Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.
Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.
Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.
Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#16. Tidak berniat menghina
Christian terus duduk diatas sofa sampai 1 jam kemudian dia mulai tersadar dan mengangkat kepalanya untuk melihat tempat di mana dia berada.
Pria itu menatap sekelilingnya dan melihat kekacauan di sana sini, tetapi kekacauan itu tidak seperti biasanya yang ia saksikan saat dia kembali tenang dari rasa traumanya.
Di sebelah kanan ruangan, berhamburan berbagai barang yang pecah di lantai dan dinding yang kotor ataupun tercoret karena barang yang ia lempar.
Sementara di sebelah kiri ruangan, barang-barang tersusun dengan sangat rapi, tidak ada satupun lecet di sana.
"Apa ini?" Christian merasa heran pada dirinya sendiri, pria itu segera menggelengkan kepalanya lalu keluar dari ruangan itu.
"Tuan," Ransi langsung membungkuk pada Christian lalu pria itu kembali mengangkat wajahnya.
'Tuan benar-benar baik-baik saja?' Ransi memperhatikan pakaian Christian yang hanya sedikit kusut, tak seperti biasanya kala pria itu keluar dari ruangan, pakaiannya biasanya robek di beberapa titik.
"Apa yang terjadi?" Tanya Christian dengan mata yang sedikit diciitkan.
Seandainya dia memasang kamera CCTV di ruangan itu maka dia akan memeriksa rekaman CCTV.
Tapi nyatanya ruangan itu tidak pernah dipasang kamera pengawas demi menjaga supaya tidak terjadi peretasan dan kemudian videonya yang seperti orang gila dapat tersebar.
"Saya juga tidak tahu persis apa yang terjadi, tetapi orang yang terakhir bersama dengan Tuan di ruangan itu adalah Nona Loren." Jawab Ransi.
"Perempuan gemuk itu?" Tanya Christian.
"Ya, dia bilang dia menenangkan Tuan hanya dengan mengatakan beberapa ucapan yang merendahkan amara Tuan." Jawab Ransi yang tidak mau menceritakan Bagaimana cerita Loren bahwa perempuan itu sudah berani memeluk Christian.
Bisa terjadi perang dunia ke-2 kalau Christian sampai tahu bahwa ada seorang perempuan yang sudah berani menyentuhnya.
"Ck! Konyol!" Christian berdecak tak percaya dengan ucapan Ransi.
Sedangkan dokter saja tidak mampu menanganinya ketika penyakitnya sedang kambuh, apalagi perempuan itu?!
"Bawa dia menemuiku." Kata Christian lalu pria itu segera meninggalkan Ransi yang diam mematung di tempatnya.
Christian benar-benar ingin bertemu dengan Loren?!
Akhirnya Ransi tidak punya pilihan lain jadi pria itu segera mencari Loren dan mendapati Loren sedang duduk di tangga.
"Ada apa?!" Loren langsung bertanya dengan judes karena ia masih merasa kesal pada Ransi atas apa yang dikatakan Ransi padanya.
"Tuan Christian ingin bertemu denganmu. Tapi sebelum itu Aku akan memberimu 1 nasihat supaya kau tidak perlu mengatakan pada Tuan Christian kalau kau sudah memeluknya. Karena kalau kau mengatakannya maka-"
"Kenapa! Dia jijik berpelukan dengan ku? Karena apa? Karena aku jelek? Karena aku gemuk? Atau karena dia merasa aku tidak pantas menyentuhnya?" Loren menyerbu Ransi dengan pertanyaan beserta dengan wajahnya yang terlihat hendak meledak menghadapi orang-orang yang terus menghina nya.
Sementara Ransi, dia benar-benar mematung menghadapi Loren. Dia tidak berniat menghina perempuan itu, tapi dia hanya ingin melindungi Loren supaya Christian tidak memarahinya karena menyentuhnya.
Tapi,, mengapa dia selalu berada di posisi yang sulit.
"Aku tidak pernah menilaimu seperti itu, tapi aku mengatakan ini demi kebaikanmu sendiri." Ucap Ransi kembali membuat Loren menggertakan giginya.
'Pria ini bermuka dua!'
"Antar aku menemuinya!" Ucap Loren dengan kesal sembari perempuan itu berdiri.
Ransi tidak mengatakan apapun, pria itu hanya berjalan mendahului Loren sembari menghela nafas.
Begitu mereka tiba di depan pintu ruang kerja Christian, Ransi kembali menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Loren.
"Apa yang ku katakan tadi sebaiknya kau menurutinya kalau kau masih menyayangi-"
"Baiklah, aku mengerti." Jawab Loren dengan suara yang kesal.
Christian tidak akan tutup mata.