Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Mata Lala seolah terkunci menatap Atlas yang mencium nya .
" Sekarang katakan padaku kamu ingin kemana?" ucap Atlas dengan lembut memegang tangan Lala .
" Om pembohong dan jahat " ucap Lala menarik tangan nya yang dipegang Atlas dengan kasar lalu berlari keluar.
Bukan nya mengejar Atlas malah berdiri terdiam lalu perlahan tersenyum dan masuk kedalam kamar mandi .
" Hwaaaa, Atlas itu benar-benar jahat " tangis Lala duduk ditepi kolam renang .
" Dia mengatakan menyukai Lala semalam tapi tadi siang Lala melihatnya bersama wanita dewasa yang sepantaran dengan nya, apa karena Lala masih kecil jadi dia ingin mempermainkan perasaan Lala" ucap Lala mengusap air matanya.
" Lala nggak bakal percaya sama dia lagi " ucap Lala yang padahal semalam sangat senang kalau Atlas menyukai nya .
3 hari kemudian.
Atlas yang duduk diruang meeting itu hanya senyum-senyum sendiri membayangkan kelakuan istri kecil nya yang sangat lucu bahkan Atlas sama sekali belum berniat membujuknya.
Sudah 3 hari ini Lala sama sekali tidak menyapa Atlas, tidak mau mendengarkan bahkan dia selalu menghindari Atlas .
" Jhon aku ingin pulang lebih awal hari ini " kata Atlas seusai mereka meeting.
" Kenapa?" tanya Jhon yang sedang mengetik di laptopnya langsung berhenti dan menatap Atlas .
" Istriku masih marah karena,"
" Atlas kau belum membujuknya?" pertanyaan Jhon yang teringat tempo hari Atlas bercerita kalau Lala melihatnya bersama sekretaris di dalam mobil .
" Belum, aku sangat gemas melihat istri kecilku itu cemburuan" tawa Atlas langsung pecah seketika teringat semalam Lala menjambak nya karena Atlas terus mengganggu nya .
" Atlas kau pria dewasa jadi bersikaplah sebagaimana mestinya, istrimu itu masih kecil nanti kalau pikiran nya semakin tidak terkontrol bagaimana?" ucap Jhon sebagai seorang sahabat yang tidak ingin rumah tangga Atlas rusak .
" Tidak dia hanya hanyut dalam rasa cemburunya" senyum lebar Atlas yang sangat senang karena Lala benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa cemburu di hadapan nya .
" Dia benar-benar lucu Jhon, aku tidak pernah sesuka ini pada wanita sampai ketika teringat nya aku langsung tersenyum bahkan tertawa " pernyataan Atlas
Tiba-tiba Jhon yang masih duduk itu berdiri dan memegang kerah kemeja Atlas .
" Jangan melakukan hal bodoh Atlas , dengan terus membiarkan dia berpikir begitu tanpa kau bujuk secara tidak langsung kau sudah mengobarkan api kebencian dalam dirinya untukmu " ucap Jhon
" Tidak , istriku harus mencintai ku " pertanyaan Atlas yang walaupun sering cuek pada Lala tapi pada kenyataannya dia sudah mengagumi kecantikan nya sejak pertama kali Atlas melihatnya.
" Lalu apa lagi yang kau tunggu ? Apa kau akan menunggu sampai dia mencintai pria lain " ucap Jhon dengan emosi mendorong Atlas sampai terduduk dikursi dengan kasar.
Atlas berdiri dan meninju wajah Jhon sampai pria itu terhuyung dibuatnya.
" Kau " Jhon meninju wajah Atlas balik hingga bibir mereka sama-sama terluka .
" Kau ini kenapa emosian sekali " ucap Atlas menanyai Jhon baik-baik.
" Emosiku sedang tidak stabil tapi kau malah membuatku semakin emosi dengan kelalaian mu itu " ucap Jhon .
" Ada apa bro katakan padaku " ucap Atlas langsung merangkul Jhon layaknya seorang sahabat .
" Atlas, Sania telah membohongi ku" ucap Jhon dengan suara bergetar dibalik tenang nya sejak tadi .
" Kenapa?" pertanyaan singkat Atlas yang tau kalau Sania adalah wanita yang sangat Jhon cintai hingga dia mau melakukan apa saja demi membuat Sania bahagia .
