Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
BAB 16.
Brak !!!
Dentuman keras itu membuyarkan konsentrasi Viona dan Riana yang tengah sibuk membicarakan Brian.
Sedetik kemudian si penyebab keterkejutan Riana dan Viona tersebut duduk dan menjatuhkan kepalanya di meja, “kak … kapan semua derita lelah ini berakhir?” rengeknya.
Riana mengusap lembut rambut gadis itu, “sabar yah, satu tahun lagi.” hibur Riana.
“Apa setelah satu tahun aku bisa berhenti, kepalaku rasanya ingin meledak sekarang.”
Emira mengeluhkan kondisinya, ia baru saja menyelesaikan Shift jaganya, si dokter koas itu tengah menjalani masa magang nya selama satu tahun ini, dan satu tahun mendatang.
“Lakukan sesukamu … paman Alex pasti tak keberatan, mana tega putri kesayangannya menderita.”
Emira memeluk erat kakak sepupunya tersebut, “kakak ku ternyata setangguh mommy, bahkan sekarang sudah jadi spesialis bedah Thorax yang cukup diperhitungkan,”
Tak lama kemudian, terdengar suara panggilan untuk Viona, dokter anak tersebut segera berlari memenuhi panggilannya.
Riana masih mengusap punggung Emira, “mau kakak antar pulang?...” sejenak Riana lupa bahwa pagi tadi Brian yang mengantarnya ke rumah sakit.
“Tidak kak, aku menunggu Reza, dia janji mau jemput.”
“Syukurlah, kakak lupa kalau tadi pagi kakak diantar seseorang.”
Emira mendongak, “apakah dia seorang pria?” tanya Emira penuh sangat, paham sekali bahwa sejak bercerai, kakak sepupunya ini tak pernah dekat dengan seorang pria sekalipun.
“Mmmmm … kasih tahu gak yah?” gurau Riana.
“Kasih tahu kak,” Emira mode penasaran.
Riana mengusap wajah Emira, “adik kecil dilarang KEPO,” jawab Riana.
Emira mend*sah kecewa, kemudian kembali menjatuhkan kepalanya diatas tumpukan buku buku tebal yang tadi ia jatuhkan dengan keras diatas meja, “Rupanya kak Riana sama saja dengan kedua kakak kembarku, kalian orang orang dewasa yang penuh misteri.” Gerutu Emira. “aku ingin cepat dewasaaaa …” Rengek Emira.
drrrt
drrrt
drrrt
Ponsel Riana bergetar, melihat siapa yang tengah menunggu jawaban darinya, Riana segera menutup layar ponselnya, dan menjauh sesaat dari Emira.
“Lama sekali menjawab panggilanku?” tanya Brian langsung, setelah Riana menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
“Aku sibuk,” jawab Riana dingin.
“Aku ingin bertemu.”
Riana menatap layar ponselnya, benarkah yang tengah berbicara dengannya adalah mantan suaminya, apa otak Brian sedang bergeser, kenapa pria itu bertingkah seolah olah tengah mendekati wanita pujaannya, padahal sesungguh nya ia tengah mengajak bertemu wanita yang ia benci sejak dahulu, dan baru pagi tadi mereka bertemu.
“Malas.”
“Turuti perkataanku, atau aku akan mendatangi bagian informasi rumah sakit, dan mengumumkan kedatanganku yang ingin bertemu dengan MANTAN ISTRIKU.” jawab Brian penuh penekanan, terutama pada kalimat terakhirnya.
Riana mengepalkan kedua tangannya, “aku benar benar membencimu si Alan,” maki Riana pelan.
“Jangan mengucapkan kata kata kasar, aku tak mau anakku menirunya.” jawab Brian santai. “Aku tunggu di lobi utama, jam 5 sore.” pungkas Brian yang kemudian mengakhiri panggilannya.
Riana memejamkan matanya, Brian benar benar berhasil membuat emosinya naik turun.
Riana kembali ke meja menghampiri Emira yang masih setia menanti kedatangan Reza.
“Siapa kak?” tanya Emira dengan mata setengah terpejam.
“Belum saatnya kamu tahu, suatu saat pasti kamu tahu.” Jawab Riana penuh teka teki.
Emira mencebikkan bibirnya, kemudian kembali terpejam.
“Ayo istirahat di ruangan kakak, pasti tak nyaman kalau kamu menunggu Reza di sini.” ajak Riana, tak tega meninggalkan Emira seorang diri.
Dengan Malas Emira beranjak mengikuti Riana yang sudah berjalan lebih dulu, Riana bahkan membantunya membawakan buku bukunya.
