Menggoda Ayah Dari Wanita Yang Merebut Tunanganku

Jayan melenggang pergi dari toko milik Dhea dengan perasaan yang tidak bisa dia gambarkan.

Entahlah, tapi yang pasti setelah Dhea berkata ingin masuk ke dalam keluarga Adiwitama dengan menjadi istri dari seorang Drake Adiwitama membuat dirinya merasa sangat kalut dan kepikiran.

Apalagi penampilan Dhea waktu itu sungguh sangat cantik dan seksi. Selama ini Jayan tidak pernah melihat itu dari Dhea selama mereka memiliki hubungan.

"Sial, kenapa Dhea jadi kelihatan cantik banget. Malam itu pun dia juga cantik dan seksi. Arrghh!"

dugh dugh dugh

Jayan berkali-kali memukul stir kemudi mobilnya. Dia sangat kesal membayangkan Dhea menggelayut manja di lengan Drake. Padahal yang dia tahu, Dhea adalah gadis yang pemalu jadi bagaimana bisa dia seberani itu.

"Ughh sial, ngebayangin Dhea malam itu sama wangi parfumnya, ngebuat aku jadi tegang gini,"keluh Jayan.

Dia merasakan benda yang ada diantara kedua pahanya itu menegang. Rasanya sungguh sangat tidak nyaman.

Jayan mencoba mengusapnya lembut tapi bukannya menjadi lemas tapi malah semakin tegang.

Bruuum

Pria itu buru-buru menuju ke tempat kostnya. Dia melajukan mobilnya dengan sangat cepat agar segera sampai karena hasrat yang sudah menggebu itu harus segera diselesaikan.

Tap

Blak

Ughhh

Jayan masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaiannya dan menyalakan shower. Air dingin dipilihnya untuk meredakan hasratnya yang menggebu. Ia membiarkan dirinya berada di bawah sana.

Sambil menyebut nama Dhea, Jayan menuntaskan keinginan seksualnya tersebut.

"Ughhh Dhe, kamu beneran cantik. Ughhh, sial. Andaikan kamu nggak minta putus, pasti kita bakalan bisa bersenang-senang saat malam pertama. Aaah Ddheaaaa, ughhhhh."

Haaah

Jayan terduduk di closet setelah menuntaskan hasratnya. Dia benar-benar tidak menyangka akan berhasrat hanay dengan membayangkan Dhea ada pesta ulang tahun Virya.

Sungguh aneh, padahal pria itu sendiri yang sudah berselingkuh dengan wanita lain. Kini malah dia berharap bisa bersama dengan Dhea kembali.

Tok tok tok

"Bang, Jayan! Bang!"

Sreet

Jayan seketika berdiri saat mendengar suara Virya. Ia tak segera berpakaian dan hanya melilitkan handuk pada pinggangnya. Ya, baginya itu bukan sesuatu yang aneh mengingat dia dan Virya sudah beberapa kali 'berhubungan'. Sehingga menyambut Virya hanya dengan handuk ditubuh bukanlah sesuatu yang memalukan.

"Ada apa, Vir?" Jayan membuka pintu dan menarik tangan Virya agar wanita itu masuk ke dalam kamar kost nya dan segera menutupnya kembali.

"Aku beneran jengkel. Aku udah cerita kan soal Dhea yang datang ke tempat kerja Papa tadi, nah pas aku konfirmasi Papa tuh kayak yang santai gitu lho. Papa kayak nggak nolak atau apa gitu/ Kan kesel,"keluh Virya. Wanita itu bercerita dengan sangat menggebu-gebu.

"Eh, kamu baru aja mandi ya?" tanya Virya. Dia baru sadar melihat Jayan yang tidak menggunakan pakaian dan hanya berbalut handuk.

"Belum, aku belum sempet mandi. baru basahi badan lalu kamu datang. Vir, mau mandi bersama?"

Jayan masih dengan handuknya itu menarik tangan Virya. Hasratnya yang tadi ternyata belum tuntas sepenuhnya.

