Gavin terpaksa harus menelan Pil pahit,ketika ia tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk menikahi sang kekasih yang sudah dipacarinya selama 4 tahun.karna orang tua seila sang kekasih meminta mahar yang besar yang tidak bisa dipenuhi oleh Gavin.
ditengah kegalauannya orang tua Gavin malah semakin mendesak anaknya untuk menikahi anak dari sang sahabat karna merasa berhutang janji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab10
Sesampainya dirumah seila.yuna terpaku saat melihat beberapa foto Gavin dan Yuna sewaktu SMA.mereka berdua sama sama terlihat bucin dan begitu mesra.
Gavin terlihat begitu bahagia didalam figuran foto itu.senyumnya begitu merekah.hal yang jarang sekali Yuna lihat.netra Yuna tertuju pada foto kelulusan mereka berdua saat SMA.mereka berdua tampak bergandengan tangan sambil saling menatap seolah dunia hanya milik mereka berdua membuat hati Yuna sakit.
Tangannya terlentur mengambil figuran foto itu.
" Jadi mereka telah menjalin hubungan sedari SMA."batinya
" Itu foto aku dan mas Gavin waktu kami lulus SMA,saat itu mas Gavin mengatakan padaku bahwa dia berjanji akan bekerja keras untuk melamar aku dan sekarang Gavin membuktinya dia benar benar menepati janjinya untuk melamar ku tapi mimpi kami pupus karna kedua orang tuaku terlalu egois mereka meminta mahar yang tidak mampu Gavin penuhi.
Yuna kembali menyimpan kembali figuran foto itiu,dia bingung harus mengatakan apa.
" Ya Tuhan apa aku salah jika aku mencoba memperjuangkan cinta suamiku,kenapa aku merasa disini akulah yang menjadi pihak ketiga diantara mereka.cinta mereka ternyata begitu besar tuhan.apa yang harus aku lakukan sekarang."
Seila memeluk tubuh Yuna erat,mencoba menyalurkan rasa sedihnya dan kegundahannya.
Yuna diam tangannya kaku untuk membalas pelukan itu,tatapan matanya kosong.
" Kamu doakan aku ya! Semoga aku dan mas Gavin berjodoh.gavin berhasil mengusahakan aku.semiga dia berhasil memenuhi syarat kedua orang tuaku."
Deggghhh
Lidah Yuna terasa beku, jantungnya berdetak.
" Maaf.aku harus pulang! Aku sudah terlalu lama disini."
" Plis temani aku sebentar lagi,aku lagi sendirian dirumah kedua orang tuaku sedang keluar kota."
" Tapi.."
Belum sempat Yuna melanjutkan ucapnya seila menarik tangan Yuna untuk masuk kekamarnya.
" Aku yang akan menyuruh Gavin menjemputmu jadi kamu tunggu saja."
Netra Yuna tertuju pada koleksi Boneka seila yang terlihat sangat banyak.
" Gavin yang memberikan boneka Boneka itu untukku,ahhh sepupu kamu itu sangatlah manis" ucapnya dengan pili yang bersemu merah.
" Apa kamu sangat mencintai Gavin?" Tanya Yuna tiba tiba.
" Tentu aku sangat mencintainya,aku yakin perempuan mana pun akan mudah jatuh cinta dengan laki laki sebaik dia.dan aku merasa paling beruntung karena aku tahu cinta Gavin hanya untuk ku."
Yuna tertegun sepertinya ia salah melempar pertanyaan yang seperti itu.
Sementara dilain tempat Gavin terlihat tidak fokus mengerjakan pekerjaannya dibengkel,ia gelisah karna tidak mendapati Yuna dirumah.
" Ahh sial kemana sih perempuan itu sudah malam malam begini tapi belum pulang juga kerumah."
" Apa apa jangan jangan dia pergi ketemu bapak lagi.tapi bagaimana jika dia tidak pergi menemui bapak tapi malah kesasar dan tidak tahu jalan pulang Yuna kan baru tinggal dikota ini."
" Ahh fokus Gavin fokus pada pekerjaan mu saja tidak usah pedulikan Yuna,biarin saja.salahnya sendiri kenapa berkeliaran malam malam begini."ucap Gavin yang bermonolog pada dirinya sendiri.lalu ia kembali fokus pada pekerjaannya.
