DILARANG DIBACA SEBELUM TIDUR!!!
Hanya untuk kalian yang sudah dewasa, yang sudah bisa tidur sendiri tanpa lampu😏
Cerita dalam novel ini akan membawa kalian pada malam mengerikan tanpa akhir. Malam panjang yang dingin dengan teman sekamar yang tanpa tahu malu tidak perlu patungan biaya kamar kos.
Bersama Penghuni kos lain yang tidak tercatat dalam buku sewa. Begitu sepi saat siang tapi begitu ramai saat malam. Dengan bayang-bayang penghuni sebelumnya yang sebenarnya tidak pernah pergi darisana.
Seakan mendapat diskon untuk sebuah keberanian sia-sia. Karena bayaran mahal yakni nyawa setiap malamnya.
Setiap inci gedung kos begitu tipis untuk menghalangi antara yang Hidup dan Mati. Dimana pagi adalah harta terindah yang telah kalian lupakan. Karena memang hanya untuk mereka yang sudah tidak punya pilihan lain.
Cerita horor ini sangat berbeda dari yang kau bayangkan.
Apakah Calista bisa melunasi atau masih berutang nyawa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ittiiiy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 : Jalan Buntu
"Tunggu! Coba perhatikan diatasmu!" Calista yang meski masih jauh tapi bisa melihat kalau dinding menara yang rusak parah berada diatas Elvara.
"Kenapa? Itu jendela ketiga. Kelihatannya rusak, pokoknya jendelanya kelihatan sangat lebar ...." Elvara memastikan keraguan Calista.
"Sepertinya ada orang baru yang datang! Bagaimana mungkin ada yang mencari kos tengah malam? Atau sekarang mungkin sudah subuh. Tapi fakta bahwa jendela yang rusak dan sangat lebar itu karena aku yang melakukannya sebelumnya. Jika aku tidak merusak dan memperlebar jendela itu, pasti saat ini kami akan salah kamar ...." Calista benar-benar tercengang dengan takdir yang telah sampai padanya seperti menamparnya begitu keras agar tidak selalu mengeluhkan sebuah proses, "Tapi, kenapa menara ini tidak cepat kembali seperti semula? Bukankah banyak darah disini ...."
"Apa?!" Elvara berteriak karena tidak mendengar apa yang dikatakan Calista.
"Dia tidak disini ...." Shavira memberi petunjuk tapi tiba-tiba menara semakin miring.
"Wow, jangan bicara!" Calista spontan melarang Shavira, yang sepertinya bisa dirasakan oleh kamar disana.
"Kau salah kamar! Yang diatas itu kamarmu!" Calista melepaskan tangannya dan Shavira menendangnya saat dia sudah sampai di depan kamar Elvara, "Aw!" Calista mengeluh.
"Sama-sama!" Shavira dengan sarkastik menambah pergerakan di menara itu.
"Terimakasih!" Calista terdengar sangat terpaksa walau Shavira memang membantunya tapi dengan cara yang kasar seperti itu tidak masuk dalam kamus Calista sebagai pahlawan terhormat dan tidak akan mendapat penghargaan di ingatannya.
"Eh?" Elvara heran yang tiba-tiba masuk di kamar diatasnya.
Calista yang sudah berada di dalam kamar Elvara bisa memastikan jika dia benar berada di tempat yang benar walau semuanya juga masih ikut terbalik disana, " Hampir saja mereka memasuki kamar yang salah dan tadi kai bilang karena dia tidak disini? Zivana? Jadi maksudnya ... Okey, dengarkan pilihan yang aku berikan! Pilih nomor 1, jika yang bisa memperbaiki kerusakan yang ada di menara hanyalah yang ada di menara maksudku seseorang yang ada di kamar saat ini? Yang berhasil kembali ke kamarnya. Pilihan ke 2, darah seseorang dari dunia buatan tidak bisa sampai disini tanpa Zivana? Makanya harus ada dia barulah menara ini bisa seperti baru lagi. Begitu kan? Ya nomor 2 kan?" Calista mengkhawatirkan nasib Elvara selanjutnya bagaimana dan berusaha menghemat kata dari Shavira.
"1." jawaban Shavira yang Calista harap tidak akan didengarkan.
