NovelToon NovelToon
Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Karena sering dibuli teman kampus hanya karena kutu buku dan berkaca mata tebal, Shindy memilih menyendiri dan menjalin cinta Online dengan seorang pria yang bernama Ivan di Facebook.

Karena sudah saling cinta, Ivan mengajak Shindy menikah. Tentu saja Shindy menerima lamaran Ivan. Namun, tidak Shindy sangka bahwa Ivan adalah Arkana Ivander teman satu kelas yang paling sering membuli. Pria tampan teman Shindy itu putra pengusaha kaya raya yang ditakuti di kampus swasta ternama itu.


"Jadi pria itu kamu?!"

"Iya, karena orang tua saya sudah terlanjur setuju, kamu harus tetap menjadi istri saya!"

Padahal tanpa Shindy tahu, dosen yang merangkap sebagai Ceo di salah satu perusahaan terkenal yang bernama Arya Wiguna pun mencintainya.

"Apakah Shindy akan membatalkan pernikahannya dengan Ivan? Atau memilih Arya sang dosen? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Siapa ya?" Tanya wanita yang masih muda menyembulkan kepala ke luar pagar, menatap Arkan yang masih berdiri di pinggir bel rumah.

"Saya suami Shindy, Shindy nya ada?" Arkan mendekati wanita itu.

"Siapa itu Shindy?" Wanita yang tak lain art bude Warni rupanya belum tahu siapa Shindy. Sebab, ia mulai bekerja setelah Shindy pindah ke rumah Arkan.

"Bude Warni ada?" Arkan tidak menjawab pertanyaan art siapa Shindy, lebih baik bertanya bude.

"Beliu ke butik."

Arkan mengucap terima kasih lalu pergi, baru-baru ini Arkan mendengar cerita Shindy, jika budenya sebenarnya mempunyai usaha dua tempat. Yakni restoran yang dikelola orang lain dan satu lagi butik yang dijalankan Warni sendiri.

Arkan ingat cerita Shindy, bahwa Warni sebenarnya banyak harta, tapi sangat pelit, walaupun untuk kebutuhan keponakannya.

Butik lantai dua Arkan masuk ke tempat itu.

"Ada yang bisa saya bantu Dek, ini kemeja rancangan terbaru" seorang wanita penjaga butik menunjukkan kemeja, jas, celana dan baju santai.

"Saya mau bertemu bu Warni" Arkan saat ini tentu tidak tertarik dengan barang yang Sales Promosi Grils itu tawarkan.

"Sudah ada janji?" SPG tentu saja tidak ingin kena masalah bila memasukkan orang sembarangan ke ruangan bos.

"Tolong sampaikan saja, saya Arkan ingin bertemu."

"Sebentar" Wanita berseragam itu meninggalkan Arkan, tidak lama kemudian kembali menyampaikan pesan Warni agar Arkan ke ruangan.

Arkan naik tangga ke lantai dua mengetuk pintu ruangan yang sudah ditunjukkan spg.

"Kok Tumben kamu kesini Arkan? Ada apa?" Tanya Warni setelah menyuruh suami keponakannya itu duduk.

Tidak banyak basa basi, Arkan menanyakan keberadaan Shindy yang pergi sejak tadi siang.

"Tidak ada ke rumah, maupun kemari Ar, memang ada apa? Kalian bertengkar?" Cecar bude. Setelah Shindy menikah ia sudah terbebas dari keponakannya tidak berharap untuk kembali ke rumahnya lagi.

Entah mengapa bude begitu benci kepada Shindy, padahal membayar art bisa tapi jika untuk Shindy uang jajan 10 ribu pun hari gini perhitungan.

"Tidak ada apa-apa bude, jika tidak ada Shindy saya permisi."

"Tendang saja jika anak itu belagu Ar, sudah bagus kamu nikahi tapi bertingkah, sok pergi dari rumah segala!" Warni ingat Shindy sebelum menikah sempat menolak Arkan.

"Bukan begitu bude, kalau gitu saya permisi" Arkan khawatir jika Warni semakin emosi, lebih baik meninggalkan tempat itu.

.

Pagi harinnya di kampus, bukan hanya Arkan yang bingung mencari Shindy, tapi Ceo yang merangkap dosen itu pun kebingungan. Hari ini seharusnya Shindy jadwal bimbingan, tapi ia tunggu-tunggu hingga siang tidak juga datang.

"Dila..." panggilnya kepada Dila yang menunggu dijemput Tristan.

