Ujian hidup yang di alami Erina Derranica seakan tiada habisnya. Di usia 19 tahun ia dituntut kedua orang tuanya memenuhi wasiat mendiang kakeknya untuk menikah dengan cucu temannya yang menetap di Singapura.
Pernikahan pun telah sepakati untuk dilaksanakan. Mempelai pria bernama Theodoriq Widjanarko, 34 tahun. Seorang pebisnis di bidang real estate. Theo panggilan pria itu tentu saja menolak permintaan orangtuanya meskipun sudah melihat langsung surat wasiat kakeknya.
Pada akhirnya Theo menerima putusan orangtuanya tersebut, setelah sang ayah Widjanarko mengancam akan menghapus namanya dari penerima warisan sang ayah.
Namun ternyata Theo memiliki rencana terselubung di balik kepatuhannya terhadap wasiat mendiang kakeknya tersebut.
"Apa rencana terselubung Theodoriq? Mampukah Erina bertahan dalam rumah tangga bak neraka setelah Theo tidak menganggapnya sebagai istri yang sebenarnya?
Ikuti kelanjutan kisah ini. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PARTY
Beberapa jam berlalu...
Kini langit mulai menggelap. Erina memilih gaun yang akan ia kenakan malam ini.
Beruntung saat berbelanja dengan Greta waktu itu, Erin membeli dua gaun indah yang ia inginkan.
Untuk malam ini Erina nekat memilih gaun hitam seksi yang mengekspos tubuh bagian belakang yang memperlihatkan pundaknya.
Memiliki kulit bening seperti pualam, membuat gaun hitam yang memperlihatkan pundak dan belahan tinggi di samping gaun itu terlihat kontras dengan kulit putih Erina. Ia membiarkan rambut indahnya terurai dengan di tata ke samping ke salah satu bahunya.
Erina terlihat seperti wanita dewasa yang stylish. Meskipun tanpa satu perhiasan pun yang gadis itu kenakan. Hanya memakai cincin pernikahan yang di berikan Theo ketika menikahinya tiga bulan yang lalu.
Erin menyemprotkan parfum ke tubuhnya, mengambil clutch berwarna silver.
Erina menelisik penampilannya di depan cermin kamarnya.
"Malam ini aku ingin bersenang-senang mencicipi semua menu yang ada di sana", ucapnya di sertai tawa lucu dengan pikiran konyolnya.
Penampilan Erina semakin sempurna dengan heels tujuh centi berwarna senada dengan clutch.
"Aku ingin melupakan kak Theo. Beruntung ia tidak pulang malam ini. Aku bisa menikmati hidupku. Bahkan telah tiga bulan aku tinggal di sini tak satu kali pun kak Theo mengajak ku keluar kecuali saat ada tante Widya", gumam Erina membuka pintu turun kebawah di mana Bryant sudah menunggunya.
*
Mobil sport yang di kendarai Bryant memasuki hotel berbintang tempat acara pernikahan rekan bisnis laki-laki itu.
"Kamu yakin tidak akan menghubungi Theo, kemungkinan temanku itu datang juga ke pernikahan Steven. Karena kami sama-sama berteman lama", ujar Bryant menolehkan wajahnya menatap Erina.
"Ah tidak usah. Palingan juga kak Theo sedang bersama kekasihnya", balas Erina sambil mengibaskan tangannya.
"Nella maksud mu?", jawab Bryant melepaskan seatbelt.
"Siapa lagi. Memangnya kak Theo ada kekasih lain, selain Nella?"
Bryant mengangkat bahunya. "Yang pasti kakak sepupu mu itu workaholic. Pacaran sudah lama dengan Nella tapi tidak mau menikahinya".
Erina terdiam mendengar penuturan Bryant.
"Sebaiknya kita turun sekarang. Orang-orang sudah ramai".
Erina menganggukkan kepalanya.
Bryant tersenyum dengan memberi isyarat agar Erina memeluk lengannya. Erin tidak menolaknya.
