang stres. Hingga Kevin mengajak timnya untuk makan bersama di sebuah resto pada malam hari. Setelah semua aktivitas selesai, mereka menuju resto terdekat.
Setelah sambutan singkat dari Kevin, mereka menikmati makan malam bersama dan bersenda gurau antar sesama teman. Dan tentunya beberapa diantara mereka akan minum alkohol. Margaret hanya memesan jus jeruk dan menikmati makanan pesanannya.
Setelah makan malam, mereka pulang tepat waktu sesuai perintah Kevin. Begitu juga Margaret yang pulang naik taksi karena sudah malam. Padahal tadinya Kevin hendak mengantarnya pulang.
"Margaret mana?" tanya Kevin.
"Sudah pulang tuan, perhatian sekali pada Margaret." ucap Beni.
"Aku hanya menawarkan tumpangan." ucap Kevin.
"Awalnya tumpangan tapi bisa juga jadi tunangan." sindir Beni.
"Beni, apa pekerjaanmu sedikit?" tanya Kevin.
"Tidak tuan, aku masih sibuk seminggu ini." ucap Beni langsung kabur.
"Dasar pegawai kurang ajar.." gerutu Kevin.
Kevin akhirnya pulang ke rumahnya tanpa sempat mengantar Margaret. Dan Margaret sudah tiba di apartemennya. Saat dirinya menyalakan lampu, kamarnya sudah berantakan. Bahkan ada surat di atas meja yang mengatakan kalau dirinya adalah target.
"Akh.. Apa-apaan semua ini.." ucap Margaret menutup mulutnya.
Margaret yang bingung langsung menghubungi Theresia dan meminta untuk menginap di apartemennya. Theresia tentu mengijinkannya. Margaret membawa banyak barang barangnya di dalam koper besar dan pergi menuju apartemen Theresia.
Dalam perjalanan matanya melihat ke segala arah untuk mengecek apakah dirinya diikuti seseorang atau tidak. Margaret mulai ketakutan dan berharap segera tiba di apartemen Theresia.
Setibanya disana, Theresia sudah menunggu di halaman depan dan menyambut Margaret yang ketakutan.
"Margie.." ucapnya melihat Margaret membawa dua kopernya.
"Tante.." ucap Margaret gemetar.
"Ayo masuk dulu." ucap Theresia membantu membawakan koper.
Margaret masuk ke dalam apartemen dan mulai menangis ketakutan. Siapa yang menyangka kalau dirinya akan menjadi target pembunuhan setelah insiden mobil terbakar.
Margaret menunjukkan surat ancaman pada Theresia dan sudah melaporkan hal ini pada pihak berwajib.
"Tindakanmu sudah tepat Margie.. Untunglah kamu langsung melapor dan pindah kemari." ucap Theresia.
"Iya tante, aku tidak kepikiran tempat lain. Aku sangat takut." ucap Margaret.
"Setelah insiden mobil, sekarang ancaman apartemen. Sepertinya mereka memang sengaja menargetkanmu." ucap Theresia.
"Padahal aku tak punya musuh dalam artian yang punya dendam sebesar ini. Tapi kalau papa aku tidak tahu." ucap Margaret.
"Aku curiga satu orang.. Tapi sudahlah, mungkin kecurigaanku salah." ucap Theresia.
"Cathy??" ucap Margaret.
"Kudengar ayahmu sudah menulis surat wasiatnya, ibumu yang menceritakannya." ucap Theresia.
"Apa tante tahu isinya apa?" tanya Margaret.
"Ibumu hanya bilang kalau dirimu akan menggantikan posisi ayahmu dan ayahmu memberikan 70% sahamnya padamu." ucap Theresia.
"Sebanyak itu?" tanya Margaret.
"Itulah yang kudengar, itu jika belum berubah ya.." ucap Theresia.
"Jadi jika aku mati, semuannya akan menjadi milik Cathy dan putrinya." ucap Margaret.
