NovelToon NovelToon
Maafkan Aku Mendua

Maafkan Aku Mendua

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:351.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Mama Lana

Sudah lama menikah, tapi belum pernah merasakan malam pertama?
Mustahil!
Mungkin itu yang akan orang katakan.
Tapi, ini benar-benar terjadi pada Vania.
Saat memutuskan untuk menikah muda,Vani justru dihadapkan dengan kenyataan pahit. Suaminya tidak mau menyentuhnya sama sekali. Bahkan di malam pertama pernikahannya, Faisal meninggalkannya begitu saja.
Entah apa alasannya, Vani sendiri tak mengerti.
Tinggalkan jejaknya sayonk😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu Sakit

[Van, kamu bisa pulang sekarang nggak?] Suara seorang gadis dari seberang telepon terdengar panik. Vani buru-buru meletakkan peralatan kerjanya dan membiarkannya begitu saja.

[Pulang? Memangnya ada apa, Nis?] tanya Vani penuh praduga.

[Ibu, Van .... Ibu ...] Hanya terdengar gadis itu menyebut kata-kata itu.

[Ada apa sama Ibu, Nis? Ibu baik-baik aja, kan?]

[Tadi Ibu pingsan, Van. Terus aku sama warga yang lain bawa Ibu ke rumah sakit. ]

Tubuh Vani terasa lemas. Bahkan gawainya hampir saja terjatuh dari genggaman. Wanita itu tak bisa menjawab apa-apa lagi selain air mata yang luruh membasahi kedua pipinya.

[Van, Vani ..] Suara Nisa masih terdengar dari balik telepon. Tapi, anehnya Vani hanya bungkam dengan pandangan yang kosong. [Kamu baik-baik aja 'kan , Van?]

[Nis ....!] Vani memejamkan kedua matanya. Dadanya terasa sesak sekali mendengar kabar mengenai keadaan ibunya saat ini. [Terus ba–gaimana keadaan Ibu sekarang ...?] tanya Vani dengan terbata-bata.

[Ibu masih di periksa dokter, Van. Kamu bisa 'kan pulang secepatnya. Kasihan Ibu.]

Vani mengangguk setuju. Setelah mengakhiri panggilannya dengan Nisa, wanita itu buru-buru membenahi peralatan kerjanya dan melangkah buru-buru menuju dapur.

Vani sempat kebingungan, jika ia pamit pulang sekarang, yang ada di rumah hanya Bik Minah dan suaminya, serta pak satpam yang berjaga di depan. Vani ingin berpamitan langsung pada majikannya, tapi sayang sekali Renan belum pulang dari rumah sakit.

"Ada apa, Neng? Kenapa buru-buru?" tegur Bik Minah saat melihat Vani dengan wajah cemas serta langkah buru-buru.

"Bik, nanti tolong bilangin sama Pak Renan, kalau hari ini aku ijin mau pulang kampung. Ibu Sakit." Dengan raut wajah khawatir Vani menemui Bik Minah yang saat itu tengah berada di dapur.

"Ibunya Neng Vani sakit? Ya Allah ....Neng, semoga cepat sembuh yah?" ucap Bik Minah pada Vani. Ia tidak bisa berbuat banyak selain hanya mendoakan untuk kesembuhan ibunya Vani.

"Amin, Bik, makasih. Vani pamit sekarang yah?"

"Eh, iya-iya Neng. Nanti Bibik sampaikan sama Bapak," ucap perempuan itu lagi.

"Assalamualaikum ..." Tubuh Vani perlahan menghilang setelah melewati pintu dapur itu.

"Wa'alaikumsalam...."

Vani melangkah cepat melewati pagar rumah mewah itu dan berdiri dengan tidak sabar menunggu angkutan umum yang biasanya lewat. Namun hampir setengah jam Vani berdiri di depan sana, angkutan tak ada yang lewat satu pun.

Vani hampir putus asa, menunggu dan menunggu dengan wajah cemas. Vani meraih ponsel miliknya dan segera menghubungi Faisal.

[Ada apa, Van?] jawab Faisal dari seberang sana.

[Mas, ibu ....?] Vani membekap mulutnya sendiri. Air mata wanita itu sudah membanjiri wajah cantiknya sejak tadi.

[Ibu ...? Ada apa dengan Ibu?] tanya Faisal dengan bingung. Pasalnya tadi pagi saat ia berangkat ibunya dalam keadaan baik-baik saja.

[Ibu aku pingsan, Mas. Terus sekarang ada di rumah sakit,] lirih Vani dengan suara yang nyaris tak terdengar.

[I–bu ....? Lalu gimana keadaannya sekarang, Van? Ibu baik-baik aja, kan?]

[Aku nggak tahu, Mas. Kamu bisa pulang sekarang, kan? Kita ketemu di rumah.]

[I–iya, Van. Aku ijin dulu sama bos. Kamu pulang sendiri nggak apa-apa, kan?] Faisal tahu jika saat ini istrinya pasti tengah panik bukan main. Tapi, tidak mungkin juga jika ia sampai harus menjemput Vani, karena kantor dan rumah majikan Vani terbilang cukup jauh.

