Belum sempat mengucapkan salam, calina di tarik paksa masuk kedalam rumah.
"Kamu kerja apa pacaran calina." ucap mamah Tania di depan Kalingga.
"Mah tadi calina." perkataan calina tergantung di udara.
"Jangan banyak alasan kamu, "enak-enakan pacaran janji kamu pulang kerja mau mencuci pakaian calina."
"Iya mah calina masih ingat itu, "lepaskan mah tangan calina sakit."
"Jangan banyak alasan calina, "cepat masuk dan cuci semua pakaian kotor di dalam."
Calina belum sempat mengucapkan terima kasih sama lelaki yang sudah mengantarnya pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sherina menghubungi Kaka
Di tempat lain Caisar tidak henti-hentinya tersenyum mengingat kejadian bersama calina tadi.
"Kenapa dia bisa secantik itu, tingkahnya lucu aku semakin gemes di buatnya, "ada apa dengan ku kenapa aku selalu memikirkan dia, apa iya aku jatuh cinta sama gadis kecil seperti dia." ucap Caisar lirih.
"Seandainya aku jatuh cinta sama gadis itu enggak ada salahnya juga kan, "walau pun dia umur nya jauh lebih muda dari aku itu enggak masalah."
Di tengah lamunan nya ponsel Caisar berdering. "Nomor tidak di kenal siapa." ucap Caisar sambil menatap layar ponselnya.
Caisar menggulir tanda hijau di layar ponsel nya ke samping telepon pun tersambung.
"Halo siapa." tanya Caisar.
"Isar ini aku Sherina, tolong aku isar suami aku mau jual aku sama lelaki hidung belang." ucap Sherina.
"Maaf Sherin itu bukan urusan ku, aku enggak mau punya masalah sama suami kamu." jawab Caisar.
"Sekali ini saja aku mohon, tolong aku isar." ucap Sherina sambil terisak.
"Kamu hubungi saja orang tua kamu, aku enggak bisa bantu." ucap Caisar.
"Kedua orang tua aku enggak ada di indo isar, mereka di luar negeri aku tidak punya pilihan lain selain minta tolong sama kamu." jawab Sherina.
"Ya sudah aku akan perintahkan seseorang kesana kamu kirim alamatnya." ucap Caisar
"Iya isar terima kasih sudah mau menolong aku." ucap Sherina.
Setelah itu sambungan telepon terputus Caisar melihat alamat yang sudah Sherina kirimkan tidak lama Caisar menghubungi asisten pribadi nya.
"Rick tolong kamu urus Sherina bawa dia ketempat yang aman." ucap Caisar.
"Tunggu isar maksudnya apa aku enggak ngerti." jawab Erick.
"Barusan dia menghubungi aku katanya suaminya mau jual dia, kamu urus Sherina bawa ketempat yang aman nanti aku hubungi keluarganya, "aku enggak mau berurusan dengan suaminya." ucap Caisar.
"Ya sudah kirim alamatnya nanti aku kesana." ucap Erick.
Setelah sambungan telepon terputus Caisar mengirimkan alamat yang di berikan Sherina.
"Ada apa dengan Sherina, lama tidak ada kabar tiba-tiba minta tolong, "dasar perempuan aneh." ucap Caisar lirih.
Caisar beranjak dari tempat tidurnya berjalan keluar dari kamar, mendadak rasa ngantuk Caisar menghilang.
"Gara-gara Sherina aku jadi enggak bisa tidur." ucap Caisar.
Kalingga membuka pintu kamarnya melihat Caisar berjalan ke arah tangga. "Ka mau kemana." tanya Kalingga.
"Mau ke dapur cari minuman, aku enggak bisa tidur." jawab Caisar.
Kalingga ikut berjalan menuruni anak tangga. "Kenapa enggak bisa tidur.?" tanya Kalingga.
"Tadi tiba-tiba Sherina menghubungi Kaka, tiba-tiba ngilang tiba-tiba datang." ucap Caisar kesal.
"Kok bisa dia menghubungi Kaka lagi.?" tanya Kalingga.
"Katanya suaminya mau jual dia ke lelaki yang berduit." jawab Caisar.
"Terus Kaka tolongin." tanya Kalingga.
"Iya aku suruh Erick bawa dia ketempat yang lebih aman, nanti Kaka kasih tau keluarganya." jawab Caisar.
Kedua lelaki tampan itu duduk di meja makan. "Menurut aku sih ka biarin aja dia mau di apain sama suaminya, Kaka enggak perlu ikut campur." ucap Kalingga.
"Sudah tadi Kaka bilang begitu eh dianya nangis aku enggak tega, biarin saja lah satu kali ini aku tolongin lain kali enggak akan lagi." jawab Caisar.
"Yakin enggak akan lagi, kalau Kaka tergoda lagi mau balikan sama dia bagai mana." ucap Kalingga menggoda.
Caisar berjalan kearah lemari pendingin untuk mencari sesuatu yang bisa di minum, caisar mengambil dua minuman kemasan yang ada di lemari pendingin.
"Aku enggak akan tergoda sama perempuan seperti dia lagi." ucap Caisar sambil meletakan minuman di depan Kalingga.
"Sudah lupain, ngapain jadi membahas itu." ucap Caisar.
Lelaki tampan itu meneguk minumannya lalu duduk kembali di kursi meja makan.
"Ka bagai mana soal penggelapan uang di perusahaan papah.?" tanya Kalingga.
"Rencananya besok Kaka mau menemui pak Yunus, Kaka mau tanya siapa dalangnya setau Kaka pak Yunus enggak seperti itu orangnya." ucap Caisar.
"Bisa jadi penghianat nya orang dalem Ka." jawab Kalingga.
"Kita liat saja nanti, semua yang terlibat akan aku pastikan mendekam di penjara." ucap Caisar.
"Seharusnya sih begitu, ya sudah ka aku balik kekamar lagi ya, besok ada pertemuan." ucap Kalingga.
"Eh besok tuh enggak ada jadwal, pertemuan apaan." ucap Caisar.
"Pertemuan enggak harus pake jadwal Ka, pertemuan aku bukan urusan kantor." jawab Kalingga.
"Kamu sudah punya calon lingga.?" tanya Caisar.
"Belum dia cuma aku anggap adik." jawab Kalingga.
"Adik apa adik." ucap Caisar menggoda.
"Sudah ah itu rahasia." ucap Kalingga.
Kalingga pergi meninggalkan Caisar yang masih mencerna ucapan adiknya di meja makan, ada rasa penasaran di pikiran Caisar tentang seseorang yang di anggap adik oleh Kalingga.
Tidak lama Caisar menyusul Kalingga naik ke lantai atas, lelaki tampan itu masuk kedalam kamarnya Caisar membaringkan tubuhnya di atas kasur tidak lama Caisar pun tertidur.
