NovelToon NovelToon
Bunga Yang Berdarah

Bunga Yang Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Selingkuh / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ellani

“Diana … kamu akan diberi hukuman mati karena telah melakukan percobaan pembunuhan.”

Diana yang sudah sangat lemah diikat dan di arak ketengah tempat eksekusi. semua rakyat dan bangsawan melihatnya, mereka melemparnya dengan batu dan mengumpat kepadanya.

Kepala Diana ditaruh di tiang untuk di penggal.

Diana melihat kearah Wanita yang dicintai suaminya dan melihat ayah serta kakaknya yang masih tetap membencinya hingga akhir hayatnya.

“Kenapa kalian sangat membenciku?” gumam Diana.

Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan lagi mengemis cinta kepada kalian.

KRAK. Suara alat penggal terdengar keras memenggal kepala Diana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Persiapan

Pada pagi hari, Diana bangun dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

Diana menyimpan gelang spirit di bawah bantalnya. Dia tidak ingin orang lain tahu kalau dia memiliki itu.

“Yang mulia,” panggil Olim.

“Siapkan barang untuk perjalanan besok menuju desa.” Besok hari ketiga, pasti batu kapur itu sudah kering semua.

“Semua sudah selesai, yang mulia,” jawab Olim.

“Bagus.”

“Bagaimana dia membuktikan kalau keluarga Lerky bersalah?” Diana menyandarkan dagunya menggunakan tangan.

“Olim … ayo kita ke taman,” ucap Diana sambil berdiri.

Diana dan Olim pergi menuju taman.

Bunga yang ia tanam sudah mulai banyak bermekaran. Diana berjongkok dan memegang tanah, menyebarkan kekuatannya.

“Apa Yang Mulia Raja meminum racikan teh dariku?” tanya Diana.

“Ya, yang mulia.”

Diana menyuruh Olim untuk melihat sendiri apakah benar Raja meminum tehnya. Ia tidak tahu penyakit Yang Mulia, tetapi dia berharap bisa memperpanjang umur Raja hingga anak durhakanya kembali.

Diana tidak bisa menghukum suami bajingannya itu sendiri.

“Kakak!” seseorang memanggil Diana dari kejauhan.

“Teo,” panggil Diana.

Ini adalah keponakan Raja atau sepupu dari Rowan. Orang tua Rowan sudah tidak ada karena keduanya mengalami kecelakaan kereta kuda. Di kehidupan sebelumnya, Teo selalu menyendiri agar Rowan tidak menganggapnya sebagai saingan perebutan tahta. Diana bahkan jarang melihat Teo di kehidupan pertamanya.

Sekarang mereka menjadi dekat karena Diana menyelamatkan anjing Teo yang tenggelam di danau kerajaan.

“Bagaimana dengan Bim?” tanya Diana. Bim adalah nama anjing Teo.

“Dia sekarang sedang bermain dengan pelayan,” ucap Teo.

“Apa yang kakak lakukan?” tanyanya.

Diana memetik bunga kecil dan memberikannya kepada Teo. “Aku sedang melihat tamanku,” jawab Diana.

“Bunga yang ada di taman ini semuanya sangat indah,” ucap Teo.

Diana melihat sekeliling taman dan merasa sangat puas dengan tamannya.

“Teo … berapa umurmu sekarang?” tanya Diana.

“Umurku? Tiga belas tahun,” jawab Teo.

“Tiga belas?” Diana berpikir. Tujuh tahun lagi Teo berumur dua puluh tahun.

“Tujuh tahun sepertinya waktu yang cukup untuk belajar,” gumam Diana.

“Apa?” Teo tidak mendengar apa yang dikatakan Diana.

“Apa kau ingin aku mengajarimu tentang kerajaan?” tanya Diana.

“Apa?!! Aku? Tidak, aku tidak bisa,” ucap Teo. Dia sudah cukup puas dengan pelajaran yang dia dapat dari gurunya sekarang.

Diana tahu apa yang dipikirkan Teo.

“Aku rasa kau cocok menjadi Raja di masa depan,” ucap Diana.

“K-kakak, apa yang kakak bicarakan?” Teo melihat sekeliling dengan panik.

“Bagaimana jika ada yang mendengarnya?” lanjut Teo.

“Di sini hanya ada kita,” jawab Diana.

“Aku tidak bisa melakukan itu,” ucap Teo menundukkan kepalanya. Bagaimana bisa dia menghianati kakak Rowan?

“Kau tahu … Rowan tidak pantas menjadi Raja,” ucap Diana.

“Kenapa kakak berpikir seperti itu?” tanya Teo. Bukankah mereka suami istri?

“Rowan memiliki wanita lain di hatinya.”

“Apa?!!!” teriak Teo dengan mata terbelalak.

“Pelankan suaramu,” ucap Diana.

“Tidak mungkin!!” Teo tidak mempercayainya karena tahu sepupunya, Rowan, sangat sulit didekati perempuan.

“Dari mana kakak mendengar rumor itu?” tanya Teo. Bukankah mereka harus menghukum orang yang menyebarkan rumor itu?!!

“Kau tahu … insting seorang wanita,” ucap Diana.

Teo sedikit bingung. Bagaimana insting bisa dipercaya?

“J-jika Kakak Rowan terbukti bersalah, maka aku akan mengikuti apa yang dikatakan Kak Diana,” ucap Teo sedikit ragu.

Mendengar ini, Diana tersenyum kecil. Kena kau!

“Kalau begitu mulai sekarang kau akan belajar denganku,” ucap Diana.

