Kembara Rasa

Kembara Rasa

Kisah Kita Baru Dimulai

Wajahnya terus berhias senyum dalam perjalanan menuju kampus Unpad. Sesekali bibir ikut bersenandung mengikuti lagu yang sedang mengalun dari audio mobilnya. Semalam Zaky sudah janji akan menjemput Kia siang ini. Sudah tiga pekan tak bertemu muka. Sudah tak sabar ingin menyampaikan berita sukacita.

[Aa, aku nunggu di shelter dekat gerlam ya]

Zaky membaca chat yang masuk dari Kia baru saja. Hampir setahun tinggal di Bandung dan sering bertanya tentang kampus Unpad kepada Kia dan beberapa kali diajak tour, ia menjadi tahu seputar kampus negeri ternama di Jawa Barat itu termasuk istilah-istilah nama. Gerlam adalah gerbang lama. Merupakan gerbang khusus pejalan kaki. Dan shelter menjadi tempat naik turun penumpang dari bus DAMRI yang terletak di sebelah barat gerlam .

"Sudah lama nunggu?" Zaky mengamati Kia yang baru saja masuk, memasang sabuk pengaman.

"Ada lah tujuh menitan. Aa, mau ngajak kemana sih? Ada surprise apa?" Andainya Zaky tahu jika semalam tidurnya gelisah setelah meng-iyakan ajakan Zaky yang akan menjemput selesai kelas siang dan bilang ada surprise. Ingin segera pagi. Dan memakai pakaian terbaik untuk bertemu. Membuatnya hari ini tidak membawa motor ke kampus. Pemuda tampan yang mulai melajukan lagi mobil itu paling bisa membuat hati seolah dipenuhi kupu-kupu. Meski ia tahu diri hanya dianggap adik. Ralat ah. Bukan 'hanya' tapi 'masih' dianggap adik. Harapan kan selalu ada bukan?

"Mau ngajak makan. Kangen Kia udah lama gak kopdar." Zaky menoleh sekilas sambil mengulas senyum manis dan kerjapan mata.

Bagi Kia, untung saja Zaky sudah kembali meluruskan pandangan. Sehingga tak sempat menatap wajahnya yang merona merah jambu sebab mendengar kata 'kangen'. Ia pun menyembunyikannya dengan berpaling ke arah jendela. Ada jeda untuk menetralisir hati yang berdesir sebab menerima senyuman maut.

A Zaky sadar gak sih. Pesonamu itu ada pada senyum dan kelembutan tatapan mata.

"Udah salat?"

Pertanyaan Zaky membuat Kia menoleh sekaligus terlepas dari lamunan. "Udah tadi ikut jamaah."

"Good girl. Kalau Aa belum. Tadi ngasuh dulu anaknya Mas Mizyan. Pengen beli es krim tapi pengen diantar oleh Aa. Jadi nyari mart dulu. Nanti aja deh salatnya di cafe."

"Pasti Mentari ya?" Tebak Kia. Meski jarang bertemu di darat, namun Zaky sering bercerita kegiatannya via telepon atau video call. Termasuk bercerita bagaimana kedekatannya dengan keluarga Bos.

"Iya. Si bule centil." Zaky terkekeh.

Kia pun tersenyum mesem. "Kirain Aa bisa ke kampus karena libur kerja ternyata lagi jadi pengasuh. Hihihi."

"Kerja dong. Lagi kerja lapangan mendampingi Mas Mizyan dan istrinya menghadiri seremoni peletakan batu pertama pembangunan Royal Mutiara Rahma. Dua anaknya ikut. Mentari dan Mahesa. Lokasinya di perbatasan Cimanggung- Jatinangor. Makanya Aa bisa jemput kamu."

Kia mengangguk dan tersenyum dengan wajah semringah. Beruntung sekali bisa dekat dengan Zaky. Malah sebagian temannya menyangka kalau Zaky adalah pacarnya. Ia hanya tanggapi dengan tersenyum mesem. Sebab dijawab bukan, mereka tidak percaya. "Itu perumahan non sub pastinya ya?" Tanyanya penasaran.