Gadis itu memeluk lengan Bryant. Jadilah mereka seperti dua sejoli yang sedang menjalin cinta. Bahkan beberapa pasangan mata menatap kagum Bryant dan Erina. Keduanya pun mengenakan pakaian dengan warna yang sama.
"Karena kakak sudah meminjamkan buku-buku itu pada ku, aku bersedia melakukannya", ucap Erina tertawa. Pun Bryant membalasnya dengan senyuman hangat di wajah tampannya.
Benar saja begitu melangkahkan kaki memasuki hotel yang di sulap dengan dekorasi indah itu, beberapa teman Bryant menyapa laki-laki itu. Berakhir dengan berkenalan dengan Erina sebagai pasangan Bryant.
Bryant membalas lambaian tangan Kelvin teman baiknya yang tengah berbincang-bincang dengan tamu undangan. "Ayo kita kesana, ada Kelvin dan kekasihnya. Kau bisa berteman dengan Selda pacar Kelvin", ucap Bryant mendekatkan bibirnya pada telinga Erin karena suara musik yang menggema memenuhi ballroom berukuran luas tersebut.
Bahkan beberapa pasangan tengah berdansa di tengah-tengah ruangan mengikuti alunan musik.
Bryant memeluk Kelvin.
"Kalian bersama? Wah...aku yang ketinggalan berita ini? Sejak kapan kalian dekat, Bry?", ujar Kelvin menatap kaget Erina yang datang bersama temannya tersebut.
"Ya. Erina pasangan ku malam ini, teman–"
"Apa katamu, pasangan mu?!!"
Semua di kagetkan dengan sahutan Theo yang tiba-tiba itu.
Sorot tajam di layangkan Theo pada Erina yang tidak perduli pada laki-laki itu meski tatapan tajam Theo mengintimidasinya seperti ujung belati yang siap menghunus jantung gadis itu. Namun Kali ini Erin tidak takut karena Theo pun bersama Nella yang memeluk mesra lengannya.
"Theodoriq, sorry aku mengajak adik mu tanpa minta izin teman", seru Bryant hendak memeluk temannya itu. Namun tidak di duga tangan Bryant justru di tepis kasar Theo. "Urusan kita belum selesai!"
"Kau ikut aku!!!"
Theo menarik keras tangan Erina yang tidak menyangka di perlakukan seperti itu di depan orang banyak.
Bryant hendak menolong Erin tapi Kelvin mencegahnya.
"Ingat Bry...Erina itu adiknya. Sebaiknya kau bergabung bersama kami", ujar Kelvin mengajak Bryant bergabung di meja mereka.
*
"Brengsekk kau Theo...
"Aku sangat membencimu Erina...
"Tiga tahun menjadi kekasih mu kau tidak pernah cemburu seperti itu pada ku. Apa kelebihan gadis kampung itu dari aku hah?!"
"Tenangkan diri mu Nella. Kalau kau tunjukkan sikap seperti ini, Theo akan semakin menjauh dari mu. Dan gadis itu akan berada di atas angin memiliki Theo seutuhnya".
Setelah kejadian beberapa saat yang lalu, melihat Theo memperlakukan Erina seperti miliknya, Nella di kuasai amarah yang membuncah.
Gadis itu melempar clutch yang ia pegang, meluapkan amarahnya di toilet hotel.
Beruntung teman-teman wanita itu berhasil menenangkan Nella yang terlihat sangat kesal pada Theo. Terutama pada Erina yang dianggapnya tidak pantas untuk Theodoriq.
"Tiga tahun menjadi kekasih Theo, bahkan dia tidak pernah sekalipun pun membawa ku ke keluarganya. Aku yang berada di sampingnya selama ini tapi kenapa justru gadis kampungan itu yang ia nikahi!!"
"Aku sangat membencimu Erinaaa!!".
"Kau berani bermain-main dengan ku hah? Akan aku singkirkan gadis itu!!"
"Lihat saja. Sebentar lagi kau akan merangkak di jalanan di depak Theodoriq..."
...***...
Bersambung...