"Saya Pak..." Dila mengangguk sopan. Perutnya sudah menonjol kira-kira hamil 6 bulan.

"Shindy kemana ya?"

"Saya juga bingung Pak, hape nya saya hubungi tidak bisa" Dila sebenarnya tidak ada bimbingan, jika ia datang ke kampus hanya ingin bertemu Shindy. Sebab, sudah berjanji bertemu sejak kemarin, tapi Shindy tidak menepati janji.

"Kamu tahu tempat tinggalnya tidak?" Pak Gun hendak bertemu Shindy. Di luar bimbingan, ia juga kangen karena Shindy tidak ada kuliah ingin bertemu pun sulit.

"Emmm..." Dila kebingungan, memberi alamat Shindy sama saja membuka rahasia pernikahan sahabatnya itu dengan Arkan, tapi Dila juga tidak mau berbohong.

"Dila..." Pak Gun menunggu tetapi Dila tidak juga menjawab.

"Oh, saya ada alamatnya Pak" Dila memberi alamat bude Warni.

"Terima kasih" pak Gun manggut-manggut, tidak mau membuang waktu menjalankan motornya menuju kediaman bude.

"Disini tidak ada yang namanya Shindy Mas, tadi malam juga ada pria yang datang ke rumah ini mencari Shindy" papar art.

"Oh, gitu ya" Wiguna merasa ada yang art itu sembunyikan, sebab tidak mungkin jika Nadila berbohong. Wiguna pun pamit pergi dengan sopan.

***********

Sore hari langit mendung disertai rintik hujan. Wanita berjilbab sedang berjalan seorang diri menuju pusara. Dia adalah Shindy yang sedang dicari-cari orang-orang terdekat.

Ia bersimpuh di depan tiga batu nisan, di mana nenek dan mama papanya dulu di semayamkan. Air matanya mengalir saat berdoa untuk kedua orang tuanya yang sama sekali belum pernah ia lihat.

Shindy pindah mendoakan sang nenek, tangisnya semakin kencang. Semua kenangan bersamanya muncul di benak. Nenek yang selalu mengajarkan kebaikan hingga tumbuh menjadi remaja yang kuat. Ia tidak menyangka jika sang nenek pun akan pergi dengan cepat menyusul mama dan papa. Cita-cita Shindy agar sang nenek hadir saat pernikahan pun tidak terlaksana.

Shindy meletakkan tangan di atas nisan, merasakan dinginnya batu dan keheningan kubur. Shindy lagi-lagi menangis berharap kedua orang tuanya dan nenek berada disisi Allah.

Duuur...

Suara petir menyambar menimbulkan kilap, Shindy berdiri dari tempat itu kemudian keluar setelah membaca doa.

Hujan deras mengguyur kota malang, membasahi kepala Shindy yang berjalan pulang dalam keadaan kuyup.

"Shindy... kenapa kamu hujan-hujanan?" Tanya tetangga sebelah, ketika Shindy melewati latarnya.

"Mengenang masa kecil, Bu..." Shindy meraup wajahnya menghilangkan air ketika berhenti sejenak. Bayangkan ketika kecil berlari-lari bersama teman sebayanya main hujan-hujanan sungguh masa indah itu ingin Shindy ulang, andaikan bisa. Namun, nyatanya Shindy sekarang dihadapkan persoalan yang sangat rumit.

"Ya sudah... Jangan bengong, cepat mandi Nak" titah tetangga Shindy yang seusia mama Shindy bila masih hidup.

Shindy mengangguk, lalu membuka kunci. Gelap ketika tiba di dalam rumah sederhana peninggalan nenek.

Ceklak!

 Shindy menyalakan lampu, lalu masuk ke kamar mandi. Benar kata ibu sebelah, agar tidak masuk angin lebih baik segera mandi.

"Assalamualaikum..." ucap tamu wanita yang datang meletakkan payung di teras rumah. Wanita itu anak ibu sebelah yang masih SMA.

"Hesti..." Shindy yang sudah ganti pakaian menyambut kedatangan Hesti.

"Aku disuruh ibu mengantar ini Mbak" Hesti memberikan mangkok yang berisi soto khas Jawa Timur.

"Ya Allah... terima kasih Hesti" Shindy memperhatikan soto yang masih ngebul dan aromanya sedap itu menggugah selera makan Shindy yang sejak kemarin hilang.

"Sama-sama, Mbak."

"Makan bareng yuk..."

"Mbak Shindy saja, saya sudah makan."