"Iya. Tipe 55 flat desain. Dan tipe 80 custom desain. Total 100 unit saja. Aa didaulat bikin tiga gambar tipe custom dan alhamdulillah disukai klien. Meskipun baru mau dibangun, tapi udah booking payment setengahnya. Orang kan sekarang banyak nyari perumahan yang di pinggiran. Kalau di Bandung kan udah wah padat. Dan harganya udah wow selangit."

"Wuih. Tim marketingnya pintar dong nyari konsumen. Medium and high level konsumen pastinya. "

"Salah, Kia. Justru yang pintar itu investornya. Yang jadi investor kan teman-teman Mas Mizyan semua. Ada Pak Arya, Pak Satya sama Pak Nico. Orang bisnis semua itu. Link marketnya banyak."

"Tahu gak, Kia. Royal Mutiara Rahma itu diambil dari nama istrinya Mas Mizyan, Cut Mutiara Rahma. Katanya sih sebagai tanda cinta. Kayaknya nanti kalau Aa punya istri juga harus niru gimana sweetnya si bos sama istrinya. Di kantor aja Mas Mizyan gak sungkan pamer kebucinan kalau pas Mbak Rahma datang. Padahal pengantin bari bukan pengantin baru." Zaky terkekeh dengan pandangan tetap fokus ke depan.

"Wah nanti beruntung dong yang jadi istrinya Aa." Kia lebih menggarisbawahi harapan Zaky tentang istri masa depan. Sampai detik ini yang ia ketahui, status Zaky masih single. Meski terkadang membahas nama-nama teman perempuan diantaranya Shannon, namun orang-orang yang disebut itu belum ada yang statusnya spesial. Ia tahu pasti karena Zaky selalu terbuka cerita urusan pribadi ataupun pekerjaan. Jadi masih ada harapan kan?

Zaky tidak menanggapi dengan ucapan hanya terkekeh saja. Ditambah mobil sudah memasuki parkiran Cafe yang dipilihnya setelah melihat review bintang 5 warganet di media sosial.

"Nitip dulu. Mau ke mushola." Zaky menyerahkan waist bag setelah menyebutkan menu yang diinginkan.

Kia menyimpan tasnya di kursi sebelah kanan yang kosong. Dan waist bag Zaky ia simpan di pangkuan. Memangnya Zaky saja yang rindu. Ia juga. Meski mungkin berbeda nilai dan maknanya. Mendekap dan mengusap barang milik sang arsitek menjadi jalan penyaluran rindu dan sayangnya.

Sepuluh menit kemudian Zaky datang dengan wajah segar. Duduk di kursi yang segaris dengan Kia. Baru ada dua gelas minuman jus tersaji di meja. Jus sirsak dan jus stroberi. Ia mulai menyedot jus sirsak

"Kia, apply beasiswa aku di acc. Aa akan ke Zurich. Goodbye Bandung temporarily." Zaky tersenyum lebar dengan netra berkilatan cahaya.

Jus stroberi yang disedotnya baru menyentuh bibir dan mendadak terhenti, turun lagi ke dalam gelas. Kia mengatupkan bibir. Jadi ini surprise yang dimaksud sampai sengaja datang ke kampus. Setelah satu tahun sering bersama harus merespon sedih atau bahagia?

Banyak bintang gemintang di kedua bola mata Zaky saat menjelaskan ulang bagaimana perjuangan mencari link beasiswa kedua setelah lamaran beasiswa pertama ditolak. Berarti memang harus merespon bahagia meski tak dipungkiri ada sedih mulai menelusup sebab akan berjarak jauh dan lama.

"Alhamdulillah. Selamat ya, Aa. Your dream come true. Kapan berangkat ke Swiss?" Tanya Kia sambil menyerahkan tas milik Zaky sebab mendengar dering dan getaran ponsel di dalamnya.