"Ikutlah dengan ku nanti malam untuk memastikan nya " ucap Jhon lalu pergi keluar ruang meeting membawa laptop nya .
" Ada apa ini ?" ucap Atlas dengan penuh tanda tanya.
...........
Sore harinya Atlas pulang kerumah dengan senyum lebar membawa buket bunga dan coklat untuk membujuk Lala .
" Hummmm" baru di depan pintu Atlas sudah berpapasan dengan Lala yang akan keluar rumah namun dia buang muka seolah menganggap tidak melihat Atlas .
" Mau kemana?" tanya Atlas dengan tenang memegang sebelah tangan Lala .
" Bukan urusan Om " ucap Lala menarik tangan nya dengan cepat .
" Bagaimana bisa kamu mengatakan itu bukan urusan ku ? " ucap Atlas tanpa mau melepaskan tangan Lala .
" Istriku adalah tanggung jawabku jadi segala hal yang kamu lakukan aku harus tau " pernyataan Atlas mengecup kening Lala .
" Atlas , kau jangan mengundang kemarahan ku lagi " ucap Lala yang tidak ingin emosi seperti semalam sampai dia menjambak rambut pria dewasa itu .
" Justru aku pulang cepat untuk meredakan nya " ucap Atlas memberikan buket bunga yang dipegangnya pada Lala .
" Terimalah, maafkan aku " ucap Atlas berlutut dihadapan Lala lalu memberikan buket bunga itu .
" Hmmm, tidak mau " kata Lala malah berlari keluar rumah dengan begitu kencang .
" Lala " Atlas melempar bunga dan hadiahnya keatas sofa lalu mengejar Lala.
" Tutup gerbangnya" teriak Atlas benar-benar kewalahan mengejar Lala yang berlari kencang sekali .
" Buka atau aku panjat " ucap Lala yang sudah berdiri di depan pada Bodyguard.
" Nyonya ini perintah tuan Atlas kami tidak bisa melanggar nya " ucap Bodyguard menatap Atlas yang berlari kearah mereka .
Hanya dalam sekejap mata bahkan tanpa ancang-ancang tiba-tiba Lala sudah berada diatas gerbang yang begitu tinggi mengejutkan semua orang.
" Sial , mereka menghalangi jalan ku saja " ucap Lala meloncat keluar pagar lalu berlari lagi .
" Nyonya jangan buat tuan marah nanti dia menghukum mu lagi " ucap Bodyguard yang ternyata sudah mengepung Lala atas perintah Atlas .
" Lala, kau benar-benar nakal " ucap Atlas begitu sampai memegang tangan Lala , masih teringat jelas diingatan nya bagaimana Lala secepat kilat memanjat pagar tanpa seorang pun bisa mencegah nya .
" Masuk sekarang aku ingin menjelaskan sesuatu padamu " ucap Atlas mulai berjalan namun Lala seperti terpaku ditempat dia berdiri .
" Bandel ya " dengan sebelah tangan saja Atlas menggendong Lala layaknya penculik .
Atlas membawa Lala yang meronta-ronta itu kedalam kamar lalu menindihnya.
Muachhh.
" Dengarkan aku baik-baik Sayang aku,"
" Jangan memanggil Sayang, pembohongan " kata Lala menatap Atlas dengan tajam walaupun tubuh nya dikunci Atlas .
Muachhh
" Aku tidak berbohong" ucap Atlas menunduk dan mengecup pipi Lala dengan tenang .
" Lala nggak bakal percaya lagi sama ," Atlas langsung menutup mulut Lala dengan telunjuknya.
" Lala harus percaya Sayang " ucap Atlas mengelus kepala Lala dengan lembut.
" Tidak mau, semua pria itu pembohong apalagi pria dewasa " ucap Lala menatap Atlas dengan kilatan kebencian seketika ingatan tentang ucapan Jhon langsung terngiang-ngiang ditelinga Atlas .
" Lala dengarkan baik-baik, wanita yang kamu liat bersamaku kemarin adalah sekretaris ku " jelas Atlas yang tidak ingin kesalahpahaman benar-benar membuat Lala membenci nya .
" Lalu yang aku lihat tadi pagi , apa itu juga sekretaris Om? Kenapa sekretaris Om ada dimana-mana, banyak lagi " ucap Lala .
" Lala, aku tidak mengerti maksud mu " ucap Atlas yang padahal benar-benar hanya berpikir Lala marah padanya karena masalah kemarin
