Mafia Itu Suamiku

Devan pun menembak kaki Ganish, "Aaaaa!" teriak Ganish yang merasa sakit pada bagian kakinya.

Devan menuju ke arah Ganish, "Untuk kali ini aku memaafkan mu karena jika aku membunuhmu sekarang, itu akan menimbulkan kecurigaan Keyna, tapi kau harus tetap diam jika tidak bukan hanya kau yang hancur, tapi seluruh keluargamu. Kau tau bukan bagaimana keluargaku," ucap Devan.

"Ba-baik Tuan, saya akan diam dan tidak mengatakan apapun pada Nona," ucap Ganish dengan menahan sakit pada kakinya.

Devan pun pergi meninggalkan gudang dan menuju kedalam rumah, "Kamu darimana saja?" tanya Keyna.

"Kenapa?" tanya Devan.

"Hem, aku tadi mau bikin minum, tapi aku gak tau dimana gelasnya terus aku cari Ganish, tapi dia nya gak ada," ucap Keyna.

"Dia sedang ada urusan lain, kalau memang kau tidak tau kau bisa tekan bel di kamar disana kau bisa bicara dengan para pelayan untuk meminta bantuan," ucap Devan dan mengambilkan gelas untuk Keyna.

"Terimakasih, iya kah aku gak tau," ucap Keyna.

Tanpa merespon perkataan Keyna, Devan pun menuju kamarnya, "Kenapa dia dingin banget sih," gumam Keyna.

Lea pun duduk di ruang tamu dan meminum tehnya, "Wah ganteng banget dia siapa ya?" tanya Keyna pada dirinya sendiri.

Saat ia sedang menonton televisi tiba-tiba seseorang duduk disampingnya, orang itu tak lain adalah Devan.

Bukan hanya itu bahkan Devan pun menyenderkan kepalanya di bahu Keyna yang membuat Keyna bersemu merah dan untung saja Devan tidak melihat ke arah Keyna karena jika Devan melihatnya pasti ia akan meledek Keyna.

Keyna merasa salah tingkah karena ia tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun seumur hidupnya sehingga ia tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria kecuali keluarganya tentunya.

Keyna terus meminum tehnya dan menonton televisi hingga Devan menatapnya, Keyna pura-pura tidak melihatnya, namun Devan terus menatapnya yang membuat Keyna semakin salah tingkah, "Kenapa? apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Keyna.

Bukannya menjawab Devan terus memperhatikan Keyna dan tanpa aba-aba langsung mengecup bibir Keyna singkat, Keyna yang mendapat serangan dadakan hanya terpaku mencerna semua yang terjadi.

Belum sempat Keyna bersuara, tapi tiba-tiba Devan kembali mengecup bibirnya bukan hanya kecupan melainkan dengan *******, Keyna terlihat sangat kaku hingga akhirnya Devan menuntun Keyna dan akhirnya Keyna pun membalas ciuman tersebut.

Mereka tidak sadar jika mereka melakukannya di ruang tamu yang dimana disana banyak para pelayan dan juga para pengawal, mereka yang awalnya terkejut pun langsung mengalihkan pandangannya.

Saat Keyna dan Devan sedang dalam aktifitas mereka, tiba-tiba seseorang memanggil Devan dengan cukup kencang, "Tuan Devan," panggil Mike.

Devan dan Keyna pun menghentikan aksi mereka dan melihat ke arah Mike yang saat ini ketakutan, 'Mampus kenapa aku harus manggil Tuan Devan disaat yang tidak tepat,' ucap Mike dalam hati.

"Ada apa?' tanya Devan dengan aura yang mematikan.

"Tuan Gabriel ingin bertemu dengan Tuan," ucap Nike.

"Kenapa lagi dia?" tanya Devan.

"Saya dengar bisnisnya hancur dan ingin meminta bantuan dari tuan Devan," ucap Mike.

"Yasudah, kau siapkan mobil," ucap Devan dan diangguki Mike lalu pergi.

"Mau kemana? ini udah malem loh?" tanya Keyna.

"Aku ada urusan sebentar, kamu tidur saja duluan," ucap Devan lalu menuju kamarnya untuk mengambil jaket.

Sedangkan, Keyna masih berada di ruang tamu dan melihat Devan menuju kamar dan menuju pintu untuk keluar, namun baru saja akan keluar Devan membalikkan badannya dan menghampiri Keyna, Devan kembali mengecup singkat bibir Keyna lalu pergi.

Keyna yang kembali mendapat serangan dadakan lagi pun hanya melototkan matanya bagaimana tidak, hari ini Devan membuat jantungnya bermasalah ia merasa harus ke dokter jika ia tidak ingin jantungnya semakin bermasalah.

Keyna pun menyelesaikan acara menontonnya karena ia masih saja memikirkan sikap Devan kepadanya tadi dan Keyna memutuskan untuk pergi ke kamarnya, "Astaga Dev, tadi kamu cuma drama kan ya biar orang-orang rumah percaya kalau kita menikah karena cinta. Ya, pasti itu, gak mungkinlah kalau Devan udah cinta sama aku," gumam Keyna dan mulai terlelap.