"Bentar ya. Shannon telpon."

Kia melipat bibir. Iklan yang kurang menyenangkan sebab momentum tidak pas. Ia beralih fokus memperhatikan pelayan yang menghidangkan nasi dan iga bakar untuknya. Dan nasi dan sop buntut rempah untuk Zaky. Ditambah waffle dan pancake durian sebagai dessert.

Kia menundukkan wajah sambil mengaduk jus stroberinya. Tidak ingin melihat wajah Zaky yang berbinar-binar menjawab pertanyaan kabar dari si penelepon. Setiap kali bersama Zaky, tak pernah absen nama Shannon muncul. Baik itu berupa telepon ataupun Zaky dengan sengaja menceritakannya.

"Aku lagi sama adikku. Tunggu aku ke Bali. Don't go anywhere. Okay?"

"Saturday, gimana?"

"Gak usah dijemput. Aku..."

"Ya ya...okay. Up to you deh. Tadina mah bisi ngarepotkeun."

"Hahaha. Roaming ya. Buka mbah translete."

Kia menelan ludah. Zaky memang tak pernah beranjak setiap kali menerima telepon. Yang ini, semua yang terdengar berefek nyeri di ulu hati. Huhuhu adik. Kapan ya kata 'adik' dihapus. Apakah dia nggak tahu tidak pernah ada hubungan yang tulus sebagai adik kakak diantara laki-laki dan perempuan dewasa yang tidak ada ikatan darah. Salah satunya akan ada yang main hati. "Contohnya aku."

"Contoh apa, Kia?" Zaky menaikkan satu alisnya. Komunikasi dengan Shannon baru saja berakhir saat mendengar Kia bergumam dengan begitu jelas.

"Hah, apa?" Kia terperanjat. Sedari tadi memang sedang berkecamuk monolog dalam hati. Itulah resiko mengambil keputusan tidak jadi move. Memilih memelihara rasa hingga ke depannya tidak tahu, apakah terus tumbuh tersiram air hujan ataukah akan mati mengering imbas kemarau. Ia hanya pasrah mengikuti alur perasaan.

"Kamu barusan bilang contohnya aku. Emang gak sadar apa yang diucapin?" Zaky masih tetap menatap dengan menaikkan satu alisnya. Senyum samar tersungging di bibirnya.

"Oh. Aku lagi dialog sama cacing di perut sambil nunggu Aa selesai teleponan. Mereka demo lapar. Terus kubilang harus bisa sabar. Contohnya aku." Kia tersenyum meringis. Ngeles yang masuk akal bukan?

"Ulu-ulu...kacian jadi nungguin. Padahal makan duluan gak papa."

Kia menggeleng. "Gak enak. Lebih nikmat makan bareng."

"Gak salah spek istri soleha." Zaky mengangkat ibu jarinya diiringi senyum. Lalu mulai mengaduk-aduk sop buntut yang masih menguarkan asap dan aroma rempah. Sengaja memilih menu itu sebagai obat rindu kampung halaman. Selama ini menu sop buntut rempah di cafe Dapoer Ibu yang the best. Kolaborasi racikan Ibu dan Teh Aul. Coba yang ini rasanya sama enaknya atau tidak.

Kia mulai memotong iga bakar dengan wajah menunduk. Menyembunyikan kedua pipi yang merona merah jambu. Mungkin bagi Zaky kalimat pujian itu sederhana dan tak bermakna. Namun baginya bisa menyentuh hangat sampai ke relung hati.

...🌷🌷🌷🌷🌷...

Bismillah. 12 Februari 2024, karya baru hadir lagi. Welcome, pembaca lama dan pembaca baru. KEMBARA RASA (KR). Zaky Wijaya adalah anggota keluarga dari story KALA CINTA MENGGODA dan story BIARKAN AKU JATUH CINTA. Yang belum baca, boleh baca dulu dua judul itu. Tidak juga gak papa. Tidak akan bingung kok.