"Boleh,"jawab Virya. Bibirnya tersungging, dia merasa bahwa Jayan benar-benar telah melupakan Dhea. Nyatanya Jayan memintanya sekarang. Ia berpikir bahwa Jayan akan terpancing dengan Dhea yang mendekati ayahnya.

"Bagus, dia sepenuhnya ngeliat ke aku. Dia nggak lagi mikirin tentang cewek itu. Jayan juga sepertinya nggak peduli dengan apa yang dilakukan sama Dhea,"desis Virya.

Ya saat ini itulah yang ada dalam pikiran Virya. Dia menganggap bahwa Jayan sudah sepenuhnya 'melihat'nya.

Sreeet

Cup

Ciuman yang dilabuhkan oleh Jayan seolah menjadi bukti bahwa pria itu sepenuhnya melupakan sang mantan. Virya menutup matanya, menikmati dan meyakini bahwa Jayan kini sepenuhnya menjadi miliknya.

Rengkuhan tubuh Jayan yang ada di atasnya juga menjadikan bukti yang kuat atas pemikiran Virya.

Pria ini sepenuhnya mulukku. Dhea, apapun yang kamu lakuin, nggak akan pernah bisa membuat pria ini kembali padamu, pikir Virya mantab.

Ugghh Dhea

Desis Jayan dengan sangat lirih ditengah kegiatannya memacu tubuhnya di atas Virya. Wanita itu tidak mendengar, dan juga tidak tahu apa yang saat ini Jayan pikirkan.

Virya tidak pernah tahu, dibalik genggaman erat tangan Jayan, dibalik erangann kenikmatan yang meluncur dari bibir pria itu, masih terbayangkan sang mantan tunangan.

Huuh

Jayan menatap Virya yang terbaring di sisinya. Mereka baru saja selesai berbagi kehangatan. Jayan menatap ke arah langit-langit kamar. Rasanya kosong. Jika biasanya dia merasa puas setelah bermain dengan Virya, tapi kali ini tidak. Ada sesuatu yang mengganggunya.

Dhea, bayangan sang mantan itu muncul lagi ke permukaan. Bayangan Dhea yang mengenakan gaun sabrina malam itu, dimana tulang selangkanya terlihat sangat nyata dimatanya, sungguh membuat Jayan menjadi terngiang-ngiang.

Dhea yang tersenyum tapi bukan ke arahnya melainkan ke arah Drake, terasa sangat tidak menyenangkan hatinya.

Bukan hanya itu, pikiran Jayan pun semakin liar. Dia membayangkan pinggang ramping milik Dhea itu ada ditangan Drake. Dengan senyum penuh kemenangan dan kepuasan, Drake mencium bahu Dhea dan mengusap lembut bibir gadis tersebut.

Aaah sialan, kok aku jadi ngebayangin yang nggak-nggak sih, desisnya.

Jayan yang tadinya berbaring di sisi Virya kini bangkit dan duduk. Dadanya terasa sesak.Tangannya mengepal dengan begitu erat lalu nafasnya memburu. Bukan karena gairah tapi karena rasa marah yang membara.

"Nggak bisa, nggak boleh. Dhea nggak boleh sama pria tua itu. Ya pria itu terlalu tua buat Dhea. Lagian pria itu udah punya anak segede Virya, ya masa dia akan ngambil istri yang umurnya nggak jauh beda sama anaknya. Nggak bisa, ini nggak bisa dibiarin. Ini namanya pedofil. Aku harus nyelametin Dhea dari Drake. Ya Dhea kudu disadarin tentang itu,"ucapnya penuh dengan keyakinan.

Agaknya Jayan lupa bahwa kini dirinya dan Dhea tak lagi punya hubungan. Mereka bukanlah siapa-siapa dan tentu dia tidak bisa mencampuri urusan Dhea.

Sesuatu yang menggerogoti hatinya tentang fakta bahwa Dhea bukan lagi miliknya ingin dia sangkal. Jayan, dia tidak bisa membayangkan Dhea dimiliki oleh pria lain.

"Nggak, aku nggak bisa ngebiarin itu,"gumam Jayan. Sifat posesif itu muncul. Posesif yang sangat salah sasaran karena dia tak lagi bukan siapa-siapanya Dhea.

TBC