Aruna, gadis pintar, tapi sangat lugu. Selama ini Aruna fokus belajar dan.belajar. Perpus adalah tujuannya saat jam istirahat.
Kiano adalah cowo tampan yang digilai banyak cewe. Dia adalah anak gaul yang pertemanannya hanya di kalangan orang orang kaya.
Aruna menjadi korban taruhan Kiano dan teman teman gengnya berupa uang sebesar lima puluh juta jika Kiano berhasil jadi pacarnya dalam deadline yang sudah ditentukan.
Tujuh tahun kemudian mereka bertemu sebagai dokter dan pasien. Kiano menderita asam lambung yang ngga kunjung sembuh. Teman temannya merekomemdasikan Aruna yang sudah menjadi dokter untuk memgobatinya.
Apakah Aruna mau? Yang jelas Aruna masih dendam pada Kiano.dan teman temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiano patah hati
Aruna bersama tiga rekannya menerima ucapan terimakasih dari pihak keluarga dengan penuh haru. Bahkan Aruna dan dokter Nirma terus saja meneteskan air mata.
Tadi hampir saja mereka kehilangan nyawa pasien. Tangisan anaknya benar benar telah menahannya untuk pergi.
Di ruangan pasien, sudah penuh dengan keluarga pasien yang sedang sangat bersyukur bersama ketiga dokter yang bersamanya tadi.
Walaupun sang pasien akhirnya belum sadarkan diri, tapi perkembangan kesehatannya cukup menjanjikan. Menurut perkiraan medis, mungkin dua atau tiga hari lagi akan sadar.
Aruna melangkah duluan meninggalkan ketiga dokter dengan alasan sudah larut, sudah hampir jam sepuluh malam. Dia harus segera pulang. Tanpa setaunya dokter Farel mengikutinya.
Dokter Farel yang semula hanya bermaksud melindunginya diam diam, merubah niatnya ketika melihat bayangan mantan Aruna yang berjalan mendekati Aruna. Tapi karena Aruna menunduk, dia ngga sadar, ada Kiano beberapa meter di depannya.
"Aruna," panggil dokter Farel setengah berlari.
Aruna menghentikan langkahnya dan reflek membalikkan tubuhnya ke belakang, ke arah dokter. Tanpa mengetahui Kiano sudah berada ngga jauh di depannya. Kiano pun menghentikan langkah sambil mengepalkan tangannya dengan kesal.
Tanpa mempedulikan reaksi Aruna, dokter Farel langsung memeluknya. Aruna yang kaget hanya bisa diam dan menerima perlakuan dokter Farel. Saat ini pikirannya masih belum bisa fokus, karena letih jiwa dan raga akibat menolong pasien yang mengalami preeklampsia dan hampir meninggal dunia. Jiwanya masih terguncang ketika menyadari akhirnya di kejutan ketiga, detak jantung sang ibu akhirnya kembali juga. Aruna masih merasakan tubuhnya bergetar akan mukjizat yang dilihatnya hari ini.
"Terimakasih," bisik dokter Farel dengan senyum culas tersungging ketika melihat mantan dokter Aruna melangkah pergi meninggalkan mereka.
Dalam cinta, apa pun akan kulakukan, tekat sang dokter.
Tersadar, Aruna mendorong tubuh dokter Farel sampai pelukannya terlepas.
"Maaf, aku masih belum bisa mengendalikan perasaan bahagiaku," ucap dokter Farel dengan senyum tipisnya.
"Ya, tadi memang sangat mendebarkan," balas Aruna jujur. Sampai sekarang pun jantungnya masih berdebar ngga menentu.
"Inisiatif anda sangat bagus, dokter Aruna. Aku sama sekali ngga berpikir begitu," puji dokter Farel tulus.
Aruna hanya tersenyum. Dia tadi spontan saja meraih bayi merah itu dan mendekatkannya pada ibunya. Mungkin kontak fisik itu mengalir dalam darah dan memberikan kehangatan dan kerinduan dalam hati ibunya.
"Maaf dokter, saya harus pulang sekarang. Sudah malam," pamit Aruna sambil melirik jam tangannya.
"Oke. Apa aku antar saja?" tawar dokter Farel sambil menunjukkan kunci mobilnya.
"Ngga perlu dokter. Saya juga bawa mobil," tolak Aruna kemudian tersenyum sebelum berjalan pergi.
