Kisah seorang gadis muda nan lugu yang berprofesi sebagai guru TK ditakdirkan bertemu dengan seorang duda beranak satu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Morning Kiss
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang melalui darat dan udara, mereka sampai di istananya Rajaswa. Nathan tersenyum geli melihat Kenes tertidur pulas dengan dahi menempel di kaca jendela mobil dan mulutnya ternganga lebar.
"Tuan, apa perlu saya bantu membawa non Kenes ke dalam?" ucap Dion dengan tulus dan polos.
Nathan langsung menggeram kesal, kamu mau modusin istriku ya? mau aku pecat?"
"Lho? siapa yang modus? maksud saya nggak seperti yang tuan pikirkan, maksud saya......."
"Pergi sana! bawa masuk koperku dan Kenes saja. Urusan istriku biar aku yang urus, dasar gila!" Nathan mendengus kesal sembari menutup pelan mulutnya Kenes yang masih ternganga.
Dion langsung keluar dari mobil dan membawa koper tuan dan nona-nya yang sudah diturunkan oleh kepala pelayannya Nathan yang bernama pak Slamet.
Dion masuk ke dalam rumah besarnya Nathan dengan bergumam kesal, "yang gila tuh tuan, bukan saya, huuuffttt, sabaaaarrrr Diooonnnnn"
Nathan terkekeh geli lalu bergumam lirih, "anak gadis tidurnya mangap, ppfffttt" Suaminya Kenes itu merapikan rambut yang menutupi wajahnya Kenes sambil berkata, "Kamu kenapa sangat polos dan menggemaskan gini, sih" Nathan kemudian turun dari mobil dari sisi kiri lalu berlari ke sisi kanan, membuka pintu mobil di sisi kanan kemudian menaruh kepala Kenes di dadanya dan dia membopong Kenes.
Nenek Anjani menyambut Nathan, "ketiduran ya?" ucap nenek Anjani lirih karena, takut jika dia berkata kencang, Kenes akan terbangun.
Nathan menganggukkan kepalanya lalu bergegas masuk ke dalam lift menuju ke lantai empat. Dia sudah memberikan instruksi ke kepala pelayannya kalau kamarnya dipindahkan ke lantai empat karena, kamarnya yang lama dipenuhi kenangan akan mantan istrinya. Nathan ingin membangun rasa dengan Kenes dengan kamar dan suasana yang baru.
Nenek Anjani tersenyum bahagia melihat cucu tunggal kesayangannya itu sudah mulai menerima dan menyayangi Kenes dan berbalik badan naik kembali ke lantai dua menuju ke kamarnya.
Nathan membuka pintu kamarnya dan tersenyum senang melihat Arga sudah meringkuk pulas di dalam kamar itu. Nathan kemudian merebahkan Kenes di sampingnya Arga dengan sangat hati-hati lalu dia menyelimuti Arga dan Kenes setelah dia melepas sepatunya Kenes dan mengatur suhu AC di kamar mewah itu.
Nathan berdiri di tepi ranjang sambil terus menatap Arga dan Kenes lalu dia berucap, "aku akan menjaga dan melindungi kalian berdua. Aku sangat menyayangi kalian. Kalian hartaku yang paling berharga saat ini selain nenek dan aku akan selalu menyayangi dan melindungi kalian"
Nathan kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan melepas penat dengan guyuran air hangat.
Di saat dia keluar dari kamar mandi dan melangkah menuju ke ranjangnya hendak merebahkan diri, dia terkekeh geli. Ranjangnya dipenuhi Arga dan Kenes. Tidak ada tempat tersisa untuknya merebahkan diri. Bahkan selimut yang awalnya rapi menyelimuti Arga dan Kenes telah tersibak dan salah satu guling terjatuh di atas lantai.
Nathan terkekeh geli sembari memungut guling dari atas lantai lalu dia menuju ke sofa. Nathan akhirnya mengalah dan tidur di atas sofa.
Keesokan harinya, Nathan terbangun dan mendapati ranjangnya telah kosong. Nathan kemudian bangkit, menaruh guling yang dia pakai tidur semalam di atas ranjang kemudian mandi.
Kenes masuk tepat di saat Nathan telah memakai kemejanya. Kenes tersenyum ke Nathan dan bertanya, "mas, kenapa mas tidur di sofa semalam?"
"Kamu dan Arga nggak kasih tempat buatku jadi ya aku tidur di sofa"
"Maaf, mas" ucap Kenes sambil menatap Nathan dengan sorot mata penuh ketulusan.
"Aku tidak suka permintaan maaf yang hanya ada di bibir saja. Kalau minta maaf tuh harus dibuktikan dengan tindakan"
Kenes tersenyum kemudian berucap, "Kenes nggak cuma ngomong tapi Kenes juga udah masak makanan kesukaannya mas, sebagai permintaan maaf"
Nathan melangkah mendekati Kenes lalu dengan cepat dia cekal kedua bahunya Kenes sambil mengulas senyum penuh arti.
Kenes langsung mematung dan berucap, "mas? mas mau apa?"
