Cakka Barani, seorang mahasiswa yang juga merupakan otaku yang berasal dari dunia modern, mendapati dirinya tiba-tiba saja terlempar ke dunia lain saat keluar dari kamarnya. Berkat pengetahuan yang dimilikinya, mampukah dia bertahan hidup di dunia baru yang penduduknya bertahan hidup mengandalkan sihir dan pedang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awaluddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Pedagang Misterius
Saat ini di pangkalan Shiratsuyu sedang terjadi kesibukan selama enam bulan terakhir akibat serangan monster yang terus menerus berdatangan setiap harinya. Kejadian seperti ini dulunya hanya terjadi sekali dalam sebulan, setidaknya sebelum kemunculan makhluk hitam pekat yang sangat mengerikan itu. Aku yang dikenal sebagai Luna sang Inferno tidak bisa berkutik di hadapan makhluk mengerikan itu, kita kesampingkan dulu mengenai Silica Ant yang merupakan musuh alami penyihir elemen api berkat tubuh mereka yang sangat keras dan tahan terhadap api yang mengepung kami sebelum makhluk itu muncul. Makhluk hitam pekat itu benar-benar sesuatu yang pantas disebut sebagai bencana berjalan, hanya dengan kehadirannya saja mampu membuat lima petualang Rank A dan tiga petualang Rank B takut setengah mati.
Berkat sihir elemen api dan angin yang aku miliki, aku dapat membuat badai api yang mampu membakar satu desa Goblin dengan sangat mudah. Sejak saat itulah aku mendapatkan julukanku itu. Namun saat ini, di Vallis Mortis, kami benar-benar kewalahan menghadapi serbuan monster setiap harinya. Berkat sihir pelindung yang terpasang di setiap pangkalan, biasanya monster tidak akan mendekat kecuali di saat-saat tertentu—ketika terjadi pelemahan terhadap sihir pelindungnya. Pelemahan hanya terjadi setiap bulan kehilangan cahayanya.
Situasi ini benar-benar aneh, beberapa minggu sejak kemunculannya makhluk hitam itu, monster terus saja berdatangan ke pangkalan saat siang hingga sore hari. Pasti hal ini ada hubungannya dengan makhluk itu.
Yang bisa aku lakukan di sini hanya membuat dinding api untuk menahan para monster agar tidak memasuki pangkalan, Darkuin, Theo, dan petualang yang lainnya juga berjuang keras untuk menahan serbuan monster yang tidak ada habisnya. Berkat adanya Albert yang membantai semua monster yang tidak mampu di tahan oleh petualang lain, korban dari pihak kami dapat diminimalkan.
Entah mengapa saat malam tiba, monster itu juga berhenti menyerang. Hal ini benar-benar menggangguku.
"Bukankah hal ini sangat aneh?"
"Yang kau maksud adalah tentang serangan monster ke pangkalan yang telah berlangsung selama enam bulan ini, yah." Sasa menjawab pertanyaanku dengan sambil menyantap makan malamnya.
"Bukan hanya itu, sejak kita bertemu dengan makhluk itu—ada banyak monster yang menyerang tempat ini saat siang hari. Tetapi ketika malam hari tiba, serangan mereka tiba-tiba terhenti."
"Kau benar, seakan-akan ada yang mengendalikan monster itu." Balas Theo.
"Jika benar seperti yang kau katakan itu, kenapa dia tidak memerintahkan untuk menyerang saat malam hari?"
"Ahhh benar kata Darkuin, bukankah aneh jika serangan mereka terhenti ketika malam hari?" Sahut Tia yang setengah mabuk.
"Besar kemungkinan mereka dikendalikan oleh Hjyuman."
"Kenapa kau berpikir seperti itu, Darkuin?" tanyaku penasaran.
"Yahhh... karena dia butuh istirahat saat malam hari makanya dia menghentikan serangan?"
"Kau serius berpikir seperti itu?"
Theo tidak habis pikir setelah mendengar jawaban dari apa yang dipikirkan oleh Darkuin. Kamu bertujuh menatap Darkuin dengan wajah kecewa, bahkan si kembar Nia dan Tia yang setengah mabuk dibuat sadar oleh jawaban Darkuin.
...***...
Sekarang sudah tujuh bulan berlalu sejak saat itu, dalam sebulan terakhir, tiba-tiba saja monster berhenti menyerang pangkalan. Hari-hari yang damai telah berlangsung selama sebulan di pangkalan ini, namun kedamaian ini terasa sangat mengganggu bagiku. Dan benar saja, tepat saat aku berpikir ada yang salah dengan suasana yang damai ini, tiba-tiba saja langit menjadi sangat gelap padahal saat ini masih tengah hari. Matahari seakan ditelan oleh sesuatu yang jahat, pasti itu ada hubungannya dengan makhluk hitam pekat itu.
"Keadaan darurat semua petualang dan kesatria diharapkan untuk berkumpul di depan gerbang pangkalan!!!"
