Hanya cerita fiktif belaka, jangan dijadikan keyakinan atau kepercayaan. Yang pasti ini adalah cerita horor komedi.
Awalnya dia hanyalah seorang ibu biasa tetapi saat dia kehilangan putrinya saat mengikuti masa orientasi penerimaan mahasiswi baru, dia tak tinggal diam. Kematian putrinya yang mencurigakan, membuatnya tak terima dan mencari tahu penyebab kematiannya serta siapa yang paling bertanggung jawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Rumah, Kedamaian, dan Harapan
Rumah, Kedamaian, dan Harapan
Mobil Agni akhirnya tiba di depan rumah mereka. Meskipun hari sudah sangat larut, atau lebih tepatnya sudah memasuki Minggu dini hari, 13 April 2025, Agni merasakan kelelahan yang menyenangkan. Perjalanan yang penuh keajaiban dan pertemuan tak terduga telah menguras tenaga, namun juga mengisi hati mereka dengan pengalaman yang tak ternilai harganya.
Saat mereka masuk ke dalam rumah, suasana terasa sunyi dan damai. Foto-foto Anggi yang tersenyum menyambut mereka di ruang tamu. Agni mengusap lembut salah satu foto itu. Meskipun rasa rindu masih ada, kini ada kehangatan dan kedamaian yang menyelimuti hatinya. Kata-kata Aila tentang kebaikan dan kebahagiaan terus terngiang di benaknya.
Kedua putrinya langsung menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. Agni duduk sejenak di ruang tamu, mencoba merenungkan semua yang telah terjadi. Perjalanan ke kampung halaman Kakek yang awalnya bertujuan untuk menenangkan diri, justru membawa mereka pada petualangan yang luar biasa.
Mereka telah bertemu dengan Kurcaci Hutan yang menjaga hutan Lakuk Kandang, menyaksikan keajaiban alam yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, dan bahkan ditolong oleh peri cantik bernama Aila.
Semua kejadian ini terasa seperti rangkaian mimpi indah yang saling terhubung. Agni percaya bahwa semua ini bukanlah kebetulan. Mungkin Anggi, dari alam sana, telah menuntun mereka pada pengalaman-pengalaman ini, memberikan mereka penghiburan dan harapan baru.
Agni teringat kembali saat-saat sulit setelah kehilangan Anggi. Rasa sakit dan keputusasaan sempat membuatnya kehilangan arah. Namun, kini ia merasa lebih kuat dan lebih tegar. la telah belajar untuk menerima kenyataan, meskipun hatinya masih menyimpan luka.
Pertemuan dengan para Kurcaci Hutan dan peri Aila telah mengajarkannya bahwa di dunia ini masih banyak kebaikan dan keajaiban yang patut untuk disyukuri.
la juga menyadari betapa beruntungnya ia memiliki kedua putrinya. Mereka adalah sumber kekuatan dan kebahagiaannya. Bersama-sama, mereka telah melewati masa-masa sulit dan kini siap untuk menatap masa depan dengan lebih optimis.
Sebelum beranjak tidur, Agni melihat ke luar jendela. Langit malam tampak cerah bertaburan bintang. la membayangkan Anggi sedang tersenyum di antara bintang-bintang itu, bahagia melihat ibu dan kedua adiknya baik-baik saja.
Agni menarik napas dalam-dalam, merasakan kedamaian yang давно tidak ia rasakan. la bersyukur atas semua yang telah terjadi, baik suka maupun duka. Semua pengalaman ini telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana.
Dengan hati yang tenang dan penuh harapan, Agni akhirnya beranjak menuju kamarnya untuk beristirahat, la yakin, hari esok akan membawa tantangan baru, namun ia juga percaya bahwa ia akan mampu menghadapinya dengan kekuatan dan kebaikan yang telah ia dapatkan selama perjalanan ini.
Di dalam hatinya, ia membawa serta kenangan indah tentang hutan Lakuk Kandang, para Kurcaci Hutan yang ramah, dan peri Aila yang menenangkan. Kenangan-kenangan ini akan menjadi pelita yang menerangi jalannya di masa depan. Dan di atas segalanya, ia akan selalu menyimpan kenangan indah tentang Anggi, putri tercintanya yang akan selalu hidup di hatinya.