***

Devan dan Mike menuju ke tempat pertemuannya dengan Gabriel, sesampainya disebuah tempat judi yang sangat terkenal dikalangan para penjahat ia pun masuk, "Tuan Devan, senang bisa bersama dengan Tuan Devan secara langsung," ucap Gabriel.

"Apa kau benar-benar bangkrut?" tanya Devan.

"Wah ternyata benar kata orang-orang kalau Tuan Devan memang orang yang tanpa basa-basi ya," ucap Gabriel.

"Aku sibuk, jadi cepat katakan apa mau mu bertemu denganku?" tanya Devan.

"Bagaimana jika Tuan Devan mencicipi salah satu pegawai kita dulu, pasti Tuan Devan akan betah disini," ucap Gabriel.

"Aku tidak sembarang mencicipi orang, kau tau bukan," ucap Devan.

"Saya sangat tau Tuan Devan, siapa yang tidak tau dengan Tuan Devan. Tapi, saya hanya menawarkan karena banyak dari para mafia yang mencicipi beberapa pegawai saya," ucap Gabriel.

"Tapi, tidak denganku kalau memang tidak ada yang kau katakan lebih baik aku pergi karena aku ini orang yang sibuk dan karena kebaikan yang aku miliki akhirnya aku mau bertemu dengan makhluk rendahan sepertimu," ucap Devan dan bangkit.

"Pasti istri Tuan Devan sedang menunggu di rumah ya, sebab itu Tuan Devan sangat ingin segera pulang," ucap Gabriel.

"Itu kau tau, jadi tidak perlu ku jelaskan lagi bukan," ucap Devan.

"Tuan Devan," panggil Selena salah satu pegawai disana.

Dengan baju kekurangan bahannya ia menghampiri Devan dan memegang dada bidang Devan.

Devan pun menyingkirkan tangan Selena dari dadanya, "Kau tau, hanya istriku yang boleh memegang tubuhnya dan kau tidak diperkenankan bahkan untuk melihatnya saja tidak," ucap Devan lalu pergi dari tempat tersebut.

"Wah sabar Tuan Devan, masih ada beberapa yang ingin saya bicarakan dengan Tuan Devan," ucap Gabriel.

"Oh iya sayangnya aku sudah tidak tertarik dengan apa yang akan kau bicarakan Gabriel," ucap Devan lalu pergi.

"Lebih baik sekarang kau pulang sebelum keluargamu terkena masalah karena sikap kurang ajarmu tadi," ucap Devan kepada Selena lalu pergi.

Selena yang mendengar perkataan Devan pun langsung memucat, ia segera menuju ruang ganti dan mengambil ponselnya untuk menelepon keluarganya, "Ibu sekarang dimana?" tanya Selena.

"Ibu gak tau Na, sekarang ibu sama Ryan lagi di dalam mobil," ucap ibu Selena.

Selena segara mengganti bajunya dan menuju rumahnya, saat ia masuk kedalam rumahnya ia melihat barang-barang yang sudah berserakan "Dasar Devan, br*ngsek!" teriak Selena.

Selena pun memutuskan menuju ke rumah Devan untuk menemukan ibu dan adiknya, ia yakin jika Devan yang menculik mereka, "Devan keluar," teriak Selena di depan rumah mewah Devan.

Selena tau rumah Devan karena ia terlebih dahulu meminta alamatnya pada Gabriel.

Ia ingin masuk ke dalam rumah tersebut, namun ia terus dihalangi oleh para pengawal yang ada di rumah tersebut bahkan Selena sudah jatuh beberapa kali karena mereka mendorong Selena dengan keras.

"Apa kau sudah bereskan keluarga itu?" tanya Devan.

"Sudah Tuan, saat ini mereka berada di gudang," ucap Mike.

"Bagus," ucap Devan.

Sesampainya di rumah ia pun segera membersihkan dirinya dari bau alkohol lalu membuang pakaiannya dan merebahkan tubuhnya di sebelah Keyna.

Devan merasa seseorang memanggilnya dan ia pun bangun dari tidurnya lalu memeriksanya melalui jendela, "Wah cepat juga dia," gumam Devan.

Devan pun menghampiri Keyna yang sedang tertidur lalu mencium kening Keyna singkat dan menekan bel di kamarnya.

"Bawa dua orang untuk menjaga istriku di dalam kamar," ucap Devan.

Setelah beberapa saat kemudian dua pelayan wanita pun datang, "Kalian jaga istriku jangan sampai dia bangun dan juga terluka," ucap Devan lalu keluar menuju Selena yang saat ini kondisinya sangat memprihatikan.

"Wow siapa ini malam-malam begini datang, tapi setelah di pikir-pikir tamuku memang sering datang tengah malam sih," ucap Devan.

"Tuan tolong jangan sakiti Ibu dan Adik saya," ucap Selena.

Selena sudah tidak peduli dengan harga dirinya karena yang ia pikir hanya keluarganya bahkan Selena sudah memohon pada Devan.

.

.

.

Tbc.