"Sebaiknya mulai detik ini kau berhati-hati Margie. Perebutan kekuasaan itu mengerikan, kuharap kau bisa bersama orang yang bisa kau percaya." ucap Theresia.
"Baik tante, terimakasih atas bantuannya selama ini." ucap Margaret.
"Tidak masalah, kita kan keluarga." ucap Theresia.
Saat ini Margaret akan menginap di tempat Theresia untuk sementara. Kebetulan apartemennya memiliki tingkat keamanan tinggi dan elit. Hingga jarang ada kejadian berbahaya. Margaret merasa aman tinggal disana.
Esok harinya pelaku pengancaman ditangkap dan diamankan. Tapi pelaku mengatakan itu hanya iseng dan itu membuat Margaret tak percaya. Margaret yang datang ditemani Theresia meminta pihak kepolisian menindaklanjutinya karena sebelumnya ada insiden lainnya dimana mobil Margaret tiba-tiba meledak.
Saat itu, Kevin menghubunginya karena pihak bengkel sudah mendapatkan jawabannya. Ternyata mobilnya sudah dipasangi peledak, yang akan meledak pada waktu tertentu. Margaret akan ke bengkel tersebut dan menemui montir yang memeriksanya. Theresia tidak bisa ikut karena masih ada pekerjaan, hingga Margaret pergi sendiri.
Setibanya di bengkel, Kevin sudah berada disana.
"Margaret kau akhirnya tiba juga." ucap Kevin.
"Bagaimana tuan?" tanya Margaret.
"Kau dengar saja sendiri dari montirnya langsung." ucap Kevin.
Kemudian, sang montir menjelaskannya dan menunjukkan barang bukti. Setelah menerima barang bukti Margaret langsung berniat melaporkannya ke polisi. Kevin pun menemaninya dan akan membantunya semaksimal mungkin. Bahkan Kevin lebih terkejut lagi saat tahu, Margaret kini pindah dari apartemennya karena mendapatkan ancaman.
"Sepertinya ini mulai serius. Jadi siapa?" tanya Kevin.
"Aku tidak tahu, selama ini aku hidup dengan aman dan nyaman. Bahkan saat bersama mama pun semuanya baik-baik saja." ucap Margaret.
"Kau harus waspada dan jangan mudah memercayai orang lain. Cukup percayai orang yang sudah kau kenal seperti aku, Beni dan juga Theresia." ucap Kevin.
"Anda benar tuan, aku curiga pada satu orang." ucap Margaret.
"Istri baru ayahmu?" tebak Kevin.
"Iya, dia kelihatan cukup serakah." ucap Margaret.
"Bukan hanya cukup tapi sangat serakah. Dia bahkan menggodaku tahu. Tapi wanita murahan seperti itu bukan tipeku." ucap Kevin.
"Berarti anda beruntung menolaknya." ucap Margaret.
"Tentu saja, dia wanita yang hanya mengandalkan tubuhnya dari pada otaknya." jawab Kevin.
"Oho, sepertinya dia bertindak kurang ajar pada anda." ucap Margaret.
"Dia bahkan berani tidur di ranjangku tanpa ijin, dengan memakai pakaian mini seolah-olah aku yang mengundangnya." ucap Kevin.
"Jadi sudah berapa lama Cathy bekerja dengan anda?" tanya Margaret.
"Hanya 6 bulan, awalnya aku pikir dia hanya membantuku menyiapkan pekerjaanku tapi saat diberi kekuasaan dia malah kurang ajar." ucap Kevin.
"Jadi begitu alasan anda memecatnya." ucap Margaret.
"Tentu saja, wanita semacam itu ada banyak tahu, ingin ditiduri lalu datang sambil berkata 'aku hamil' , hanya pria bodoh yang menerimanya." ucap Kevin.
"Dan pria bodoh itu ayahku." ucap Margaret.
"Kau tersinggung.?"
"Tidak, itu fakta." ucap Margaret.
...----------------...