Itu adalah pengumuman atau bisa disebut sebagai perintah dari Guild Master, dia menggunakan alat sihir yang bisa membuat suara penggunanya dapat terdengar dalam radius 500 meter untuk membuat pengumuman itu terdengar oleh para petualang dan kesatria kerajaan. Sejak Guild Master melaporkan makhluk itu ke Baginda Raja, dia mendapat otoritas sementara untuk memerintah seluruh kesatria yang ada di pangkalan ini.
...***...
Sudah tiga hari sejak kejadian langit gelap itu, para petualang dan kesatria bergiliran berjaga di depan gerbang pangkalan, namun tidak ada apa-apa yang terjadi setelahnya. Saat ini giliran kelompokku yang berjaga, Criss yang berada di atas menara penjaga dan memiliki mata yang sangat tajam di antara kami tiba-tiba saja berteriak.
"Aku melihat sesuatu sedang mendekat!"
Mendengar itu kami dengan sigap bersiap untuk bertempur, sementara itu—aku dan Dean dengan cepat melantunkan aria.
"Tunggu! Itu bukan monster, mereka adalah Hjyuman." Ucap Criss saat melihat sosok itu semakin mendekat.
Saat itu pula aku menangkap dua siluet di ujung bola mataku, mereka semakin mendekat kemari dan memperjelas wujudnya. Yang aku lihat pertama kali adalah sosok wanita yang begitu menawan, memiliki rambut putih panjang yang digerai, mata yang tampak seperti permata yang berkilauan, tubuhnya dibalut dengan pakaian berwarna hijau yang terlihat asing namun sangat menawan, tatapannya sangat dingin bagaikan es dari lautan jernih di negeri dingin, dan yang paling membuatku iri adalah sesuatu yang membuat pakaian yang dia kenakan tampak longgar yang membuat pria langsung tertarik begitu melihatnya. Kontras dengan wanita itu, orang yang berjalan di sampingnya adalah seorang pria dengan tampang yang biasa saja, dia mengenakan pakaian yang tampak seperti seorang pedagang, meskipun begitu dia memiliki rambut berwarna hitam yang belum pernah aku lihat sebelumnya, di belakang pinggangnya terdapat dua senjata yang terlihat seperti pedang pendek sedang disarungkan.
Hmm pria ini memberikan kesan seorang pedagang tetapi dia membawa senjata, apa-apaan maksudnya ini? Sementara itu, orang yang bersamanya terlihat seperti seorang ratu dari negeri yang jauh.
"Apakah ini sebuah kota?" Tanya pria itu.
Apa-apaan pria ini? Dari mana dia menyimpulkan kalau pangkalan ini merupakan sebuah kota?
"Tidak, ini merupakan sebuah pangkalan, bisa dibilang tempat ini merupakan sebuah tempat yang aman bagi para petualang untuk beristirahat di Vallis Mortis." Theo dengan tenang menjawab pertanyaan aneh dari pria itu.
"Vallis Mortis? Hey Yuki apakah lembah ini yang mereka sebut dengan Vallis Mortis?" Tanya pria itu ke wanita di sampingnya.
Jadi wanita itu bernama Yuki, yah. Nama yang aneh.
"Entahlah, aku tidak tahu nama dari tempat ini." Jawab wanita itu singkat.
"Kalau boleh tahu, siapa kalian berdua ini? Dari mana asal kalian? Dan apa tujuan kalian kemari? Jika melihat arah kedatangan kalian, aku dapat menyimpulkan bahwa kalian berasal dari selatan, bagaimana cara kalian datang dari tempat yang penuh dengan monster tanpa luka maupun goresan sedikit pun?"
Yang ditanyakan Theo sangat masuk akal, bagaimana mungkin ada orang yang bisa sampai ke tempat ini hanya dengan berdua saja, apalagi mereka datang dari arah selatan, itu artinya mereka tidak berasal dari kota melainkan berasal dari tempat terdalam Vallis Mortis.
"Ahh maaf atas ketidaksopanan kami, perkenalkan namaku adalah Yoru dan wanita di sampingku bernama Yuki. Kami adalah pedagang, kami datang dari negara yang berada jauh di selatan sana, kami datang kesini untuk menjual bijih logam hasil negara kami. Mengenai pertanyaan soal monster yang kau tanyakan itu, kami tidak bertemu satu pun dari mereka dalam perjalanan kami." Pria itu menjelaskan.
"NEGARA KATAMU!? JAUH KE SELATAN DARI SINI TERDAPAT SEBUAH NEGARA KATAMU!?"
Serentak kami semua yang berada di sini terkejut mendengar pernyataan tidak masuk akal dari pria yang bernama Yoru itu. Mendengar hal itu, kami pun membawa mereka berdua ke hadapan Guild Master untuk dimintai penjelasan lebih lanjut.
Mereka berdua memiliki nama yang aneh, terkesan seperti berasal dari negeri asing. Apakah benar jauh di selatan terdapat sebuah negara?