NovelToon NovelToon
Tuan Tiada Tanding

Tuan Tiada Tanding

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.

namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

basukarno yang kecewa

Arjuna sendiri tidak menanggapi provokasi dari Ki Ageng Purwanto ini, dia mengambil Gulungan lontar dan pisau ukir tersebut kemudian dia membuka gulungan lontar tersebut dan mulai mengukirnya.

Kebetulan sekali Arjuna memiliki sebuah lukisan daun lontar yang sangat bagus berada di dalam tokonya. Sebuah lukisan yang selalu membuat dirinya terpukau apabila melihatnya.

Sebenarnya Arjuna sendiri selain memainkan seruling ketika senggang, dia juga belajar mengukir lontar, mencpba menjiplak lukisam ukiran yang ada di dalam tokonya.

Dengan terampil Arjuna langsung beraksi, dia mengukir gulungan lontar tersebut menjadi sebuah lukisan.

Sementara itu Ki Ageng Purwanto memandangi Arjuna sambil tersenyum tipis, Arjuna memegang pisau ukir saja masih terlihat kaku seperti seorang pemula. Tidak menggunakan adab dan tidak membaca mantra. Di lihat dari manapun juga Ki Ageng Purwanto seratus persen yakin bahwa Arjuna sama sekali tidak memiliki bakat dalam seni ukir lontar.

Ki Ageng Purwanto terus melihat Arjuna yang mengukir. Arjuna mengukir secara perlahan dan hati hati namun dia tidak langsung membuang kotoran kotoran dalam ukiran tersebut, sehingga potongam gambar dari ukiran tersebut tidak terlalu jelas.

Ki Ageng Purwanto berucap, "akan aku tunjukan kepada kalian berdua, teknik khusus seni ukir lontar yang di turunkan secara turun temurun dari keluargaku!"

Sikap Ki Ageng Purwanto mendadak menjadi sangat serius, duduk tegap sambil memandangi ke arah pisau ukir lontar dengan pandangan tenang. Sebelum dia memegang pisau rersebut dia membaca mantra tertentu, kemudian secara perlahan dia memegang pisau ukir tersebut.

Secara ajaib aura Ki Ageng Purwanto dan pisau ukir lontar tersebyr menyatu menjadi satu. Kemudian secara perlahan Ki Ageng Purwanto mengukir di atas daun lontar tersebut.

Melihat Ki Ageng Purwanto yang sekarang tampak sangat serius sumarsono mulai berkeringat dingin, "habis sudah!" Ucapnya sambil mengigit bibirnya dengan ekspresi khawatir.

Tuan Arjuna pasti akan kalah saat ini.

Dia hanya bisa berharap Ki Ageng Purwanto tidak terlalu mengolok olok Tuan Arjuna sehingga tidak terjadi pertarungan apapun di tempat ini.

Setelah satu jam lebih beberapa menit akhirnya kedua orang ini berhasil menyelesaikan ukiran mereka.

Ki Ageng Purwanto denga ekspresi bangga memamerkan hasil ukiran miliknya.

Permukaan daun Lontar yang awlanya polos kini terdapat gambar pemandangan tempat pertapaan yang cukup asri di pinggir sungai.

Sumarsono yang melihat gambar tersebut langsung merasa ketengan di dalam hatinya, seolah dia sedang berada di dalam tempat pertapaan yang ada di dalam lukisan.

Sumarsono melihat aura yang ada di tempat ini tiba tiba menuju ke arahnya, hal itu membuat sumarsono kaget, "bahkan bisa menggerakan aura?" Tanya sumarsono dalam benaknya, jelas ini adalah kekuatan kehendak yang di bawa oleh lukisan ini, karena lukisan ini menggambarkan tempat pertapaan yang sangat asri, menyebabkan aura yang ada di sekitar lukisan itu menyerupai aura yang ada di dalam lukisan tersebut.

Sumarsono menelan ludahnha dengan ngeri ketika menyadari betapa mengerikannya hasil ukiran milik Ki Ageng Purwanto. Kemudian sumarsono melirik ke arah hasil lukisan Arjuna yang masih terlihat sangat kotor oleh tumpukan serpihan daun-daun dan tidak memancarkan fenomena apapun.

Jelas Arjuna kalah telak saat ini.

Sumarsono berucap, "pak Arjuna, terkadang kekalahan bukanlah sesuatu yang memalukan, anda ahli di bidang lain jangan terlalu memikirkan hal ini, pak."

"Hah?! Siapa bilang aku kalah?" Ucap Arjuna sambil mendengus, "lihatlah ini! Arjuna kemudian mengangkat gulungan daun lontarnya, dengan cepat serpihan daun-daun kotoran dari ukiran tersebut berjatuhan, menampilkam lukisan seseorang yang sedang membidik matahari menggunakan busur panah.

"Lihatlah ini! Ukiran lukisan ini kalau tidak salah bernama 'basukarno yang kecewa'." Ucap Arjuna yang bangga memamerkan hasil lukisannya.

"Basukarno adalah yang mulia anak dari dewata, namun sayang hidupnya penuh pilu dan kesengsaraan. ketika dia lahir dari rahim kunti, dia di hanyutkan ke sebuah sungai. Ketika sudah dewasa basukarno protes kepada dewata, mengapa hidupnya sangat sengsara? Dia menghunuskan pusaka busur panah kadewataan miliknya, dengan anak panah konta yang legendaris dia membidik matahari, mencoba protes kepada dewa." Arjuna dengan bangga menjelaskan detail gambar yang ada di permukaan daun lontar tersebut.