"Aku tidak tahu tapi apa yang terjadi jika kami salah masuk kamar? Tidak! jangan dijawab! Aku hanya berbicara sendiri!" Calista berjalan pelan sampai bisa melihat dinding menara lagi
"Kukira kau meninggalkanku!" Elvara lega melihat Calista yang muncul setelah menghilang cukup lama saat berhasil masuk kesana.
"Mana mungkin aku meninggalkanmu! Maaf, sepertinya aku salah. Sudah ada orang baru. Makanya kamar bertambah, menara bertambah dan kau bukan lagi di kamar kedua dari atas maksudku bawah. Tapi ketiga sekarang." Calista mencoba meraih Elvara tapi tangannya tak sampai.
"Jadi, baru ada dua orang yang masuk di kamarku lagi setelah aku pergi? Untunglah ...." Elvara tidak tahu apa yang dikatakannya.
"Kau salah! Kau baru pergi ... Em ... Tiga malam, atau empat malam kah?!" bahkan Calista juga sudah mulai lupa waktu, "Maksudnya, dua korban baru itu sudah terhitung banyak padahal kau meninggalkan kos belum lama."
"Waktu disini dan disana berbeda ya ...." Elvara mulai mengerti meski dia tidak bisa menerimanya karena rasanya dia sudah disiksa selama berpuluh tahun lamanya.
Calista mulai berpikir apa ucapan Elvara itu karena ingatannya sendiri atau ingatan jiwa orang lain dari Penghuni lama disana, "Tunggu, sepertinya aku bisa membantumu!" Calista kembali masuk kedalam kegelapan yang langsung berubah menjadi kamar Elvara, "Aku ingat tadi ada tali saat mencoba mencari kunci, ah itu disana!" Calista membutuhkan waktu lama mengaitkan tali kesana kemari menggunakan perabotan di kamar Elvara karena dengan satu tangannya saja dia tidak mungkin bisa menahan berat Elvara.
"Aku tidak bisa menarikmu, jadi ...." Calista mengulurkan tali.
Elvara menyela Calista, "Aku tahu!" sambil meraih tali yang sebenarnya gratis dari toko saat berusaha membeli perabotan di kamarnya. Rencananya dia akan membuang tali itu karena tidak tahu mau digunakan untuk apa ternyata sekarang tali itu menolongnya.
Calista bisa merasakan nada sindirian Elvara sampai ketulang-tulangnya padahal Elvara memiliki hal lain dipikirannya yang menjadikan nada bicaranya begitu. Sebelumnya Calista sudah merasa tidak cocok dengan Elvara yang seperti tuan puteri tapi sekarang yang sudah menjadi ksatria lebih tidak ia suka lagi.
"Aku tidak melihat apa-apa ...." Elvara yang berhasil naik disamping Calista yang sedang mengeluh lelah tiada henti.
Calista menarik masuk tali itu dan berjalan duluan masuk kedalam kegelapan itu. Elvara yang melihat itu lagi-lagi panik dengan Calista yang suka sekali menghilang. Hingga tangan lemah Calista terlihat melambai-lambai di tengah-tengah kegelapan menyuruh Elvara cepat masuk.
Elvara berlari karena mengira dinding gelap itu harus menggunakan kekerasan untuk bisa masuk ternyata tidak perlu. Air mata Elvara langsung menetes melihat kamarnya yang sangat tidak asing meski dalam keadaan terbalik tapi sangat bisa diingat kenyamanan kamar itu padahal belum sempat ia tempati tidur nyenyak bahkan untuk semalam saja.
"Maaf, butuh waktu lama aku datang. Aku mungkin bisa datang lebih cepat jika lebih berpikiran terbuka dan cepat tanggap ... Tapi aku sangat lambat dalam berpikir." Calista merasa bersalah dan bisa melihat jika tangisan Elvara begitu penuh perasaan yang campur aduk, "Dan maaf merusak kebahagiaanmu ... Tapi ini masih belum berakhir! Di luar pintu sana, masih bukan dunia manusia."
Elvara mendengar ucapan Calista seperti petir yang menyetrum kepala dan jantungnya, "Kau benar-benar perusak suasana ...."
"Lebih baik aku mengatakannya lebih cepat daripada kau terlanjur senang ...." Calista lebih suka menjadi perusak suasana daripada menjadi orang jahat dengan menunda kebenaran.