[Iya, Mas.]

Sambungan telepon terputus. Vani kembali menunggu angkutan lagi yang tak kunjung datang. Kenapa hari ini rasanya sial sekali, saat ia terburu-buru tidak ada satu pun kendaraan umum yang lewat. Bahkan taksi saja tidak terlihat melintas sama sekali.

Ya Tuhan ... semoga ibu baik-baik aja ...

Kantor Faisal.

Lelaki itu juga tengah kebingungan karena laporan data keuangan yang tengah ia kerjakan belum sepenuhnya selesai. Faisal tidak mungkin meninggalkannya begitu saja, tapi ia juga tahu saat ini Vani pasti juga sedang menunggu kepulangannya.

"Bagaimana ini?" Mondar-mandir Faisal di dalam ruangan sendiri. Lebih baik berbicara terus terang, mungkin bos akan memakluminya, bisik laki-laki itu akhirnya.

Faisal melangkah ragu ke arah ruangan sang bos. Mengetuk pintu perlahan, dan mendorongnya setelah mendapat jawaban dari dalam sana.

"Apa laporannya sudah jadi?" Ternyata laki-laki paruh baya itu langsung menanyakan mengenai laporan itu lada Faisal. Memang harusnya laporan itu sudah ia serahkan dari dua hari yang lalu. Tapi, karena ada sedikit masalah jadi terpaksa harus telat hingga Faisal terancam terkena marah oleh sang bos.

"Maaf, Pak. Tinggal sedikit lagi," jawab Faisal sembari menundukkan kepalanya.

"Kenapa tidak kamu selesaikan? Kenapa malah ke sini?" tanya lelaki paruh baya itu lagi.

"Maaf, Pak, bisakah saya ijin pulang cepat hari ini? Soalnya mertua saya sakit." Akhirnya Faisal memberikan diri untuk berbicara langsung, berharap lelaki di depannya akan memberikan keringanan, atau setidaknya tidak marah jika laporan itu tidak bisa ia selesaikan hari ini.

"Lalu, bagaimana dengan pekerjaanmu? Harusnya itu sudah selesai dua hari yang lalu, kan?"

"Maafkan saya, Pak."

"Pokoknya saya tidak mau tahu, hari ini juga laporan itu harus selesai!"

Faisal tidak bisa berbuat banyak. Ia undur diri dari ruangan itu dengan perasaan gelisah. Melangkah kembali ke ruangannya, laki-laki itu meraih ponsel dan berniat menghubungi Vani lagi.

"Kenapa nomor Vani nggak aktif?" Faisal memijit pelipisnya yang berdenyut. Laki-laki itu terpaksa menyimpan ponsel miliknya di laci meja dan meneruskan pekerjaannya lagi.

"Alhamdulillah selesai."

Satu jam lebih akhirnya Faisal dapat menyelesaikan semuanya. Ia bangkit dan melangkah buru-buru kearah ruangan sang bos, setelah itu Faisal akan langsung pamit pulang untuk menemui istrinya.

Melangkah penuh semangat karena sang bos juga sudah memberinya ijin langsung. Laki-laki itu kemudian menuju parkiran mobil.

"Tunggu aku, Van ..."

.

.

.

Vani sampai di rumah dan langsung berlari menuju kamarnya untuk membereskan beberapa perlengkapan yang akan ia bawa untuk pulang kampung nanti.

Melirik jam di dinding, Vani semakin cemas karena Faisal belum juga menampakkan diri. Padahal sudah dari satu jam yang lalu laki-laki itu bilang ingin bersiap pulang dan bertemu di rumah.

"Ke mana kamu, Mas? Kenapa lama sekali?" Vani meremas jemarinya sendiri. Bingung harus melakukan apa. Saat tersadar ia baru ingat jika ponsel miliknya mati sejak dalam perjalanan ke rumah tadi.

Sampai baterai ponsel terisi penuh pun ternyata Faisal belum juga sampai di rumah. Ke mana dia? Vani frustasi bukan main. Ia cemas dengan keadaan ibunya. Apalagi tadi Nisa sempat menghubunginya lagi.

[Kamu udah sampai mana, Van?]

[Ibu udah sadar, tapi panggil-panggil nama kamu terus.]

[Kamu cepetan datang yah? Kasihan ibu, Van.]

Ucapan Nisa terus berputar di kepala Vani. Ia terpaksa berbohong dan menjawab bahwa ia sudah dalam perjalanan menuju ke kampung halamannya. Padahal kenyataannya sampai saat ini ia masih di rumah dan tidak bisa berbuat banyak selain menunggu kepulangan suaminya.

Vani mencoba menghubungi Faisal, tapi entah kenapa panggilannya tidak Faisal jawab sama sekali.

"Sebenarnya kamu ke mana, Mas?"