"Hati hati," seru dokter Farel sambil melambaikan tangannya.
Aruna menoleh, mengangguk dan tersenyum sebelum melangkah lagi.
Aruna, ada hubungan apa kamu dengan Kiano Artamahendra? Aku akan mencari tau. Ternyata sainganku bukan kaleng kaleng, batin dokter Farel sambil melangkah perlahan di belakang Aruna.
Dia juga mau pulang, tapi sebelumnya juga mau memastikan keselamatan gadis itu sampai ke apartemen. Ini sudah terlalu malam untuk seorang perempuan seperti Aruna. Karena Aruna bukan seperti perempuan perempuan yang dikenalnya, bisa di luaran sampai pagi. Selama menjadi dokter di rumah sakit milik orang tuanya, berdasarkan pengamatannya, paling lama jam delapan malam Aruna pulang. Itu pun karena membantunya atau dokter lain. Atau juga karena ada pasien yang darurat keadaannya.
Tapi hatinya senang melihat reaksi Kiano Artamahendra yang marah melihat aksinya tadi. Salah seorang ahli waris Arta grup yang sangat terkenal, ternyata sudah menjadi mantan bagi dokter spesialis di runah sakit milik keluarganya dan masih belum move on. Kasihan sekali. Senyum jahat terukir di wajah dokter Farel.
*
*
*
Kiano yang sudah melihat Aruna sedang berjalan seorang diri sambil menunduk mempercepat langkahnya.
Tapi amarahnya langsung menggelegak melihat dokter sialan itu memanggil dan memeluk Arunanya. Dan Aruna hanya diam saja, sama sekali ngga berusaha melepaskan pelukan itu. Apa Aruna semurah itu sekarang, mau saja dipeluk si sialan brengsek yang doyan gonta ganti perempuan.
Ingin rasanya Kiano menghajar dokter brengsek itu, kalo perlu sampai mati. Tapi akhirnya Kiano malah melangkah pergi. Bukan dia pengecut. Tapi dia tau kalo dia sudah kalah. Aruna ngga pantas untuk dia perjuangkan lagi.
Kiano membenci dirinya yang sekarang mengemis ngemis cinta Aruna dan tetap ditendang begitu saja. Tanpa perasaan. Kiano berusaha menyadarkan dirinya, masa Aruna sudah lewat. Saatnya berganti dengan yang lain. Yang akan memperlakukannya lebih baik dan tentu saja memujanya dan ngga pernah menyakitinya. Seperti selama ini dia dapatkan.
"Hai, bro, Lo minum alkohol lagi?" tanya Regan sambil menggelengkan kepala. Arga tertawa kesal. Dia sudah bisa menebak, ngga mungkin Kiano bisa bertahan lama tanpa alkohol. Walaupun Kiano bukan tukang mabok seperti Glen, tapi sesekali sahabatnya itu pasti mengkonsumsinya.
Ngga sengaja Regan dan Arga mampir di club yang sangat mewah dan terkenal untuk kalangan jet set seperti mereka. Dan keduanga tersenyum miring melihat Kiano yang terlihat kacau penampilannya. Di mejanya sudah ada lima gelas kosong dengan sebotol besar alkohol yang sudah kosong.
"Kalian dari mana?" tanya Kiano agak kaget melihat kedatangan sahabatnya. Dari tadi dia sibuk dengan pikirannya sendiri mengutuki kebodohannya. Sampai ngga sadar kedua sahabatnya sudah duduk di sampingnya, mengapitnya.
"Habis meeting dengan klien kita. Sudah oke semua. Mulai besok sudah bisa pengerjaannya," jelas Regan.
"Syukurlah. Kita akan cukup lama stay di sini," tambah Arga.
Regan memperhatikan reaksi Kiano seperti kurang tertarik mendengarnya.
"Lo ngga senang?" tanya Regan heran.
"Kenapa harus senang?" Kiano balik bertanya, ngga acuh membuat Regan saling pandang dengan Arga.
Walaupun Kiano ngga ngomong apa apa, tapi keduanya curiga dengan sikap Kiano akhir akhir ini. Dia seperti Glen, mengikuti saran pengobatan dari Aruna. Tapi yang mengherankan sekarang malah kembali seperti dulu, menikmati alkoholnya. Tentu saja sangat mencurigakan.