"A m a r a." Shavira mengeja satu-satu kata tapi tetap saja kamar disana langsung bergerak lagi tandanya akan kembali terbalik. Shavira menyadari keberadaannya disana sudah sangat lama dan meski hanya suara langsung untuk Calista dengar tapi kekuatan Shavira sepertinya mulai terdeteksi di tempat itu. Itulah yang menyebabkan Shavira tidak bisa lagi bebas menjawab langsung pertanyaan Calista. Tapi sekarang sepertinya dia menikmati melakukan itu. Melihat Calista dan Elvara panik menjadi tontonan menarik baginya.
Calista tidak sempat marah dengan jawaban Shavira yang tidak diharapkan dan terlambat itu karena dia sedang heboh menyelamatkan diri dari kamar yang perlahan berputar. Perabotan disana tidak ikut terjatuh saat terbalik tapi seperti menempel di lantai. Tapi tidak dengan barang-barang Elvara yang telah dibuat berantakan oleh Calista.
Akhirnya semua kembali normal, "Aku tidak ingat dengan kamarku yang berantakan begini ...." Elvara langsung ingin berbaring di tempat tidurnya tapi fokusnya teralihkan.
Calista pura-pura tidak tahu dan hanya diam saja, "Jadi, begitulah Amara menjadi gila ... Maksudku tidak normal, dia memasuki kamar orang lain." Calista baru bisa mencerna petunjuk Shavira setelah disana sudah terbalik sepenuhnya.
"Terimakasih, kau pasti yang melakukan diluar sana itu ... Menghancurkan dinding menara untuk masuk kesini mencariku. Kau benar-benar cerdas dan berbeda dari yang kau bilang, menurutku kau sangatlah cepat tanggap bisa menemukanku dan membawaku ke kamar yang tepat sekarang ini." Elvara melupakan soal kamarnya yang berantakan, "Katakan!" aku sudah siap dengan apapun itu!" Elvara menunggu penjelasan lanjutan Calista yang sebelumnya tertunda.
"Jujur, aku tidak tahu ...." Calista merasa buntu apalagi dia tahu kalau Shavira sepertinya terbatas atau bahkan tidak bisa memberitahunya petunjuk lagi sekarang. Ide Calista hanya membawa Elvara sampai di kamar tapi kenyataan soal kerusakan diluar menara pasti akan membuat Zivana curiga dan memeriksa Elvara. Kemungkinan Elvara akan kembali ke dunia buatan lagi atau mungkin lebih buruk dari itu.
"Jadi kita terjebak bersama disini?" Elvara mulai memunguti barang-barangnya terlepas dari berita buruk Calista.
"Tunggu, apa itu ...." Calista mendengar suara familiar.
"Kunci kamarku?" Elvara melempar kuncinya pada Calista. Tapi Calista melemparnya kembali pada Elvara.
"Tidak ada yang terjadi?" Calista melihat sekeliling dan membuka jendela,"Sudah kuduga ...."
"Apa yang kau harapkan?" Elvara ikut mengeluarkan kepalanya ke jendela melihat kota yang begitu gelap, "Benar, ini bukan dunia manusia. Mustahil!" Elvara cukup merasakan ngeri saat melihat bagaimana pemandangan diluar kamarnya itu.
"Aku bisa berpindah dunia karena berkat Shavira, berarti Elvara juga hanya bisa berpindah atas izin Zivana. Untuk bisa berhutang, maka Elvara harus tidur untuk malam ini disini. Tapi bagaimana jika Zivana kembali dan melihat Elvara yang kembali ke kamar dan murka. Apalagi dengan kerusakan diluar kamar ...." Calista merasa benar-benar buntu, dia tidak bisa juga meninggalkan Elvara sendirian disana tanpa solusi.
...-BERSAMBUNG-...
Alhamdulillah, tanngal 12 september cerita ini sudah di kontrak🥺🤲✨
Meski pembaca masih sedikit, tapi semoga kedepannya Noveltoon dan Mangatoon membantu merekomendasikan karya ini karena sudah dikontrak🙏
"jiwamu akan tinggal dan tubuhmu akan jadi makan malam mereka"
aku sampai merinding
Ini kyk smacam misi yg harus di ungkap