Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saran Gavin
Setelah Gavin keluar dari ruangannya, Carlos langsung menyenderkan tubuhnya kebelakang. Lelaki tampan itu menghela nafas berkali-kali, dia berusaha untuk menenangkan dirinya dan emosinya yang sedari tadi terus meledak-ledak
Setengah jam kemudian, emosi Carlos sepertinya sudah mereda. Dia sudah bisa mulai berpikir jernih dan tidak dikuasai amarah lagi. Tak lama dia terpikirkan tentang saran Gavin barusan.
“Haruskah aku mengikuti kata-katanya." Carlos bergumam pelan, dia sedang mempertimbangkan saran yang keluar dari mulut kepercayaannya, Namun tak lama Carlos menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Aku tidak pernah tahluk pada siapapun, jika dia ingin begitu ya sudah, yang penting anakku aman." Carlos kembali berbicara, lelaki itu pun langsung bangkit dari duduknya kemudian keluar dari ruang kerjanya untuk pergi ke kamar dan beristirahat.
Ketika sampai di kamar, Carlos langsung membuka pintu. Dan tak lama dia mengusap wajah kasar ketika sekarang dia sedang melihat Naina berbaring di ranjang dan tersenyum padanya, tapi Carlos tahu itu adalah bayangan.
Hingga pada akhirnya lelaki tampan itu langsung jalan ke arah kamar mandi dan bersiap untuk tidur.
***
Waktu menunjukkan pukul 11.00 malam, Carlos berguling ke sana ke mari. Dia sudah berusaha untuk tertidur, tapi dia sama sekali tidak bisa terlelap. Rasanya Carlos begitu asing di kamarnya sendiri, tentu saja karena tidak ada Naina. Biasanya Sebelum tidur dia akan mengajak Naina untuk bercinta dan Naina selalu melakukan apapun yang dia mau. Tapi sekarang sosok itu sudah tidak ada, dan sekarang
***
Naina menarik selimut untuk Shafira, setelah berbincang-bincang akhirnya Shafira tertidur. Ini sudah dua minggu dia tidak pergi ke kamar Shafira, dan tentu ketika mereka bertemu mereka melepaskan rindu dengan cara Naina yang terus mendengarkan keluhan Shafira, mendengarkan cerita Safira yang menceritakan aktivitasnya ketika berada di kamar.
“Terima kasih kau sudah berubah pada bibi.” Naina membatin seraya menatap wajah polos Shafira. Sungguh sekarang Naina benar-benar menyayangi gadis ini, begitupun dengan Safira yang sangat menyayangi Naina. Kedua insan itu seperti saling melengkapi.
Setelah puas memandang wajah Safira, Naina mengubah posisinya menjadi telentang. Wanita itu menatap ke arah langit-langit, kemudian tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
“Mom, aku tidak tahu bagaimana kabarmu. Tapi aku berharap kau baik-baik saja, aku hanya ingin mengatakan bahwa sekarang aku rasa hidupku akan baik-baik saja. Aku merindukanmu mom."
Naina berbicara dengan suara pelan, senyum wanita itu begitu merekah. Sampai saat ini Naina tidak tahu bagaimana kabar sang ibu, dan dia juga tidak tau di mana rumah sakit jiwa yang ibunya tempati.
. Dia pernah meminta Carlos membawakan foto ibunya. Karena dia ingin melihat keadaan Regina. Tapi, Carlos menolak dan mengatakan bahwa ibunya sudah dipindahkan dalam keadaan baik-baik saja
. Saat itu Naina tidak berani bertanya lebih banyak, walaupun dia penasaran di mana ibunya dipindahkan, tapi dia tidak berani untuk bertanya lagi dan memutuskan untuk percaya pada Carlos yang mengatakan bahwa keadaan ibunya baik-baik saja
Satu Minggu kemudian
“Apa kalian tidak bisa bekerja dengan becus?" Carlos melemparkan kertas ke arah para staf yang sedang memberikan presentase, lelaki itu begitu murka ketika ada hitungan yang tidak sesuai. Padahal itu masih bisa dibenarkan, tapi Carlos langsung emosi dan melempar kertas yang dia pegang.