"Lo sama Glen kan berobat sama Aruna," tukas Arga dengan nada suara separuh bertanya.
Kiano ngga menjawab, malah kembali meneguk alkohol di dalan gelasnya.
Regan menyenggol bahu Arga agar ngga menyebut topik itu lagi.
Kiano paling pintar menjaga rahasia. Ngga seperti Glen, biar laki tapi mulutnya sangat ember. Entah apa yang terjadi pada Kiano sekarang. Apa ada hubungannya dengan Aruna?
Ngga mungkin kalo Kiano suka pada Aruna, walaupun gadis itu sudah berubah menjadi sangat cantik dan seksi. Di sekitarnya bertebaran perempuan perempuan seperti itu. Belum lagi Sasya, yang keturunan Inggris dengan mata biru dan rambut pirang panjangnya, yang selalu mengejar Kiano. Bagi Regan, Aruna masih biasa saja.
"Besok pagi kita stay di site jam tujuh. Gimana?" tanya Regan merubah topik. Dia masih melirik Kiano yang kembali meneguk alkoholnya.
"Oke." Kiano menjawab setelah menghabiskan isi gelasnya.
"Gue pulang dulu," sambungnya sambil bangkit dan pergi begitu saja meninggalkan Regan dan Arga yang bengong melihatnya.
"Dia kenapa? Seperti lagi patah hati?" Arga menoleh pada Regan sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Patah hati sama siapa?" Regan balik bertanya. Saking sibuknya mengurusi mega proyek resort ini, Regan memang kurang memperhatikan Kiano, juga yang lainnya. Apalagi banyak pihak yang dilibatkan. Begitu juga Glen, Arga, Reno, Alva, dan Kiano sendiri. Mereka sudah membagi tugas masing masing. Jadi kalo ketemu pun cuma sebentar dan ngga sempat membahas masalah pribadi.
"Mana gue tau." Arga mengedikkan bahunya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
"Apa yang Lo ngga tau?" sambar Glen yang muncul bareng Alva membuat Regan dan Arga menoleh.
"Reno mana?" Arga heran juga ngga melihat Reno. Biasanya mereka suka muncul bertiga.
"Balik ke hotel. Tidur," info Alva.
"Tadi gue seperti melihat mobil Kiano keluar dari parkiran," ucap Glen sambil melirik beberapa gelas dan dua botol besar alkohol.
Mereka minum? batinnya.
"Iya, dia tadi di sini," jawab Arga terus terang.
"Kalian tadi pesta?" tuding Glen ngga bisa menghilangkan rasa penasarannya.
"Bukan. Ini Kiano yang minum," jelas Regan.
"Haaah? Tumben," kaget Alva. Setaunya, Kiano seperti mengikuti cara penyembuhan Glen. Sesuai saran Aruna, no alkohol.
"Kenapa dia udah minum lagi. Paling engga, seminggu lagi lah nurut," gumam Glen pelan, tapi masih dapat di dengar yang lain.
"Dia berobat juga ke Aruna?" kaget Arga ngga percaya. Aruna, yang dulu jadi korban taruhan mereka.
Apa Kiano ngga bakal diracun? batinnya ngeri.
"Gue pernah lihat mobilnya di rumah sakit Aruna," ucap Glen pelan, seakan ini rahasia.
"Tapi kalo ditanya ngga mau ngaku," sambung Glen kemudian tergelak.
"Ngga bisa gue bayangin, kayak ngga ada dokter lain aja," cela Alva juga tergelak. Teman temannya aneh. Sudah tau pernah menyakiti gadis itu, malah minta kesembuhan padanya. Kalo dia ogah, siapa tau bakal diracun. Alva terus berprasangka buruk dalam hatinya.
Regan dan Arga saling pandang. kemudian sama menatap pada dua botol besar alkohol yang sudah kosong.
"Kalo iya berobat, kenapa Kiano minum alkohol lagi?" tanya Arga pelan.
"Aneh, kan. Ngga mungkin dia naksir Aruna, terus ditolak," sahut Regan berasumsi.
"Sekarang jadi patah hati," sambung Arga kemudian tergelak bersama Regan.
Kalo memang begitu, nasih Kiano apes. Dan Aruna sukses membalas sakit hatinya, batin Regan sambil terus tergelak.
. smoga sukses n sehat selalu /Good//Heart//Heart//Heart/