"( Aku titip Yuna nak jaga dia,aku percaya kamu bisa menjaganya.")
( " Ia pak aku janji akan menjaga Yuna")
Gavin kembali teringat janji yang pernah ia ucapkan pada pak Rusli ayah yuna.membuatnya meremas rambutnya frustasi.
" Ahhhhhh"
Gavin membanting kunci Inggris yang digenggamnya kelantai hingga menimbulkan suara Kling yang terdengar begitu keras.
" Aku akan menelpon ya,bukan karna aku khawatir tapi aku hanya tidak ingin repot jika terjadi sesuatu padanya."
Begitu Gavin mengambil handphonenya,dia teringat kalau dia sama sekali belum menyimpan nomor Yuna hingga m3mbautnya mendesah pelan.
" Sial, perempuan itu memang mengesakan.?"
Baru saja Gavin ingin memasukan kembali handphonenya kedalam saku celananya.
Dert dert dert
Handphonenya bergetar terlihat nama seila dilayar.
Gavin kembali mengontrol perasaannya yang kesal sebelum akhirnya mengeser tombol hijaunya.
" Hallo." Ucapnya berusaha tenang.
" Vin,kamu bisa ngak jemput sepupu kamu dirumah aku."ucap seila disebrang sana.
Dahi Gavin mengrenyit.
" Sepupu?"
" Yuna ada dirumahku sekarang Vin,kamu jemput dia sekarang ya.sekarang sudah larut malam aku khawatir jika dia pulang sendirian."
" Apa Yuna ada dirumah kamu?"
Gavin reflek berdiri tanganya mengempal.
" Ia sekarang kamu jemput dia ya."
Tut tutt tutt
Gavin mematikan handphonenya.dengan cepat ia meraih jaket dan helmnya.dan langsung bergegas kerumah Yuna.
" Awas saja kamu Yuna jika sampai kamu membocorkan pernikahan kita pada seila.aku tidak akan segan segan memberikan pelajaran kepadamu jika kamu berani melakukannya."
Sesampainya dirumah seila.gavin melangkah dengan tergesa gesa.ia begitu takut Yuna akan mengatakan yang sebenarnya pada seila bahwa mereka berdua telah menikah.
seila yang mendengar deru suara motor Gavin langsung keluar dari kamar untuk membukakan pintu untuk Gavin.
Yuna hanya bisa mengikuti langkah demi langkah seila.
" Itu pasti Gavin!"
Seila tersenyum ketika dia mendapati Gavin diaambang pintu,tapi senyumnya memudar ketika mendapati ekspresi wajah Gavin yang tampak begitu berbeda.
Gavin menatap Yuna yang berdiri dibelakang seila dengan tatapan tajam.
" Mas Gavin. Kamu kenapa?"
Dengan cepat Gavin mengalihkan pandangannya kearah Seila dan berusaha menyembunyikan perasaan kesalnya terhadap Yuna tapi disisi lain ada kelegaan dihatinya melihat sikap seila yang tidak memperlihatkan sebuah kemarahan padanya,itu artinya Yuna tidak membocorkan tentang pernikahan mereka kepada seila.
" Aku ngak apa apa sayang! Mungkin hanya kecapean aja!"
" Oh kamu capek ya,yaudah kamu masuk dulu aku akan membuatkan kopi kesukaan kamu."
Gavin akhirnya masuk, kemarahannya untuk Yuna dia redam dulu.
Gavin duduk disofa dan Yuna ikut duduk disamping Gavin. Sementara seila melangkah kan kaki kearah dapur.
" Jangan duduk dekat dekat dengan ku."
Yuna akhirnya berdiri dan duduk disisi sofa pojok kanan yang jauh dari Gavin.
Tak tak tak
Seila melangkah dengan anggun kearah Gavin dengan secangkir kopi ditangannya.gavin menatap Seila dengan senyuman yang begitu merekah diwajahnya.sementara Yuna hanya bisa melihat dua pasangan yang sedang kasmaran itu dengan hati yang berdenyut sakit.
semangat thor 💪💪💪👍👍👍♥️♥️♥️
lanjut thor 👍👍👍♥️♥️♥️♥️
semangat thor 👍👍👍💪💪💪