Jingga pikir hidupnya sudah begitu sempurna dengan kebahagiaan. Menikah dengan pria yang sangat dicintainya dan memiliki seorang putri cantik berusia dua tahun.
Namun semua kebahagiaan itu seketika lenyap, saat mengetahui suaminya berselingkuh dengan sepupunya sendiri. Apalagi saat sang suami mengatakan jika selama ini pria itu mencintai wanita tersebut, dan menikah dengannya hanya karena membalas kebaikan kedua orang tua Jingga yang sudah mengangkatnya sebagai anak.
Jingga yang merasa hancur karena kebahagiaan yang selama ini dirasakannya ternyata semu, mendapatkan kesempatan kedua untuk mengulang hidupnya saat sebuah mobil menabraknya.
Jingga pun akhirnya kembali ke masa lalu di mana pernikahan itu belum terjadi. Apa yang akan dilakukan Jingga selanjutnya? Apakah dia akan tetap menikah dengan Bayu setelah pengkhianatan yang dilakukan pria itu. Ataukah Jingga akan membalas perbuatan mereka, dan melepas suaminya yang berarti putri kecilnya pun akan hilang tak pernah dilahirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Amanda tahu betul betapa Jingga sangat mencintai Bayu sejak gadis itu mulai mengerti apa arti cinta, dari apa yang diceritakan Jingga selama ini padanya. Dan Amanda pun mencintai Bayu sejak pertama kali bertemu pria tersebut di kediaman keluarga Dharmawan. Gayung pun bersambut Bayu ternyata membalas rasa cintanya, hingga mereka pun menjalin hubungan asmara tanpa sepengetahuan Jingga dan keluarga Dharmawan lainnya.
"Aku ada janji makan siang dengan seseorang di restoran dekat sini, tapi dia tidak datang," jawab Amanda dengan menatap kedua mata Bayu. "Kalian sendiri kenapa bisa ada di sini?"
"Kami—"
"Tadi kami ingin makan siang bersama, tapi karena aku terlambat datang jadi gagal deh," sela Jingga dengan tersenyum sembari merangkul manja pada lengan Bayu.
Kalau saja tidak ingin membuat Amanda cemburu, dan marah maka tidak sudi rasanya ia bersikap manja pada Bayu. Ya, Jingga dapat menebak keberadaan Bayu di tempat tersebut tidak mungkin secara kebetulan. Dapat dipastikan jika seseorang yang dimaksud Amanda adalah Bayu, dari tatapan kecewa yang terlihat di kedua mata Amanda. Itu sebabnya Jingga sengaja berbohong dengan mengatakan jika ia dan Bayu akan makan siang bersama, hanya karena ingin merusak hubungan keduanya dengan memanfaatkan kecemburuan Amanda.
"Oh.., jadi kalian ingin makan siang bersama tanpa mengajakku?" goda Amanda dengan tersenyum, namun kedua matanya menatap tajam pada sang kekasih.
Namun yang ditatap hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi, seolah tidak merasa bersalah sedikitpun telah melupakan pertemuan mereka, dan justru membuat janji makan siang bersama Jingga.
"Bukan tidak ingin mengajakmu, tapi sekali-kali aku ingin pergi berdua saja dengan Kak Bayu." Rasanya sudah sangat lama ia dan Bayu tidak pergi berduaan, lebih tepatnya setelah kedatangan Amanda di kediaman keluarga besarnya.
Sejak kedatangan wanita tersebut Jingga selalu mengajak kakak sepupunya itu untuk pergi bersama Bayu. Entah itu sekedar jalan-jalan atau makan bersama, dan mungkin karena kebersamaan itulah akhirnya Bayu dan Amanda menjadi dekat dan saling jatuh cinta.
"Sudahlah lebih baik aku mengantarkan kalian pulang." Bayu menyela saat melihat Amanda ingin membalas perkataan Jingga.
Tanpa banyak bicara kedua wanita itu pun menyusul Bayu masuk ke dalam mobil, bahkan sepanjang jalan menunju kediaman keluarga Dharmawan keduanya diam sibuk dengan pemikiran masing-masing. Setelah sampai pun, baik Jingga maupun Amanda segera masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Bayu yang masih berada di dalam mobilnya.
"Kalian sudah pulang?" tanya Anindita pada kedua gadis yang memasuki ruang keluarga di mana ia tengah duduk santai menikmati acara televisi.
Jingga menganggukkan kepalanya sembari menghampiri sang ibu, sementara Amanda memilih masuk ke dalam kamar setelah menyapa Ibu Anindita.
"Amanda kenapa? Sepertinya terlihat kesal," tanyanya lagi saat melihat sang keponakan langsung masuk ke kamar dengan raut wajah yang terlihat datar. Padahal biasanya gadis itu selalu tersenyum, dan akan menemaninya berbincang sejenak sebelum masuk ke dalam kamar.
"Entahlah..." jawab Jingga dengan acuh. Padahal ia tahu betul saat ini kakak sepupunya itu pasti tengah marah dan terbakar api cemburu karena kejadian tadi. "Mungkin Kak Manda sedang datang bulan, jadi seperti itu."
"Kau itu..." Anindita menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Pergilah ke kamar, ganti pakaian dan beristirahat."
Jingga menganggukkan kepalanya dan bergegas masuk ke dalam kamar setelah mencium pipi Ibu Anin. Ia sangat lelah dan ingin segera beristirahat setelah seharian ini berada di luar.
Namun langkah kaki Jingga terhenti tepat di depan kamar Amanda yang sedikit terbuka, saat mendengar suara barang-barang terjatuh ke atas lantai.
"Aku sangat membencimu Jingga! Tidak akan kubiarkan kau merebut apa yang sudah menjadi milikku."
Deg.
Sungguh Jingga sangat terkejut dengan segala umpatan yang keluar dari mulut Amanda, karena baru kali ini ia mendengar langsung jika ternyata wanita itu sangat membencinya. Dan apa yang didengarnya tadi semakin membuat Jingga yakin, jika selama ini kakak sepupunya tidak pernah tulus menyayanginya.
udh enggak sabar akunya🤣🤣