Kembali ke Rutinitas dengan Hati yang Baru
Hari-hari setelah kepulangan dari kampung halaman Kakek berjalan seperti biasa. Agni kembali mengurus rumah tangga dan pekerjaannya, sementara kedua putrinya kembali bersekolah.
Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam diri mereka. Pengalaman luar biasa di hutan Lakuk Kandang dan pertemuan dengan peri Aila telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati mereka.
Agni merasa lebih tenang dan lebih bersyukur dalam menjalani hari-harinya. la lebih menghargai hal-hal kecil dan lebih sabar dalam menghadapi masalah. Senyumnya kini lebih sering terlihat, dan tawanya terdengar lebih lepas. Kedua putrinya juga tampak lebih ceria dan lebih peduli terhadap alam sekitar.
Mereka sering bercerita tentang hutan Lakuk Kandang dan para Kurcaci Hutan kepada teman-teman mereka, meskipun terkadang teman-teman mereka menganggapnya hanya sebagai cerita khayalan.
Suatu sore, saat Agni sedang berkebun di halaman belakang rumahnya, tetangganya, Ibu Rina, datang menghampirinya.
"Agni, kamu terlihat lebih segar dan bahagia belakangan ini," kata Ibu Rina sambil tersenyum. "Liburan ke kampung halaman kemarin pasti menyenangkan ya?"
Agni tersenyum balik. "Alhamdulillah, Bu Rina. Ada banyak hal yang membuat kami bersyukur." Agni tidak menceritakan secara detail tentang pertemuan mereka dengan Kurcaci Hutan dan peri Aila, namun ia berbagi tentang keindahan alam kampung halamannya dan betapa bersyukurnya ia memiliki keluarga yang saling mendukung.
Di sekolah, kedua putri Agni menjadi lebih aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Mereka ikut serta dalam program penghijauan sekolah dan mengajak teman-teman mereka untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian alam. Mereka terinspirasi oleh kearifan para Kurcaci Hutan dalam menjaga hutan Lakuk Kandang.
Malam harinya, sebelum tidur, Agni sering melihat kedua putrinya berdoa dengan lebih khusyuk. Mereka tidak hanya berdoa untuk keselamatan keluarga, tetapi juga untuk kebaikan alam dan semua makhluk hidup di dalamnya. Agni merasa hatinya terharu melihat perubahan positif dalam diri kedua putrinya.
Suatu malam, saat Agni sedang membaca buku di ruang tamu, putri sulungnya datang menghampirinya.
"Ma," katanya sambil duduk di samping Agni. "Apakah menurut Mama, peri Aila benar-benar ada?"
Agni tersenyum lembut dan mengusap kepala putrinya. "Tentu saja, sayang. Ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita lihat atau jelaskan dengan akal sehat. Yang penting, kita percaya pada kebaikan dan selalu berusaha untuk menjadi orang baik."
Putrinya mengangguk mengerti. Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan kebersamaan.
Agni menyadari bahwa kehilangan Anggi memang meninggalkan luka yang mendalam, namun pengalaman-pengalaman luar biasa yang mereka alami setelahnya telah memberikan mereka kekuatan dan harapan baru. Mereka telah belajar untuk menghargai setiap momen kehidupan, untuk mencintai alam, dan untuk selalu percaya pada kebaikan.
Meskipun kenangan tentang Anggi akan selalu ada di hati mereka, Agni dan kedua putrinya kini menatap masa depan dengan lebih optimis. Mereka tahu bahwa hidup akan terus berjalan, dan mereka akan menghadapinya bersama-sama, dengan hati yang lebih kuat dan penuh cinta. Mereka akan selalu mengingat petualangan mereka di hutan Lakuk Kandang dan pesan-pesan kebaikan dari para Kurcaci Hutan dan peri Aila.
Dan dalam setiap langkah mereka, mereka akan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik, sesuai dengan apa yang diyakini oleh agama dan hati nurani mereka.