Besties, mari kita mulai mengembara menyibak rasa, dengan dukungan saweran kembang dan kopi. 😘🤗

Terpopuler

Comments

Lestaree

Lestaree

untung ga salting 😁🤭

2024-10-25

1

Lestaree

Lestaree

ah, teh aul gimana kabar dikau???
udh brp ya buntutna?

2024-10-25

0

Lestaree

Lestaree

sa aeeee

2024-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Kita Baru Dimulai
2 Farewell
3 Bertemu Shannon
4 Senja di Pantai Mertasari
5 Silaturahmi
6 Beri Waktu
7 Senja Bersama Ibu
8 Kisah Hari Ini
9 Selayang Pandang
10 Sehari Sebelum Berangkat
11 Tiba di Jakarta
12 Aku Bisa Apa
13 Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14 Menata Masa Depan
15 Musim Berganti
16 Wahai Hati
17 Selesai Tugas
18 Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19 Internship
20 Merelakan Takdir
21 Hallo, Jakarta
22 Pelarian?
23 Waktu Merubah Segalanya
24 Aku Ingin Pulang
25 Rasanya Menjadi Adik Kakak
26 Apartemen
27 Mari Berkenalan
28 Terlambat Menyadari
29 Cinta Datang Terlambat
30 Hati yang Mencelos
31 Menatap Masa Depan
32 Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33 Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34 Menunggu Besok
35 Bukan Kebetulan
36 Hanya Mudah Secara Lisan
37 Aku Pamit
38 Sambutan Horor
39 Ada yang Aneh
40 Kecamuk Pertanyaan
41 Kapan Siap Nikah
42 Ghibah
43 Bakal Ada Special Guest
44 Welcome Special Guest
45 Mesin Waktu
46 Kau Datang dan Pergi
47 Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48 Dua Hari, Dua Fakta
49 Siapa Dia?
50 Satu Persatu Tabir
51 Minta Diantar Aa
52 Cerita Teh Kokom
53 Menangislah
54 Langkah Selanjutnya
55 Kepo, Boleh?
56 Cerita Plot Twist
57 Sebuah Rencana
58 Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59 Hikmah Patah Hati
60 Informasi Penting
61 Masih Ada Waktu
62 Perayaan Patah Hati
63 Perayaan Patah Hati (2)
64 Perayaan Patah Hati (3)
65 Tanya Jawab
66 Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67 Apa Kabar Diary?
68 Zaky di Tengah Sukacita
69 Zaskia Diary
70 Terkuak
71 Rencana Berubah
72 Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73 Tamu Malam Minggu
74 Malam Minggu Akhir Juli
75 Quality Time
76 Kenalan Dulu
77 Bandara Cinta
78 Ada Apa?
79 Curhat Shannon
80 Curhat Dua Wanita
81 Jantung Berdebar
82 Silang Cerita
83 Diskusi Keluarga
84 Menjemputmu
85 Malam Canda
86 Rencana Kita
87 Seharian Denganmu
88 Selamat Jalan Kekasih
89 Pertemuan Tak Disangka
90 Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91 Semua Ada Waktunya
92 Menjelang Sabtu
93 I Love You, Cantik
94 Pertemuan Keluarga
95 Nasihat Bapak
96 Hari Demi Hari
97 Permohonan
98 Akad Nikah
99 Merayu Allah Lewat Doa
100 Dua Kemungkinan
101 101. Ratap dan Harap
102 102. Mediasi
103 103. Malam Terakhir Bersama
104 104. Beri Waktu
105 105. Pergi Untuk Kembali
106 106. Kunanti Kabarmu
107 107. Perjalanan Hari
108 108. Hidup Baru
109 109. Pengobat Rindu
110 110. Menghitung Hari Pertemuan
111 111. Menggoda
112 112. Menyambutmu
113 113. Memang Pengantin Baru
114 114. Welcome Back
115 115. Hari Bahagia Tiba
116 116. Di Luar Ekspektasi
117 117. Perkara Mantan