1
Elok Pratiwi
tidak menarik .... cerita ga jelas ... pdhal sdh bab 24 ini cerita ttg siapa yg diceritain siapa ... cerita melebar2 ... cerita ga jelas
Advan S5e
Kurang greget.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚊𝚞 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚊𝚔𝚜𝚒𝚛 𝚟𝚊𝚗𝚒 ? 𝚜𝚙 𝚗𝚊𝚖𝚚𝚗𝚎 𝚕𝚞𝚙𝚊. 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚜 𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜...𝙼𝚊𝚢𝚊 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚘𝚛𝚖𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚝𝚗𝚍𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚙𝚛𝚝𝚒 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚛𝚙𝚍 𝚍 𝚏𝚒𝚝𝚗𝚊𝚐 𝚖𝚊𝚗𝚍𝚞𝚕
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚍𝚒𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚗𝚒 𝚗𝚒 𝚛𝚎𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚖 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊2😃😃
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚔𝚕 𝚘𝚛𝚐 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚎 𝚙𝚊𝚊 𝚜𝚒? 𝚊𝚙𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚎𝚖𝚎𝚜? 𝚠𝚕𝚙𝚗 𝚍𝚛𝚐𝚜𝚊𝚗𝚐
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚙𝚒𝚛𝚘 𝚓𝚝𝚑,𝚜𝚎𝚔𝚘 𝚊𝚗𝚔𝚖𝚞 𝚋𝚞 1500 𝚝𝚘𝚔 𝚝𝚙 𝚞 𝚖𝚞 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑2
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚐𝚘𝚋𝚕𝚘𝚔...𝚍 𝚓𝚘𝚗𝚐𝚔𝚘𝚗𝚐𝚔𝚎 𝚊𝚓𝚊 𝚜𝚔𝚊𝚕𝚒𝚗𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚕𝚞𝚌𝚔𝚗𝚞𝚝 𝚔𝚢 𝚐𝚝..𝚌𝚙𝚔2 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚔𝚖𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚕𝚜.. 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚍𝚗𝚏𝚔𝚊𝚑𝚒 𝚖𝚕𝚑 𝚒𝚋𝚞 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊..
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚟𝚊𝚗𝚒 𝚋𝚜2 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚜𝚑 𝚋𝚛𝚝𝚑𝚗 𝚜𝚖 𝚔𝚕𝚠𝚛𝚐𝚊 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔...𝚕𝚐 𝚖𝚊𝚛𝚊𝚔 𝚗𝚒 𝚊𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚗𝚌𝚛𝚒 𝚜𝚞𝚛𝚐𝚊 𝚍𝚐 𝚕𝚋𝚑 𝚙𝚝𝚑 𝚔𝚎 𝚒𝚋𝚞 𝚗𝚢𝚊, 𝚢𝚐 𝚙𝚕𝚐 𝚗𝚢𝚔𝚝𝚒𝚗 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚢 𝚋𝚐𝚒𝚗𝚒.𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚐 𝚋𝚜 𝚖𝚒𝚕𝚝𝚎𝚛 𝚜𝚕𝚕𝚞 𝚖𝚖𝚋𝚗𝚛𝚔𝚗 𝚗 𝚖𝚖𝚋𝚕𝚊 𝚒𝚋𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚒𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚘𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚗𝚖𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚝𝚊𝚖 𝚙𝚎𝚔𝚊𝚝
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚕𝚊𝚔𝚒 𝚘𝚘𝚗 𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚐 𝚔𝚖 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚛 𝚕𝚊𝚔𝚒2 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚋𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢?? 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚢 𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚔𝚕 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚛 𝚞 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊. 𝚕𝚑𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚓𝚒𝚔𝚊𝚗. 𝚜𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚒 𝚜𝚙 𝚢𝚐 𝚍𝚙𝚝 𝚍𝚞𝚒𝚝𝚎 𝚜𝚙
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚅𝚊𝚗𝚒. 𝚔𝚕 𝚞𝚛𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚙𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊. 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊. 𝚕𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚓𝚐 𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝 𝚐𝚝. 𝚔𝚕 𝚍 𝚌𝚛𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚐 𝚙𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚢 𝚝𝚐𝚐𝚕 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚊𝚓𝚊
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
nah tho g adil
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
waduh trnyata blm dipake y pntas kapan hamidun nya kasian Vani..masa laki betah g hb jangan2 ada pelampiasan lain🤔
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
untungnya suamine bijksana memaklumi nengahi .. dan nenenagin istri. biasane rata2 anak laki2 lbh membela semua perrilaki ibunya
YK
gobloknya...
YK
pak heri ini ngapain sih, wong anak laki aja lho kok bingung suruh nikah lagi...
Nanik Lestyawati
keren
Mama Lana: Makasih Kakak🙏
total 1 replies
Memyr 67
kalau aq punya ibu mertua toxic juga, aq akan mengeraskan hatiq, untuk cerai. menikah itu untuk meraih kebahagiaan, bukan menahan derita, dijulidin mertua.
Memyr 67
hak, maya gigit jari, makanya may, jangan segitu ngebetnya, grusa grusu. dapat apa?
Memyr 67
luna nggak ngaca, bilang dia lebih segala galanya dari vani. lebih segala kebrengsekannya, dibandingkan vani?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!