Sebuah Akhir yang Baru
Waktu terus berjalan. Musim berganti, tahun pun berlalu. Agni dan kedua putrinya terus menjalani kehidupan mereka di rumah yang penuh kenangan akan Anggi. Namun, kini kenangan itu tidak lagi hanya dipenuhi dengan kesedihan, tetapi juga dengan kehangatan, harapan, dan rasa syukur.
Agni sering merenungkan kembali semua yang telah terjadi sejak kepergian Anggi. Kehilangan itu adalah pukulan terberat dalam hidupnya, namun di tengah kegelapan, ia menemukan cahaya melalui cara yang tak terduga. Perjalanan ke kampung halaman Kakek membawanya dan kedua putrinya pada petualangan yang membuka mata mereka tentang keberadaan dunia lain yang tersembunyi, penuh keajaiban dan kearifan.
Pertemuan dengan para Kurcaci Hutan mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga alam dan hidup berdampingan secara harmonis dengan semua makhluk hidup. Mereka belajar tentang kearifan lokal dan bagaimana menghargai tradisi serta cerita-cerita yang mungkin terdengar seperti legenda, namun menyimpan nilai-nilai luhur.
Kemudian, kedatangan peri Aila di saat mereka terpuruk dalam kegelapan memberikan mereka kekuatan dan keyakinan bahwa kebaikan selalu ada, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun. Pesan-pesan Aila tentang ketulusan hati dan pentingnya menjaga kebersihan jiwa menjadi pedoman hidup bagi Agni dan kedua putrinya.
Kehidupan mereka tidak lagi sama. Mereka menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar, lebih menghargai setiap momen kebersamaan, dan lebih terbuka terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh logika semata. Mereka sering berbagi cerita tentang petualangan mereka di Lakuk Kandang kepada orang-orang terdekat, dan meskipun ada yang meragukan, mereka tidak pernah merasa perlu untuk membuktikan kebenarannya. Pengalaman itu adalah milik mereka, sebuah anugerah yang akan selalu mereka simpan dalam hati.
Kedua putri Agni tumbuh menjadi gadis-gadis yang kuat, cerdas, dan memiliki hati yang baik. Mereka mewarisi semangat ibunya untuk terus belajar dan mencari makna dalam setiap pengalaman hidup. Mereka juga tidak pernah melupakan sosok kakak mereka, Anggi. Kenangan tentang Anggi tetap hidup dalam cerita-cerita yang mereka bagikan dan dalam nilai-nilai yang mereka pegang teguh.
Agni sendiri menemukan kedamaian dalam hatinya. la belajar untuk menerima kehilangan sebagai bagian dari kehidupan dan untuk fokus pada keindahan yang masih ada di sekitarnya. la menyadari bahwa cinta tidak pernah benar-benar hilang, ia hanya berubah bentuk. Cinta Anggi tetap hidup dalam hati mereka, dan cinta itu pula yang memberikan mereka kekuatan untuk terus melangkah maju.
Di malam-malam tertentu, saat langit cerah, Agni sering melihat ke arah gugusan bintang. la membayangkan Anggi sedang tersenyum di sana, bahagia melihat ibu dan kedua adiknya menjalani kehidupan dengan baik. Dan terkadang, saat angin malam berhembus lembut, ia merasa seolah-olah mendengar bisikan pelan, mengingatkannya akan keajaiban hutan Lakuk Kandang dan pesan-pesan kebaikan dari peri Aila.
Kisah ini mungkin berakhir di sini, namun kehidupan Agni dan kedua putrinya akan terus berlanjut. Mereka akan terus belajar, bertumbuh, dan mencari kebahagiaan dalam setiap langkah mereka. Mereka akan selalu mengingat bahwa di dunia ini, di balik realitas yang tampak, mungkin ada keajaiban yang sedang menunggu untuk ditemukan, asalkan kita memiliki hati yang terbuka dan percaya pada kebaikan. Dan yang terpenting, mereka akan selalu menjaga ikatan keluarga yang telah menguatkan mereka melewati segala badai kehidupan. Karena pada akhirnya, keluarga adalah rumah, tempat di mana hati selalu kembali, dan cinta adalah kekuatan terbesar yang akan selalu menyertai mereka.