118 118. Ini Ujian Hati
119 Bawa Santai
120 120. Usai Sudah Ujian Hati
121 121. Banyak yang Harus Dibahas
122 122. Diskusi Panas
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Kisah Kita Baru Dimulai
2
Farewell
3
Bertemu Shannon
4
Senja di Pantai Mertasari
5
Silaturahmi
6
Beri Waktu
7
Senja Bersama Ibu
8
Kisah Hari Ini
9
Selayang Pandang
10
Sehari Sebelum Berangkat
11
Tiba di Jakarta
12
Aku Bisa Apa
13
Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14
Menata Masa Depan
15
Musim Berganti
16
Wahai Hati
17
Selesai Tugas
18
Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19
Internship
20
Merelakan Takdir
21
Hallo, Jakarta
22
Pelarian?
23
Waktu Merubah Segalanya
24
Aku Ingin Pulang
25
Rasanya Menjadi Adik Kakak
26
Apartemen
27
Mari Berkenalan
28
Terlambat Menyadari
29
Cinta Datang Terlambat
30
Hati yang Mencelos
31
Menatap Masa Depan
32
Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33
Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34
Menunggu Besok
35
Bukan Kebetulan
36
Hanya Mudah Secara Lisan
37
Aku Pamit
38
Sambutan Horor
39
Ada yang Aneh
40
Kecamuk Pertanyaan
41
Kapan Siap Nikah
42
Ghibah
43
Bakal Ada Special Guest
44
Welcome Special Guest
45
Mesin Waktu
46
Kau Datang dan Pergi
47
Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48
Dua Hari, Dua Fakta
49
Siapa Dia?
50
Satu Persatu Tabir
51
Minta Diantar Aa
52
Cerita Teh Kokom
53
Menangislah
54
Langkah Selanjutnya
55
Kepo, Boleh?
56
Cerita Plot Twist
57
Sebuah Rencana
58
Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59
Hikmah Patah Hati
60
Informasi Penting
61
Masih Ada Waktu
62
Perayaan Patah Hati
63
Perayaan Patah Hati (2)
64
Perayaan Patah Hati (3)
65
Tanya Jawab
66
Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67
Apa Kabar Diary?
68
Zaky di Tengah Sukacita
69
Zaskia Diary
70
Terkuak
71
Rencana Berubah
72
Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73
Tamu Malam Minggu
74
Malam Minggu Akhir Juli
75
Quality Time
76
Kenalan Dulu
77
Bandara Cinta
78
Ada Apa?
79
Curhat Shannon
80
Curhat Dua Wanita
81
Jantung Berdebar
82
Silang Cerita
83
Diskusi Keluarga
84
Menjemputmu
85
Malam Canda
86
Rencana Kita
87
Seharian Denganmu
88
Selamat Jalan Kekasih
89
Pertemuan Tak Disangka
90
Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91
Semua Ada Waktunya
92
Menjelang Sabtu
93
I Love You, Cantik
94
Pertemuan Keluarga
95
Nasihat Bapak
96
Hari Demi Hari
97
Permohonan
98
Akad Nikah
99
Merayu Allah Lewat Doa
100
Dua Kemungkinan
101
101. Ratap dan Harap
102
102. Mediasi
103
103. Malam Terakhir Bersama
104
104. Beri Waktu
105
105. Pergi Untuk Kembali
106
106. Kunanti Kabarmu
107
107. Perjalanan Hari
108
108. Hidup Baru
109
109. Pengobat Rindu
110
110. Menghitung Hari Pertemuan
111
111. Menggoda
112
112. Menyambutmu
113
113. Memang Pengantin Baru
114
114. Welcome Back
115
115. Hari Bahagia Tiba
116
116. Di Luar Ekspektasi
117
117. Perkara Mantan
118
118. Ini Ujian Hati
119
Bawa Santai
120
120. Usai Sudah Ujian Hati
121
121. Banyak yang Harus Dibahas
122
122. Diskusi Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!