Tiba tiba mata Ki Ageng Purwanto dan sumarsono terbelalak, mereka merasakan jiwa mereka tertarik ke dalam lukisan tersebut.

"Di mana aku! Di mana aku?!" Tanya ki Ageng purwanto dengan bingung Ketika dia melihat lingkungan yang ada di sekitarnya merupakan tanah lapang dengan rumput semata kaki.

Tiba tiba dia melihat seorang pemuda tampan yang sedang mendongak menatal langit. Ekspresi wajahnya begutu sedih dan pilu, seolah dia dari lahir telah berjuang sangat keras melawan ketidak adilan yang selalu terjadi kepadanya.

"Mengapa dewa?" Tanya pemuda itu sambil mendongak menatap matahari yang ada di langit, "bukankah aku adalah anakmu?" Tanyanya dengan nada sedih.

Dada ki Ageng purwanto merasa sesak seolah dia merasakan pilu yang sedang di rasakan pemuda ini.

Sebuah busur panah kadewataan muncul di tangan kanan pemuda itu, kemudian anak panah konta yang legendaris muncul di tangan kiri pemuda tersebut, ia kemudian membidik matahari yang ada di langit.

Ketika anak panah itu muncul Ki Ageng Purwanto langsung gemetar ketakutan, bagakmana tidak ketika anak panah konta yanh legendaris itu muncul dunia seolah berhenti.

Konon anak panah konta merupakan anak panah sekali pakai yang tidak akan melesat dan bisa melenyapkan siapapun yang ada di dunia ini.

Tepat ketika Ki Ageng Purwanto hampir pingsan pemandangan yang ada di depannya menghilang begitu saja. Dia kembali ke dalam dunia nyata yaitu meja perjamuan.

Arjuna menyeringai dia benar benar puas sekarang, meskipun Arjuna hanya menirukan seperatus keindahan lukisan yang ada di dalam tokonya, namun tetap saja dia merasa sangat bangga.

Terlebih ketika melihat Ki Ageng Purwanto dan Sumarsono merenung, jelas mereka terkesima dengan lukisan ini.

Arjuna dalam hatinya tertawa, "kalau saja mereka melihat lukisan asli yang berada di dalam tokoku, mungkin mereka tidak hanya termenung namun sampai memelototkan mata mereka."

Arjuna hanya menirukan lukisan asli, tentu saja keindahan lukisan Arjuna ini sama sekali tidak mampu menandingi lukisan yang asli.

Ki Ageng purwanto kemudia menatap Arjuna dengan ekspresi pahit di wajahnya. dia sama sekali tidak menyangka bahwa Tuan yang ada di depannya ini memiliki ilmu ukir yang jauh melebihi dirinya.

Bahkan hasil ukiran dari Tuan Arjuna bisa menyeret jiwanya ke dalam duna di dalam lukisan tersebut, serta menggambarakan sosok tokoh basukarno secara nyata di dalam lukisan tersebut.

Ki Ageng Purwanto hanya bisa menundkan kepalanya dan berucap, "saya mengaku kalah, ilmu anda bukan apa apa di banding dengan limu saya. Lukisam anda setara dengan lukisan suci, akan saya jaga sebagai pusaka keluarga."

Namun siapa sangka setelah Ki Ageng Purwanto selesai mengucapkan hal ini Arjuna mengambil lilin yang menjadi penerangan di meja jamuan tersebut dan langsung membakar lukisan tersebut tanpa sepatah katapun.

Blar!

Api langsung membakar daun lontar tersebut beserta lukisan basukarno yang kecewa di dalamnya.

"Sejak kapan saya mengatakan akan memberikan lukisan ini kepada anda?" Tanya Arjuna sambil tersenyum tipis.

1
Arman Jaya
sikat samsullllll
Hadi Pratomo
👍
Aqlul /aqlan
sudah 7jam lho nunggu lanjutanya saya...hhhh...pnsaran nich...
Aqlul /aqlan
wah wah wah...author mulai ngeluh nih...lnjut
Aqlul /aqlan
cihui...jos
Aqlul /aqlan
losss...
Dina Widiyanti
lanjut dong
Dina Widiyanti
lanjut dong ngk sbar
Rere Emon
semangat ka author😘
Arman Jaya
seru sekali.....lanjutkan...
Tini Nurhenti
maksude gmna ini thor,apa sebenere arjuna tuh da tau bakatnya thor ?? auw ah pusing awak /Facepalm/
mamamu
keren karyanya
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Gosh//Panic/
princess Halu
semoga saja gk ngilang ya thor
brajamusti
lanjuttttttty...... rame uyyy
brajamusti
iri kali boss editornya.. abis karya sampean banyak yg baca..
Tini Nurhenti
ohhhhh,mw di angkt ank /Facepalm/
Tini Nurhenti
gimna ini thor,toko brg antik ktnya warisan kakek dri ibunya thor,kok ini arjuna di angkt anak /Doubt/
bedul: Sumarsono yang mau angkat Arjuna jadi anak, bukan darno. tadi salah ketik.
total 1 replies
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm/ bella bella
Tini Nurhenti
bebas berimajinasi thor asal alurnya terarah gk sesat /Grin//Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!