“Apa? Sekarang?” tanya Teo.

“Nanti, setelah aku menyelesaikan urusan yang ada di desa.”

“Baiklah kalau begitu,” jawab Teo. Mendapatkan pelajaran tambahan sepertinya tidak masalah.

Diana berbincang dengan Teo sambil mengelilingi taman dan memetik beberapa bunga. Setelah satu jam, Teo akhirnya pamit dan pergi untuk menghadiri kelas.

“Kakak, aku pergi dulu,” ucap Teo.

“Ya … belajarlah dengan giat,” ucap Diana.

Diana berbalik dan berjalan menuju gazebo.

“Apa semua sudah disiapkan?” tanya Diana.

“Sudah, yang mulia,” jawab Olim.

Diana berjalan pergi meninggalkan taman. Diana menyuruh Olim untuk menyiapkan tempat latihan di ruangan kosong tanpa diketahui orang di istana.

Diana melewati lorong, berjalan menuju ruangan latihannya.

BUK. Diana membuka pintu ruang latihan.

“Wah …” Diana berjalan masuk ke dalam melihat sekeliling.

“Ruangan latihan, akhirnya aku bisa melatih tubuh lemah ini.”

“Kerja bagus.” Diana melempar kantung kecil berisi koin emas.

“Terima kasih, yang mulia.” Olim mengambil kantung itu dan menyimpannya.

Diana mengambil pedang dan memeriksanya.

SRAAH.

“Ini cukup bagus,” ucap Diana.

“Aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu.” Diana memasuki ruang untuk mengganti baju.

“Hahaha … aku sangat merindukan suasana ini.” Diana menghirup udara di ruang pelatihan sambil memejamkan matanya.

TAK TAK TAK. Diana berlatih dengan orang-orangan kayu. Ia harus mulai dari dasar dulu.

Dua jam telah berlalu.

Diana masih mengayunkan pedangnya.

“Yang mulia … apa sebaiknya yang mulia beristirahat dulu?” tanya Olim, khawatir tubuh Diana terlalu lelah.

Diana tidak mendengar dan terus mengayunkan pedangnya. Ia tidak boleh lemah seperti dulu.

Olim menghela napas. “Sebaiknya aku menyiapkan minuman untuk yang mulia,” ucapnya.

Tiga jam telah berlalu. “Huuf … huff …” Diana mencoba untuk mengatur napasnya.

“Untuk hari ini sepertinya cukup.” Diana mengangkat lengannya. Sepertinya tubuh ini daya tahannya cukup bagus. Selama tiga jam berlatih, ia merasa tidak terlalu lelah.

“Yang mulia, silakan minum dulu.” Olim membawakan botol minuman.

Glug glug. Diana menghabiskan satu botol minuman.

“Ah … ini menyegarkan.” Diana mengambil botol minuman lagi dan menyiramkan air ke mukanya.

Olim segera memberikan handuk untuk Diana.

“Yang mulia … bukankah anda ingin mengunjungi rumah Duke Eldenhart?” tanya Olim.

“Oh iya … aku hampir saja lupa.”

Diana memberi handuk itu kepada Olim dan pergi meninggalkan tempat latihan. Hari ini dia akan pergi ke kediaman Eldenhart untuk memberikan teh. Mereka terakhir minum teh racikannya saat mereka berkunjung ke istana.

“Aku harus melihat perkembangannya,” gumam Diana.

Di perbatasan.

“Apa kau bisa memegang perkataanmu?” tanya Rowan. Siapa sangka wanita ini memiliki spirit.

“Ya … aku akan mengabdikan diriku untuk Yang Mulia,” ucap Selena. Saat ini dia sudah berganti pakaian dan membersihkan tubuhnya.

Rowan melihat wajah Selena yang polos seperti wanita yang akan rapuh jika disentuh.

“Hah … baiklah kalau begitu kau diizinkan ikut barisan depan,” ucap Rowan.

Mendengar ini, mata Selena menjadi sangat cerah. “Terima kasih, Yang Mulia,” ucap Selena dengan senyum indahnya.

Semua orang yang melihat senyum itu terpana, termasuk Rowan sendiri.

“Ehm … kau boleh keluar,” ucap Rowan.

“Baik, Yang Mulia.” Selena memberi hormat dan pergi meninggalkan tenda.

“Kalian semua keluarlah,” ucap Rowan.

Mereka semua keluar dan hanya menyisakan Rowan sendiri di dalam tenda.

Rowan memegang dadanya yang berdebar kencang. “Ada apa dengannya?”

1
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
Lanjut 😊😊
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
😊😊💪
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
😊😊
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
👍🏻😊
Tuxepos Jasmine
yahhh....blm up lagi..padahal pagi2 buka NT lsng cek nib novel🥲🥲🥲
Biyan Narendra
Semangat Diana
jangan lengah jangan lelah
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tuxepos Jasmine
crazy up lagi thor🤭🤭🤭🤭🤭🤭 seru bgt soalnya
Ayudya
Diana kamu harus hati hati dan tetap waspada
Lydia
Bagus
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ayudya
seru dan ga ngebosenin.lanjut kaka
Ayudya
lanjut kak
Sri wanti
bagus
Sri wanti
good
Mineaa
GWS Thorr....🤲💪
Sri wanti
oke
Sri wanti
ok thor cepat sembuh biar cepet update nya😍
Puspa Wati
semoga cepat sehat ya
FHR
Yeey...Akhirnya muncul juga 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!