"Kamu melakukan banyak hal yang merugikan aku kemarin. satu, kamu tidur di pahaku sampai pahaku pegal dan kesemutan, dua, kamu udah membuatku membopong kamu naik sampai ke lantai empat karena kamu ketiduran dan nggak mau aku bangunkan padahal aku udah goyang-goyangkan badan kamu dan aku teriak kencang, bangguunnn! tapi kamu nggak bangun juga jadi terpaksa aku bopong kamu, terus, kamu buat aku tidur di sofa dan kau hanya bikin masakan kesukaanku, cih! itu nggak sebanding dengan kesusahan yang sudah aku alami"
Kenes memundurkan wajahnya karena, Nathan berucap panjang lebar sembari menjulurkan wajah tampannya ke wajah manis istrinya. Kenes berucap, "lalu apalagi yang mas mau? aku akan lakukan apapun"
Nathan langsung sumringah mendengar Kenes akan melakukan apapun untuk dia. Dia masih mencekal bahunya Kenes lalu pura-pura, berpikir keras kemudian berucap, "kasih morning kiss"
"Hah! nggak!" Kenes berucap sembari mendorong tubuhnya Nathan namun, Nathan semakin malah berganti posisi memeluk Kenes dan tubuh mereka menempel sempurna.
"Mas! lepaskan aku!"
"Beri morning kiss dulu baru aku lepaskan! nggak harus di bibir, kamu boleh pilih di keningku, di pucuk hidungku, atau di kedua pipiku. Nih!" Nathan kembali mencekal kedua bahunya Kenes dan menjulurkan kembali wajah tampannya Ke Kenes.
Kenes menelan ludah menahan kesal dan berucap di dalam hatinya, dasar gila.
"Ayok buruan! keburu telat masuk kerja lho"
Kenes kemudian berjinjit dan mengecup keningnya Nathan dengan singkat.
"Sudah mas. Sekarang lepaskan aku!"
Nathan menggelengkan kepalanya dan belum mau melepaskan Kenes. Dia kemudian berkata, "ciuman kamu kurang lama, kurang pakai perasaan, dan kurang tulus. Ulangi! dan aku kan hitung sampai sepuluh baru kau lepaskan ciumanmu dan aku lepaskan kamu" Nathan mengulas senyum tanpa dosanya ke Kenes.
Kenes mendesah kesal lalu berjinjit kembali dan dia mencium kembali keningnya Nathan dan Nathan berhitung pelan dari satu sampai.........sepuluh. Kemudian Kenes melepaskan ciumannya di kening itu dan Nathan membebaskan kedua bahunya Kenes.
Kenes merona malu dan berbalik badan namun, Nathan dengan segera berucap, "tunggu!"
Kenes memutar badan dan menatap kesal ke Nathan, "apalagi sih, mas?"
"Jas dan dasi. Pilihkan jas dan dasinya! dan tolong pakaikan dasinya!" ucap Nathan.
Kenes berjalan menuju ke lemari baju, dia memilih jas berwarna cokelat susu dan dasi berwarna biru hitam karena, Nathan memakai kemeja berwarna biru tua dan senada dengan celana panjang kainnya.
Nathan terus menunduk memandang wajah manis istrinya itu saat Kenes sedang memasangkan dasinya. Setelah selesai, Kenes memakaikan jasnya Nathan lalu berjinjit mengusap kedua pundaknya Nathan untuk merapikan jas itu.
Nathan menatap dirinya di depan cermin. Dia kagum dengan selera istrinya. Jas dan dasi yang Kenes pilih sangat serasi dipadupadankan dengan setelan kemeja dan celana kainnya.
Selera dia boleh juga. Pantas kalau dia pandai melukis dan pandai mendesain. Batin Nathan.
Kenes kemudian berdiri di depannya Nathan, "Mas? kok bengong? gimana cocok nggak dengan pilihannya Kenes?"
"Hmm, cocok. Aku suka. Terima kasih" ucap Nathan sambil tersenyum, "Ayuk turun!" dan dengan santainya dia menggenggam tangannya Kenes.
Kenes menatap tangannya dan mencoba menarik tangannya tapi Nathan mempererat genggamannya dan dia langsung mengajak Kenes keluar dari kamar mereka dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Nathan terus tersenyum sumringah karena, dia sudah berhasil mendapatkan morning kiss dari Kenes dan berhasil menggenggam tangannya Kenes.
"Pagi, Pa" sapa Arga.
"Pagi jagoannya papa" ucap Nathan sambil tersenyum ke putra tampannya itu.
Nenek Anjani dan Arga langsung bersitatap melihat sambutan hangat yang diberikan Nathan ke Arga. Kenes menoleh ke suaminya lalu menoleh ke Arga dengan senyum bahagia.
"Cepat sarapannya, papa akan antar kamu dan ibu kamu ke sekolahan baru papa berangkat ke kantor" ucap Nathan dengan santainya.
"Yeeeaayyy! akhirnya impian Arga tercapai, berangkat ke sekolah sama papa, yeeeaayyy!"
Nathan tersenyum lebar menatap Arga dan Kenes berkata ke Nathan, "terima kasih, mas. Udah mau mengantar aku dan Arga"
Nathan berbisik ke telinganya Kenes, "seorang pebisnis tidak melakukannya dengan gratis. Aku akan minta bayaran dari kamu, nanti" lalu Nathan menegakkan kembali wajahnya sambil mengiris sandwichnya dan tersenyum puas.
Glek! Kenes kembali menelan ludahnya dengan susah payah.
Nenek Anjani tersenyum bahagia melihat Nathan sudah mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik.
Mampir juga dong di novel aku
"Pernikahan impian"
Makasih
salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
ditunggu feedbacknya 👋
salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
Sehat, bahagia & semakin sukses ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️❤️❤️❤️❤️⭐
Sehat, bahagia & sukses selalu ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️⭐❤️⭐❤️⭐