Biasanya Carlos tidak seperti ini, walaupun dia seorang mafia di luar tapi ketika dia memimpin perusahaan dia adalah pemimpin yang bijak. Tapi entah kenapa selama satu minggu ini emosi Carlos terus meledak-ledak, hingga ketika para stafnya membuat kesalahan kecil pun Carlos akan mengamuk dan tidak akan berhenti memaki yang membuat kesalahan padanya.
Semua staf langsung terdiam ketika mendengar dan melihat amarah CEO mereka, bahkan sepertinya bernapas saja mereka tidak berani.
“keluar kalian, siapkan laporan akurat. Jika kalian membuat kesalahan lagi maka keluar dari perusahaanku!” Ancam Carlos, hingga semua para Staff pun mengangguk lalu keluar dari ruangan lelaki itu.
Ketika semua sudah keluar dari ruangannya, Carlos menyadarkan tubuhnya ke belakang. Lagi-lagi Dia merasakan perasaan yang tak nyaman serta sedikit gelisah.
Sejatinya Carlos memang sudah terbiasa dengan kehadiran Naina, entah itu karena menganggap Naina adalah Naina atau karena menganggap Naina sebagai Sandra, dan inilah sebabnya kenapa seminggu ini Carlos selalu uring-uringan dan selalu mudah terpancing emosi, karena tentu saja tidak ada Naina lagi di sampingnya.
Berapa kali Carlos berusaha untuk mempertimbangkan saran Gavin, tapi ego lelaki itu kembali muncul tidak mungkin dia menjadi seperti itu, tidak mungkin juga dia harus mengikuti apapun yang Naina mau, karena pada dasarnya Carlos tidak pernah tunduk pada siapapun
***
Carlos turun dari mobil, lelaki itu baru saja sampai di kastil miliknya. Ketika mobilnya sudah terparkir di pekarangan, lelaki itu pun langsung turun. Tepat, ketika dia akan masuk. Tanpa sengaja dia melihat ke arah selatan, di mana ada Naina sedang berada di atap.
Ketika melihat istrinya, tubuh Carlos diam membeku. Lelaki tampan itu, seperti terpana ketika melihat Naina tersenyum.
Selama seminggu ini, kehidupan Naina dan Carlos sangat terbalik, jika Carlos terus merasa emosi dan gelisah, Berbeda dengan Naina yang menjalani harinya dengan santai dan penuh dengan kebahagiaan. Bahkan, dalam satu minggu berat badan Naina kembali naik. Tentu saja karena dia sudah terbebas dari belenggu yang mengikatnya.
Dan ajaibnya, ketika lepas dari Carlos, Naina merasa tubuhnya lebih segar, dia tidak pernah mengalami mual dan muntah lagi, hingga dia bisa memakan apa pun yang dia mau.
Naina yang sedang melihat ke atas, langusng menurunkan pandangannya ketika merasa di perhatikan. Hingga kini, tatapan kedua suami istri itu saling mengunci. Namun, dengan cepat Naina langsung memalingkan tatapannya ke arah lain, dan sedetik kemudian Naina mengajak Syafira untuk masuk.
Dan ketika Naina sudah pergi, Carlos langusng tersadar, dia menggeram kesal. “Cih, dia mengacuhhkanku, berani sekali dia!” Hardik Carlos. Lelaki itu pun langsung masuk kedalam kastil.
***
“Suruh dia kemari untuk makan malam bersamaku!” titah Carlos pada Gavin, hingga Gavin sedikit kebingungan.
“Dia!” ulang Gavin, membuat Carlos menghela nafas.
“Hmm, wanita itu!” Carlos tidak mengatakan Nama Naina tentu saja karena dia merasa gengsi, dan pada akhirnya Gavin mengerti sepertinya Carlos mau menerima sarannya.
Semenjak tadi melihat Naina di atas, Carlos malah merasa gelisah. Apalagi Naina tadi mengacuhkannya, hingga Carlos memutuskan untuk memakai cara Gavin walaupun dia tidak akan melakukannya secara terang-terangan.
Bagi Carlos yang terpenting Naina menurut padanya lagi seperti dulu, dan dia berusaha menurunkan egonya dengan tidak menganggap Naina sebagai Sandra dan akan membebaskan apapun yang Naina lakukan.
”Baik Tuan, aku akan memanggilnya untukmu.” Gavin sedikit tersenyum ketika akan keluar dari ruang kerja Carlos, ternyata caranya berhasil dan gak Carlos mau menerima sarannya.
scroll gengs