Shindy makan diselingi obrolan kecil, kehadiran Hesti sedikit menghibur hatinya. Bahkan malam itu, Hesti menginap di rumah Shindy tidur dalam satu kamar, sebelum tidur mereka ngobrol.

"Jadi, Mbak Shindy kuliah dapat beasiswa? Aku pikir dibiayai bude Warni. Wah... tapi Mbak Shindy keren loh" Hesti tentu saja senang jika bisa seperti Shindy.

"Kamu juga bisa Hes, kuncinya rajin belajar" Shindy mengatakan siapapun bisa mendapat kesempatan, asalkan berusaha.

"Berat Mbak, di sekolah otak aku pas-pasan" jujur Hesti.

"Kalau gitu, yang penting kamu memantapkan hati untuk kuliah dulu Hes" Shindy mengatakan banyak jalan untuk sukses. Bisa kuliah malam jika siang bekerja, atau bekerja dulu menabung baru kemudian kuliah.

"Siap Mbak, aku mau ikuti saran Mbak Shindy yang kedua" Hesti senang mendapat nasehat Shindy.

"Mbak, aku mau tanya hal yang paling pribadi boleh?" Tanya Hesti, ia menangkap ada kegalauan di hati Shindy.

"Soal apa?" Shindy pun tidur miring berhadapan dengan Hesti.

"Mbak Shindy kok sedih gitu?" Hesti memberanikan diri untuk bertanya.

"Ya, dalam rumah tangga pasti ada saja masalah Hes, tapi aku pulang bukan karena masalah itu kok, tapi pengen Ziarah saja ke makam Mama, Papa," Shindy tidak mungkin membeberkan masalah yang ia hadapi.

"Aku mengerti Mbak" Hesti tidak melanjutkan pertanyaan lagi, ia paham akan hal itu. Hesti pun tidak jarang mendengar pertengkaran kedua orang tuanya, tapi tidak pernah pergi dari rumah. Hesti menduga jika persoalan yang Shindy hadapi sangat berat.

Dua wanita itupun akhirnya tertidur, tentu saja Shindy tidak bisa pulas seperti Hesti. Raganya di tempat itu, tapi pikirannya ke mana-mana.

Pagi hari di latar rumah, Shindy sedang menyapu daun-daun kering, tapi masih basah karena lebatnya hujan kemarin hingga malam.

"Assalamualaikum..."

Plak!

Shindy reflek menjatuhkan lidi ke tanah ketika menoleh seorang pria yang baru tiba menggendong ransel.

...~Bergabung~...

1
Bu Kus
jujur aja sha biar Arkan terbakar cemburu
Bu Kus
sabar pak gun semoga ada yang lebih baik lg
Bu Kus
kayanya gak mungkin itu Clara hamil anak nya Arkan pasti sama orang lain
biby
bakalan perang Dingin gegara cemburu. rasain lo arkan, ga baik baik sm shindy bakalan d tikung pak gun
Lia siti marlia
nah nah kaya bau bau yang cemburu tuh tanya tanya
muhammad ihsan
double up dong thor
Wartini
semoga Arkan sadar secepatnya bahwa Shyndi istri yang baik
Kasandra Kasandra
lanjut
Lia siti marlia
sabar yah pak dosen 😁
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
bukan cinta tapi obsesi....
Wartini
Kasihan Syndi ditekan sana sini
vj'z tri
seneng nya kok main keroyokan 😏😏😏😏
Amy
bukan rela, tapi bodooh bin goblok,, udah tahu laki nda suka smaa diaa

laah dia nekaad, kenapa nda di kasih KOid ajaa siiih
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Zeni Supriyadi
Clara dibikin mati aja thor biar gak bikin masalah, tp sebelum mati Clara harus sadar ngaku klo hamilnya sm orang lain atau pura2 hamil gitu. Kasian Sindy dipojokkan sm ortunya Clara dasar orang tua gak punya ahklak anaknya salah malah didukung trs🙄 Lawan Shy jgn diam aja
Lia siti marlia
prettt kok ada yah orang tua yang ngedukung anak nya jadi pelakor ....terus belum tentu juga tuh anak yang di kandung clara anak nya arkan atau jangan jangan clara pura pura hamil lagi
Dewi Masitoh
kok bisa ada ortu modelan kyk ortu clara..dukung anaknya jd pelakor
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍👍
Lia siti marlia
alhamdulilah shindy gak jadi janda perawan 😁
Bu Kus
lanjut makasih thro
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!