🌹
🌹
🌹
Riana masuk lebih dulu, disusul kemudian Emira, “berbaringlah di sofa panjang, punggungmu pasti pegal sekali.”
“Iya … rasanya seperti hampir patah.” keluh Emira.
Setelah meletakkan bukunya diatas meja Emira pun berbaring, tapi netranya urung terpejam manakala melihat benda asing yang seharusnya tidak berada di ruangan kakak sepupunya.
Emira kembali bangkit, ia menyambar Jas di ujung sofa, kemudian memperhatikan merk yang tertera di sana, netranya membola manakala melihat nya, ini bukan jas sembarangan, tak mungkin orang biasa bisa membeli jas dengan kualitas terbaik ini, batin Emira.
“Kak … ini milik siapa?” tanya Emira, ketika melihat Riana keluar dari toilet.
Riana terkejut, buru buru ia merampas jas milik Brian, tak jelas, apakah Brian sengaja atau memang benar benar terlupakan, karena kemarin sore keduanya tertidur, usai menikmati makan siang.
“Ini milik Rodrigo, kemarin ia pasti tak sengaja meninggalkannya disini.” walau gugup Riana mencoba bicara senormal mungkin.
Melihat kegugupan Riana, Emira merasa Riana tengah menyembunyikan sesuatu darinya, tapi karena terlalu lelah Emira hanya mengangguk kemudian merebahkan tubuh lelahnya di sofa.
Riana menatap jas berwarna gelap dalam genggamannya tersebut, ‘pria brengsek itu pasti sengaja meninggalkannya’ gumam Riana seorang diri.
Riana mengambil paperbag dari dalam laci mejanya, kemudian memasukkan jas tersebut kedalamnya, ia akan memberikannya nanti ketika bertemu dengan Brian.
Reza datang menjemput Emira satu jam kemudian, sepasang sahabat itu langsung pamit pulang.
#siapa Reza? nanti kita bahas di novel si dedek gemes Emira, sekarang Emira masih othor keukeupin, biar belajar dengan bener, trus jadi dokter hebat seperti mommy nya, sebelum ketemu lagi sama Arjuna.
🌹
🌹
🌹
Tepat jam 5 sore, ponsel Riana berdering.
Riana yang sudah bersiap, segera meninggalkan ruangannya, pria yang belakangan ini mengganggu hari harinya, kini tengah berdiri dengan melipat tangan di dada, wajahnya menampilkan senyum samar, jambang tipis dan rambutnya yang berantakan membuatnya terlihat semakin tampan, sayang nya Riana membenci mantan suaminya tersebut.
Brug !!!
Riana melemparkan paper bag yang ia bawa sejak keluar dari ruangannya.
Brian melongok isi paper bag tersebut, kemudian tersenyum tipis.
“Jangan coba coba sengaja meninggalkan barang barang pribadimu di ruanganku.”
‘Tenang saja hai mantan istriku, aku akan selalu memiliki alasan mendatangi ruanganmu’. Brian membatin.
“Aku tidak sengaja meninggalkannya,” Brian beralasan.
Kemudian pria itu membukakan pintu untuk mantan istrinya, namun Riana justru berjalan ke sisi lain mobilnya, kemudian membuka sendiri pintu untuk dirinya sendiri.
Brian kembali tersenyum tipis, mantan istrinya benar benar wanita yang unik, dulu Riana adalah wanita yang polos dan tak bisa melawan apapun yang Brian katakan, dan kini, Riana berubah menjadi wanita tegas dan tak mudah ditindas.
#rikues para emak reader, jadi Brian jangan coba macam macam
Mobil bergerak setelah Brian kembali duduk dengan nyaman di kursi belakang, netra nya kembali melirik mantan istrinya yang lagi lagi mengikat rambutnya, tapi kali ini terlihat rapi dan tetap menjuntai indah, dan Brian menyukainya, rambut berwarna madu itu kini telah memikat kedua mata Brian.
#sekarang baru rambut, nanti othor bikin kamu makin klepek klepek, gak bisa jauh dari si mantan.
“Aku tidak lapar, jadi bisakah langsung antarkan aku pulang?” pinta Riana tanpa menoleh.
“Baiklah, aku akan makan apapun yang ada di apartemenmu, Fabian, tak usah menungguku, karena malam ini aku akan menginap di rumah mantan istriku.”
Sring !!!
Riana menatap Brian dengan pandangan sengit, sungguh tak habis pikir dengan apa yang kini dipikirkan mantan suaminya.